Stepbrother
G & I Story
Jadi, aku menyukai seseorang.
Biasa saja, pikirmu.
Hmph. Aku harap juga begitu. Hanya saja, kami berdua cowok.
Khe. Sudah kuduga ekspresimu akan begitu. Aneh, aku tahu. Itu belum bagian terburuk, percayalah.
Dia saudaraku.
Bukan kandung, tentu saja. Tapi tetap membuat rasa sukaku semakin ilegal kan.
Dan kau tahu? Aku sangat, sangat, sangat, menyukainya. Apa yang harus kulakukan? Ini nggak seperti siapapun bakal siap menerima pernyataan cinta saudara tirimu yang lebih tua, sesama gender pula.
Dan bagian terburuk? Dia membenciku.
Sangat benci. Sangat. Mungkin hingga dia ingin membunuhku. Kurasa itu adil. Aku begitu menyukainya sampai rasanya ingin mati saja.
Dan kau pikir aku mendramatisir keadaan. Hei, kalau bisa, aku juga nggak ingin punya perasaan seperti ini padanya. Tapi sekali lagi, apa hidup pernah adil? Enggak. Dan aku pasti seorang masokis karena tiap rasa bencinya bertambah, semakin jatuh pula aku pada pesonanya.
Menyebalkan sekali.
Seperti sekarang.
"Sudah kubilang jangan menyentuh barang-barangku, brengsek!"
Teriakan itu membahana, membuatku terkekeh sambil menahan sakit. Untuk ukuran cowok yang tingginya cuma sedaguku, Ichiro lumayan kuat. Mungkin gara-gara dia kurus, maka dari itu rasanya seperti dihantam tulang alih-alih kepalan. Aku bangkit susah payah, melihat sosoknya yang berdiri terengah dengan mata menyala.
Jantungku berdegup. Pfft, sialan, ini bukan waktunya terpesona.
"Ichi, Ichi, Ichi," aku menggelengkan kepala, merasakan cairan hangat di dalam mulutku dengan rasa tembaga. Bibirku juga pasti bengkak. Bocah sialan. "Mungkin kau harusnya memberi label nama untuk tiap benda~"
Ichiro menggeram rendah, entah karena aku memanggil dengan panggilan yang nggak pernah dia suka atau karena apa. Di tangannya, sebuah handuk berwarna biru muda ia cengkram erat-erat. Jangan salahkan aku yang mengira itu milikku. Salahkan ibu Ichiro yang berasumsi kami berdua bisa makin akur dengan membelikan barang-barang serupa. Memang kami kembar?
"Kau... menjijikkan," Ichi menggertakkan gigi. "Aku tak sudi memakai benda yang telah kau sentuh!" dan dia melemparkan handuk tersebut tepat ke arah mukaku, sebelum membanting pintu dan pergi begitu saja.
Aku hanya mengulum senyum, miris. Ayahku telah menikah dengan ibu Ichiro selama enam bulan, tapi selama itu pula dia belum bisa akur denganku. Aku paham dia masih marah karena ayahku menggantikan posisi ayahnya, tapi hei―kenapa dia malah melampiaskan semuanya padaku sih? Aku mengerti dia tidak ingin menyakiti ibunya dengan membenci ayah, tapi ayolah. Kenapa aku??
KAMU SEDANG MEMBACA
alphabets [in ed.]
Romance13 kisah 26 jiwa dalam menemukan pasangan mereka di waktu, tempat, dan semesta yang berbeda. /𝘴𝘩𝘰𝘳𝘵 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴/ /peringatan konten dewasa untuk tema lgbt, bahasa kasar, darah, kekerasan, penyakit jiwa, trauma, 𝘵𝘳𝘪𝘨𝘨𝘦𝘳 𝘸𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨...