Chap 5

6.3K 845 47
                                    

Hari sabtu pagi. Yunho hanya berbaring di kamarnya,ia tampak tengah memikirkan sesuatu. Yunho kembali mengingat saat dirinya makan malam bersama keluarga Kim. Ketika berjalan pulang ia dihampiri Hangeng dan mengatakan jika ia sangat berharap banyak pada Yunho agar bisa mengubah putranya.

'Kau tau kan bagaimana sikap Jaejoong nak Yunho? Karena kau adalah gurunya disekolah dan calon suaminya. Tolong didik dia agar lebih disiplin. Tidak apa-apa jika memang kau harus menghukumnya.'

Begitulah ucapan Hangeng saat itu.

'Kenapa harus aku? Mendidik Jaejoong itu seperti mengukir sebuah batu agar bisa menjadi patung. Sangat susah.' Batin Yunho.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia melihat siapa yg menelepon. Mengernyit heran, ia tetap mengangkat telepon itu.

"Yeoboseo."

"Kau dimana?"

"Dirumah. Tumben kau menghubungiku."

"Kau merindukanku? Berharap aku menghubungimu?"

"Menjijikkan. Ada ap-"

Braaakkk..

Pintu kamar Yunho terbuka lebar, menampilkan wajah Changmin yg tersenyun sejuta watt dengan ponsel yg masih menempel di telinga.

"Hah.. sejak kapan kau disitu?" Yunho kaget.

"Sejak tadi Yunhoku sayang. Aku merindukanmu." Changmin merentangkaan tangan siap memeluk Yunho. Yunho berlari menghindar.

"Dasar menjijikkan. Wajahmu tidak cocok ber'aegyo." Yunho memperagakan orang muntah.

"Tega sekali. Aku jauh-jauh datang untuk bertemu denganmu." Changmin ngambek, dia manyun lalu duduk di ranjang Yunho.

"Katakan saja apa maumu?" Yunho sudah hafal. Jika Changmin kesini, pasti ada maunya.

Changmin tersenyum lebar. Sangat lebar, bersyukur memiliki sahabat yg pengertian seperti Yunho.
"Aku mau minta tolong. Temani aku mencari hadiah untuk Kyunie. Hari ini dia ulang tahun."
Yunho memutar bolamatanya malas. Tapi otaknya berfikir cepat, seringai tipis tercetak di bibirnya.

"Baiklah, tapi ini tidak gratis."

Changmin yg awalnya tersenyum langsung cemberut mendengar ucapan Yunho.

"Apa aku harus membayar?"

"Bukan dengan uang, aku mempunyai masalah. Berikan aku sedikit solusi." Yunho duduk di samping Changmin.

"Katakan Dude. Apa ini masalah gadis?"

Yunho tersenyum.
"Aku sekarang menjadi Guru dan wali di sekolah milik Appa. Awalnya saat itu aku hanya ingin mengunjungi sekolah itu. Tapi kau tau aku malah bertemu dengan siswa yg tidak bisa diatur. Ia berlari menghindari Guru yg memergokinya terlambat dan ingin masuk kelas diam-diam. Saat aku mencegatnya, ia malah menggigit tanganku-"

"Waooo.." Changmin memotong ucapan Yunho. Ia terlihat kagum.
"Ia orang pertama yg berhasil menggigitmu."

"Dengarkan dulu. Bukan itu masalahnya." Yunho kembali bercerita.
"Aku menggantikan wali kelasnya dan kau tau apa yg lebih parah?" Yunho menatap Changmin. Changmin hanya menggeleng penasaran.

"Appanya dan Appaku bersahabat dan kami dijodohkan." Mulut Changmin menganga tak percaya.

"Kau menerimanya?" Ia sangat tau sahabatnya ini sudah dijodohkan lebih dari lima kali dan ia selalu menghancurkan semuanya di pertemuan pertama.

Yunho mengangguk.
"Aku berfikir itu cara yg tepat agar ia bisa takluk dan bisa sedikit disiplin apalagi Appanya meminta tolong padaku dengan pandangan memohon. Aku tidak tega."

Homeroom TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang