Chapter 3. Bad Luck

19K 1.9K 321
                                    

Hola, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, jangan siders 😂.

***

Evelyn tak habis pikir, bagaimana dia bisa kembali lagi bertemu dengan laki-laki itu. Setelah kejadian malam di club juga saat di cafe, Evelyn sangan yakin dengan kesimpulannnya bahwa laki-laki yang entah siapa namanya itu benar-benar sosok bastard yang penuh percaya diri.

Entah apa yang di banggakannya dengan tampang yang menurut Eve bukan seleranya, tampang arogan, tatapan mesum juga ucapan yang tak terkontrol selalu bisa membuat Eve meledak hanya karena melihatnya saja. Ya, menurut Eve, tindakannya menyiramkan kopi saat itu sudah sangat tepat mengingat ucapan Dixon yang sudah keterlaluan menilai tubuhnya.
Hell, siapa yang tidak marah jika tubuhmu di nilai orang lain bahkan menghinanya karena ukuran...

Evelyn memijit pelipisnya yang terasa berdenyut ingin meledak setiap mengingat kembali kalimat yang Dixon lontarkan. Gadis itu bahkan sampai mengabaikan seseorang di depannya karena terlalu asik dengan pemikirannya sendiri sejak tadi.

hallo.”

Evelyn tersentak saat Grace melambaikan tangan di depan wajahnya. “ah, maaf. Apa tadi yang kau bicarakan?”

Grace memutar bola matanya lalu menatap Evelyn dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada. Gadis itu memberikan tatapan menyelidik pada Evelyn yang sudah jelas bahwa Grace meminta penjelasan.

what? Aku hanya sedang memikirkan beberapa hal tidak penting, Grace. Berhenti menatapku seolah aku ini buronan!” ucap Evelyn.

“oh ya?” sahut Grace dengan nada tidak percaya tentunya. “sejak kapan seorang Evelyn peduli terhadap masalah tidak penting sampai harus memikirkannya dengan ekspresi terbebani seperti itu? C’mon, aku memang belum lama mengenalmu, tapi aku sudah cukup hafal dengan karaktermu!”

“jadi, kau ingin aku menjelaskan apa yang aku fikirkan?”

“tentu saja! Kita sudah seperti saudara sejak kita saling mengenal, jadi apapun masalah yang kau hadapi kau bisa berbagi denganku,” ucap Grace tulus.

“ah, kau baik sekali Grace, aku terharu.” Evelyn memeluk Grace dari samping yang membuat gadisitu langsung mendorong Eve dan memberikan tatapan garangnya.

“hanya kekasihku yang boleh memelukku seperti itu, Eve!”

Seketika Evelyn terkikik geli mendengarnya. “benarkah? Bukankah kau sering melakukan pemotretan dengan model laki-laki? Apa kau lupa jika banyak adegan yang mengharuskan kalian saling menempel?” goda Eve.

shut up! Itu karena aku ingin bekerja secara profesional, berbeda jika kau yang memelukku! Uh, aku takut akan segera beredar rumor bahwa aku tidak normal jika paparazi sampai tahu kelakuanmu padaku.”

Evelyn berdecak kesal, ini bukan hal baru bagi Eve untuk mendengarkan ocehan Grace. “well,terserah kau saja.”

Grace menatap Eve yang beranjak dari duduknya untuk mengambil makanan ringan yang selalu Eve simpan di lemari es. Saat ini mereka berada di apartemen sempit dimana Evelyn tinggal, tempat antara dapur dan ruang tv tidak memiliki sekat berarti sehingga aktivitas di dapur bisa di lihat dengan jelas dari ruang tv yang sebenarnya juga ruang tamu,begitupun sebaliknya.

“jadi, apa masalah yang kau fikirkan?”

Eve kembali duduk di samping Grace dengan beberapa makanan ringan yang ia bawa. “sebenarnya, aku...”
Evelyn menggantungkan ucapannya yang membuat Grcae tidak sabar.

“jangan bilang kau sedang hamil.”

Evelyn melotot mendengar ucapan Grace. “tentu saja tidak! Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?”

Grace mengedikkan bahunya. “itukan bisa saja terjadi, tapi kemungkinannnya memang sangat kecil mengingat kekasih saja kau tidak punya, bahkan aku curiga kau belum melepaskan first kiss-mu sampai saat ini.”

Kalimat terakhir Grace berhasil membuat Evelyn tersedak. “kau tidak perlu mengatakan hal itu Grace!”

Oh, Tuhan. Dari sekian banyak pembahasan kenapa Grace harus membahas tentang first kiss yang sebenarnya adalah pangkal dari maslah yang membebaninya? Ya, mungkin hanya Eve yang terbebani karena sudah jelas laki-laki yang mencuri first kiss-nya tidak mengingatnya sama sekali. Damn! Kenapa hal ini kembali membuat Eve kesal?!

Evelyn menghembuskan nafasnya kasar. “apa yang akan kau lakukan jika kau bertemu orang asing yang...yang mengganggumu?”

“mengganggu seperti apa? Apa dia menguntitmu?”

Evelyn terlihat berfikir sejenak, mungkinkah laki-laki itu menguntitnya dan pura-pura tidak mengingatnya? Bisa saja itu terjadi mengingat dengan sangat pasnya mereka bertemu dan laki-laki itu menghampirinya.

“aku tidak yakin dia mengikutiku, tapi itu mungkin saja, kita bertemu dengan situasi yang seperti di rencanakan,tapi aku tidak tahu apakah pertemuan kami hanya ketidak sengajaan.” Jawab Evelyn yang nyatanya membuat Grace semakin tak mengerti.

“aku tahu kau sudah menggunakan bahasa yang sederhana, Eve. Tapi bisakah kau menjelaskan padaku dengan lebih jelas? Kalimatmu itu sulit untuk ku pahami. Kau tak yakin dia mengikutimu, tapi kau merasa diikuti padahal bisa saja kalian bertemu karena tidak sengaja.”

My Bastard LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang