Chap 6

6.4K 819 30
                                    

Jaejoong mendengus kesal saat dilihatnya Yunho sudah di depan rumahnya untuk menjemput dirinya. Ia jadi menyesal menyetujui dimajukannya tanggal pernikahannya kemarin. Yunho semakin meminta yg aneh-aneh, ia ingin mengantar jemput Jaejoong yg langsung disetujui dengan senang hati oleh Heechul.
Bagaimana Jaejoong bisa menolak jika tatapan Heechul sangat seram kemarin?

Jaejoong berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya. Ia dengan berat hati masuk ke dalam mobil Yunho. Begitu masuk ia melihat Yunho tersenyum pada dirinya.
'Kenapa dia jadi aneh sekali?' Batin Jaejoong, tapi ia tak mau ambil pusing. Jaejoong langsung duduk di samping kemudi tanpa membalas senyuman Yunho.

Mobil tak kunjung berjalan setelah beberapa menit, Jaejoong yg merasa aneh menoleh kepada Yunho. Baru saja ia ingin bertanya, Yunho malah mendekatkan tubuhnya pada Jaejoong. Semakin lama, semakin dekat, itu membuat Jaejoong gugup. Ia mencoba menghindar dengan memundurkan tubuhnya. Jaejoong menutup mata saat merasakan terpaan nafas Yunho di pipinya.

Sret.

Yunho memakaikan Jaejoong sabuk pengaman, kemudian langsung kembali ke tempatnya. Sebenarnya ia ingim sekali tertawa melihat ekspresi Jaejoong tadi. Tapi ia tahan karena tak ingin Jaejoong marah. Jaejoong membuka matanya, ia melihat sabuk pengaman yg kini terpasang di tubuhnya.

"Kenapa kau lakukan ini padaku?" Jaejoong menatap Yunho.

"Melakukan apa?" Yunho malah menatap Jaejoong dengan watadosnya.

Jaejoong tidak menjawab apapun, ia mendelik pada Yunho kemudian menatap keluar jendela.
Sedangkan Yunho tertawa tanpa suara melihat Jaejoong.

'Tahap 2. Aku bisa melihat wajah malunya saat kugoda sedikit.' Batin Yunho tersenyum.

Jaejoong menutup wajahnya dengan tas. Ia tak kunjung keluar dari dalam mobil Yunho.
'Dasar brengsek. Aku sudah menyuruhnya untuk menurunkanku tadi. Ia pasti sengaja membuatku malu.' Batin Jaejoong marah.

"Jae. Kau tidak turun?" Yunho juga sama tidak turun dari mobil. Ia ingin menggoda Jaejoong lagi.

"Dasar Ahjussi jelek. Aku tidak berani turun. Aku malu." Wajah Jaejoong memerah malu. Yunho melihat itu tersenyum lembut.

"Mau aku bukakan pintu?" Jaejoong makin melotot marah pada Yunho. Ia tidak mengatakan apapun kemudian turun dari mobil dengan masih menutup wajahnya.

Yunho juga ikut turun, seluruh perhatian siswi langsung teralihkan saat melihat Yunho keluar dari mobilnya. Mereka berteriak tidak suka saat melihat idola mereka kini merintih kesakitan setelah sebelumnya Jaejoong menginjak kaki Yunho tanpa ampun.

"Dasar jelek. Jung Yunho sial. Ahjussi jelek. Aaarrgghhh..." Junsu mengernyit mendengar umpatan yg keluar dari bibir mungil Jaejoong. Barusaja ia mendudukkan pantatnya di bangkunya, ia sudah mengeluarkan umpatan yg ditujukan pada guru tampan se-dongbang itu.

"Jae. Kau kenapa?"

"Suie. Aku harus bagaimana?" Hanya itu jawaban Jaejoong yg membuat Junsu semakin bingung.

"Kau punya masalah? Coba ceritakan." Junsu menatap Jaejoong serius.

Jaejoong terlihat ingin menangis. Ia bimbang untuk cerita atau tidak pada Junsu.
'Bagaimana ini? Apa aku harus bilang seperti ini, Junsuie Jung Songsaenim sebenarnya adalah kekasihku dan kami akan segera menikah.' Jaejoong menggelengkan kepalanya ketika bayangan dirinya diserbu para siswi disekolah berputar. Ia tidak ingin seperti itu.

Junsu semakin cengo melihat Jaejoong.

Yunho berjalan pincang menuju ruang guru. Begitu masuk, Ahra segera menghampiri Yunho dengan wajah cemasnya.

"Jung Songsaenim anda kenapa?" Hanya Ahra yg memanggil Yunho, Jung songsaenim. Yg lain memanggil Yunho 'Tuan'.

"Tidak apa-apa Ahra-ssi." Yunho tersenyum.

"Apa ini ulah salah satu siswa disini?" Tanya Ahra sok perhatian.
'Senyumnya~. Aku harus bisa mendapatkannya.' Batin Ahra licik.

"Tidak. Aku hanya terjatuh tadi." Yunho berusaha menghindari Ahra. Ia langsung duduk dibalik mejanya dan berpura-pura sibuk dengan buku.

***

Sedikit bersyukur karena hari ini tidak ada pelajaran matematika di kelasnya. Mood Jaejoong menjadi sedikit baik. Jam istirahat ini, ia memutuskan makan di kantin bersama Junsu. Tapi sedari tadi ia tidak tenang karena merasakan tatapan para siswa padanya. Sedangkan siswi yg ada disana menatapnya dengan marah. Ia meringis pelan melihat delikan tajam siswi di meja sebelahnya. Tapi ia mencoba cuek dan memakan makanannya.

Tiba-tiba suasana kantin berubah. Para siswi menatap ke arah pintu masuk kantin dengan mata melotot terkejut. Bahkan ada diantara mereka yg tersedak kuah makanannya atau minumannya. Namun Jaejoong tetap cuek. Ia tidak ingin menoleh ke belakang melihat siapa yg datang. Toh itu bukan urusannya.

Pukk.. puk..

Hampir saja Jaejoong menyemburkan makanan yg sedang dikunyahnya saat ia merasakan kepalanya ditepuk pelan. Ia menoleh ke belakang melihat Yunho yg tersenyum padanya.

"Kenapa tidak mengajakku makan?" Yunho langsung duduk disamping Jaejoong tanpa izin.

"Kenapa kau kesini? Bukankah guru makan diruangannya?" Jaejoong nampak kesal.

"Kenapa? Apa aku tidak boleh kesini?" Yunho mendekatkan tubuhnya pada Jaejoong. Ia berbisik di telinga Jaejoong.
"Aku merindukanmu calon istriku." Bisiknya.

Wajah Jaejoong memerah marah. Tapi itu terlihat imut di mata Yunho.
Ia menggertakkan gigi kesal.

"Junsuie. Aku ke kelas duluan." Tanpa membalas ucapan Yunho. Jaejoong berdiri hendak menuju kelasnya. Tapi tangannya ditahan Yunho.

"Kau mau kemana?"

"Lepaskan tanganku Jung." Jaejoong menyentak tangannya sampai terlepas. Ia langsung berlari keluar kantin.

Dan itu semua tidak luput dari pandangan semua siswa dan siswi yg ada di kantin.

***

Bel pulang berbunyi. Namun Jaejoong masih betah diam di kelasnya. Ia bahkan tidak memasukkan bukunya kedalam tas. Ia ingin menghindari Yunho.
'Biarkan saja si Jung itu pulang duluan.' Batinnya.

"Jae, kau tidak pulang?" Junsu bangkit bersiap pulang .

"Kau pulang saja duluan Suie." Jaejoong merebahkan kepalanya.

"Pulang bersamaku saja." Jaejoong mendongakkan kepalanya saat mendengar suara orang yg dihindarinya kedua Yoochun. Ia melirik Junsu yg menatap Yoochun lekat.

"Aku akan dijemput sebentar lagi." Ia segera membereskan bukunya. Dan benar saja tepat saat Jaejoong selesai memasukkan bukunya dalam tas, Yunho datang ke kelasnya.

"Jung Songsaenim, Ayo kita pulang." Jaejoong segera berlari menghampiri Yunho yg sekarang tampak bingung dengan sikap Jaejoong.

Ia menyeret Yunho keluar dari kelasnya.

"Ada apa denganmu?" Yunho masih bingung.

"Terimakasih sudah menyelamatkanku Yun." Ucap Jaejoong tulus.

"Baiklah, tapi aku ingin imbalan." Jaejoong berhenti mendengar ucapan Yunho.

"Kau ingin aku membayarnya?"

"Bukan." Yunho mendekatkan wajahnya.

Cup.

Ia mencium lembut kening Jaejoong.

'Tahap ke 3 dari Changmin. Cium lembut keningnya.' Batin Yunho. Ia menatap wajah Jaejoong yg sekarang memerah malu.

Homeroom TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang