Chapter 7.0: Aku Percaya Bahwa...

5.4K 388 18
                                    

Another update!

Oke, sebelum mulai, seperti biasa penjelasan dulu untuk chapter kali ini. Intinya, isi ceritanya sudah mulai ke arah anu atau smut. Karena nulis smut ini biasanya gue tulis panjang, jadi dibagi menjadi 2 bagian. Kali ini gue update bagian kesatu dulu ya, bagian kedua sedang proses translasi. Biar greget, biar gemes jadinya pas nunggu update bagian keduanya haha. (Semoga ya bikin greget 😋)

Anyways, terima kasih sudah membaca cerita ini. Walaupun votes untuk cerita ini sedikit, tapi yang paling penting adalah comments. Karena, believe it or not, komen dari pembaca itu membantu untuk seorang penulis supaya terus semangat melanjutkan ceritanya. Hehehe.

Please enjoy! 😁

*_*_*_*_*

"Aku percaya bahwa kita bisa melewati semua rintangan selama kita selalu bersama..."

(Bagian Satu)

-

Namjoon tak merasa begitu baik hari ini dan ia tak bisa fokus dengan pekerjaannya. Ia masih memikirkan tentang percakapannya dengan Seokjin kemarin malam. Namjoon sempat termenung dan itu membuat semua orang pun khawatir. Pak Min Yoongi pun tak mengerti mengapa Namjoon mendadak menjadi orang yang berbeda, karena kemarin ia baik-baik saja. Pak Min terus memperhatikan Namjoon dari ruangannya, lewat dinding kaca yang memisahkan ruangannya dengan para karyawan.

Kadangkala, Namjoon beranjak dari tempat duduknya, tiba-tiba menghilang, dan kemudian kembali dengan secangkir kopi hitam di tangannya. Ia terus mengulangnya sampai Namjoon, mungkin sudah menghabiskan 3 cangkir kopi. Itu sedikit mengganggu Pak Min, karena ia takut jika Namjoon sedang ada masalah. Mungkin saja Namjoon butuh liburan atau cuti untuk menyegarkan pikirannya. Ditambah, ia memberikan Namjoon pekerjaan yang lumayan banyak.

Panggilan tiba-tiba dari Pak Min membuat Namjoon sedikit gugup. Ia takut jika Pak Min akan menanyakan perihal apa yang sedang terjadi dengannya atau mungkin ia telah membuat kesalahan di laporan yang ia buat. Hoseok dengan otomatis menoleh ke arah Namjoon ketika anak itu beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi menuju ruangan Pak Min. Itu pun membuat Hoseok khawatir dengan apa yang akan terjadi kepada Namjoon, karena ia yakin bahwa Pak Min sudah memperhatikan Namjoon dari ruangannya. Ketika Namjoon masuk ke ruangan, Pak Min sudah memberikannya senyuman dan mempersilahkan dirinya duduk.

"Joon...maaf saya harus memanggilmu," Pak Min berkata sementara Namjoon menganggukkan kepalanya pelan, "Saya tahu ini bukan urusan saya, tetapi apakah kau baik-baik saja? Saya lihat, kau sering melamun di meja kerjamu. Aku hanya khawatir jika ada sesuatu yang mengganggumu."

Pak Min adalah bos yang hebat dan ia selalu memikirkan para karyawannya. Tak heran semua orang menyukainya karena kebaikannya. Namjoon tak bisa menghindari pertanyaannya karena Pak Min begitu baik terhadapnya dan juga ia adalah teman baik Seokjin. Sama sekali tak ada jalan lain.

"Maaf, Pak. Beberapa hal terjadi akhir-akhir ini, jadi banyak hal di kepala saya. Tetapi, saya berjanji, saya akan baik-baik saja." Namjoon berusaha untuk meyakinkan bosnya dan ia tak pernah ingin membuat Pak Min kecewa. Ia pun akan merasa kecewa akan dirinya.

"Joon, kau adalah karyawan terbaikku dan saya tak bisa melihatmu seperti ini. Maksud saya, kau harus lebih fokus dengan pekerjaanmu. Tinggalkan masalah pribadimu sementara, ya?"

(M / NC 18+) What Is Love Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang