Di abaikan mungkin sudah biasa dalam kamus seorang Choi Yomi. Bukan hal yang harus dibanggakan karena terbiasa di abaikan seorang Lee Jihoon yang tidak bisa di ganggu sama sekali kalau sudah berada di dalam studio kesayangannya.
Wanita dengan rambut sebahu itu akan menghubungi Jihoon ketika jam makan siang dan juga pada malam hari. Walaupun dirinya sangat tahu bahwa pesan pesan singkat itu tak akan di apik oleh pria dengan status kekasihnya itu.
Sudah seminggu sejak di Jeju. Yomi dan Jihoon sibuk dengan urusannya masing masing. Kembali kerutinitas, Yomi sudah bekerja di sebuah perusahaan media terbesar di Seoul sebagai editor bahasa. Ia baru saja mendapatkan pekerjaan ini berkat rekomendasi dari dosen tempat ia kuliah dulu.
"Ingin mencoba Americano di kantin bawah?"tanya seseorang dengan rambut yang disisir rapi kebelakang dengan senyuman yang manis, Hong Jisoo. Teman kantor yang pertama kali menyapa Yomi di awal ia masuk perusahaan ini. Ia lebih tua satu tahun dari Yomi.
Yomi yang sedang menatap layar monitor itu mengubah atensinya ke pria itu, "Sepertinya tidak untuk saat ini, aku sedang ada kerjaan yang harus segera aku selesaikan hari ini juga."
"Oh, baiklah aku akan mengajakMinki saja." Jisoo menepuk bahu Yomi pelan, "Jangan terlalu lelah bekerja Yomi-ya," lanjutnya.
~~~∆∆∆
"Apa aku harus kerumahnya? ini sudah tiga hari setalah ia sibuk dengan lagu baru dan berkutat di studionya. Apa perlu aku chat dulu ya? Ah lebih baik langsung pergi saja kerumah Jihoon. Mengirim chat ke pria itu sama sekali tidak akan dihiraukan hanya membuang tenagaku saja untuk mengetiknya." Yomi sibuk berkutat sendiri dengan pikiranya.
Sepasang sepatu asing terlihat di rak sepatu, ketika Yomi menutup pintu rumah rumah Jihoon. Yomi sudah punya serap kunci rumah itu, jadi ia bisa masuk sesuka hatinya tanpa harus membunyikan bel. Jihoon juga yang memberikan kunci itu dengan alasan ia tak ingin diganggu saat sedang fokus dengan alat alat kesayangannya di dalam sana.
Sepatu berwarna pnk itu menarik perhatiaannya sedari tadi. Menimbulkan banyak pertanyaan di benaknya. Dengan hati – hati wanita itu menuju lantai atas tepatnya keruangan studio Jihoon.
"Kau seharusnya melakukanya seperti ini, kau harus rileks," jelas Jihoon pada seseorang didalam sana. Yang tentu saja tak dapat didengar oleh Yomi yang berada diluar studio
Wanita itu melihat dari kaca yang langsung berada di ruangan pria itu. Yomi memicingkan matanya ketika melihat adegan dimana Jihoon memegang kedua bahu wanita yang ada didalam sana, tepatnya yang sedang duduk berhadapan dengan Jihoon.
Wanita itu menggelengkan kepalanya menepis pikiran negatif dengan apa yang baru saja ia lihat. Jihoon dengan wanita itu hanya patner kerja kan? Ya setidaknya ia harus berpikir seperti itu.
Yomi memilih untuk duduk di luar menunggu Jihoon yang sepertinya juga akan selesai. Walaupun hatinya gondok tapi ia harus tetap berpikir positif.
Mendengarkan lagu tidak buruk pikirnya selagi menunggu orang yang ada di dalam sana. Sudah lima belas menit berlalu Yomi yang lelah tertidur disofa dengan earphone yang masih menempel di telinganya.
~~∆∆∆
Wanita yang berada di dalam bersama Jihoon tadi pamit pulang. Jihoon menyuruh wanita itu untuk menutupi pintu rumahnya karena pria itu tidak bisa mengantarkanya sampai dengan pintu rumah.
Wanita dengan rambut hitam bergelombang dengan tumbuh mungil, terlihat bingung ketika menemukan wanita yang terlelap di sofa dengan posisi duduk. Dengan cepat wanita itu kembali memasuki studio Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOOK II] The Cutie Producer ✔️
FanfictionKelanjutan cerita dari The Cutie Producer. Cerita saling berhubungan, ada baiknya membaca The Cutie Producer yang pertama dulu agar tau jalan ceritanya. ^^ started 171002🌸 Ended 180202🌸