Ya, jadi begitu.
Hanya satu kata yang ada di benakku.
Bahaya
“Engh.. maaf sebelumnya, tapi saya benar-benar lapar. Makanya saya berniat meminjam roti tadi, tapi saya janji kok lain kali saya akan menggantinya,” aku berkata dengan gugup, mengganti kata ‘mencuri’ dengan ‘meminjam’ berharap mereka segera mengerti.
Namun sepertinya, takdir sedang benar- benar menghukumku. Mereka sama sekali tidak menjawab apapun, bahkan sekarang salah satu dari mereka memegang lengan kanan atas ku dengan kencang. Sangat kencang.
Aku meronta dengan keras sambil menahan ringisan ku. Karena serius, orang itu seperti hendak mematahkan lengan ku.“Iya saya pergi aja! Kalau gak mau minjemin rotinya yaudah, tapi jangan sampai niat banget mau matahin lengan saya gini dong!“ melotot galak kepada mereka, sekarang tangan dan kaki ku ikutan memberontak, menendang dan mencakar apa saja yang dapat dijangkau.
Lalu, setelahnya terjadi dengan cepat. Seorang pemuda dengan penampilan berantakan muncul –loncat– dari atas kios, dan langsung menendang ketiga orang berbadan besar tadi hingga jatuh tersungkur. Sontak saja aku langsung mengusap lenganku yang tadi di cengkram oleh salah satu dari mereka. Biru. Mereka emang niat mau matahin lenganku sepertinya.
“Hei,” suara berat pemuda tadi membuatku tersentak lalu menatapnya.
Dan, tiba-tiba dia melemparkan sebuah bungkusan kearahku lalu dengan refleks aku menangkapnya.
“Untukmu.” Lalu, setelah mengatakan itu ia pun pergi berlari lalu loncat ke sebuah dahan pohon – yang aku pun tidak tahu kapan munculnya– di pinggiran kios.
Aku memerhatikannya lama sampai dia tak terlihat lagi dalam pandanganku. Tadi… dia bicara padaku? Astaga! Kukira semua orang disini tak bisa berbicara. Tunggu, tadi dia bilang untukku? Sontak perhatianku langsung teralih pada bungkusan yang tadi dilempar pemuda itu padaku.
“Roti….” Gumamku melihat isi bungkusan itu.
Haruskah aku berterima kasih pada pemuda tadi?
“Oke, tuan tanpa nama terima kasih telah memberiku harta karun yang sangat berharga ini “ batinku.
***
Salam, ToGe🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRIFICENTIA
Fantasy"Kau tau? Bisa saja semua yang ada dan terjadi disini hanya ilusi belaka, ilusi yang diciptakan otak demi memenuhi keinginan pribadimu yang tidak terpenuhi didunia sana," - Raeger ***** Tentang sebuah kota dengan misteri terbesar didalamnya. Tentan...