🌼00(2) - a w a l

136 63 92
                                    

   Hari ini aku bermain ayunan, kebiasaan biasa dari kecil yang sudah lama tak ku lakukan untuk mencegah keluarnya air mata yang jarang bisa berhenti.
   Tanpa sadar aku telah memanggilmu, sebanyak 3 kali.
   Tetapi mengapa kamu tidak muncul juga?
   Hahaha.
____________________________

5 tahun yang lalu. . .

   Aku adalah Nastya Carrisa Mahven. Anak tunggal di keluarga Mahven yang dari kecil sudah diperlakukan istimewa oleh pelayan di rumah. Hal itu tidak membuatku merasa bahagia sama sekali. Apalagi setelah mengetahui jika alasan selama ini mereka melakukannya adalah karena kasian melihatku.  Itu membuatku patah hati untuk kesekian kalinya, tetapi bukan patah hati karena jatuh cinta atau apapun itu karena sejujurnya sampai saat ini aku tidak pernah mengalami jatuh cinta.

   Jujur saja, aku merasa sangat iri.
   Aku iri melihat anak sebayaku dapat bermain dengan yang lain tanpa merasa terusir karena perbedaan yang sangat mencolok.
   Aku iri melihat anak sebayaku dapat ngobrol atau bermain dengan orang tua mereka, karena aku sendiri jarang melihat orang tua di rumah.

   Orang tuaku selalu sibuk bekerja, sehingga membuatku lebih dekat dengan pelayan di rumah daripada orang tua sendiri.
   Aku takut mereka terus menerus bekerja hanya karena tak ingin melihatku, melihat diriku yang paling berbeda di keluarga ini dan membuat mereka malu.

   Aku sama seperti anak lainnya yang tak tahan jika hidup sendirian, aku sangat ingin memiliki teman.
   Apa gunanya memiliki banyak mainan jika tak ada teman untuk diajak bermain bersama?
   Apa gunanya memiliki banyak benda berharga jika tak ada teman untuk diajak bertukar?
   Apa gunanya memiliki kamar tidur yang luas jika tak ada teman untuk diajak pesta piyama?
   Aku hanya butuh teman, teman untuk membagi kasih sayang.

   Aku, Nastya Carrisa Mahven.
Mayat hidup yang masih merasakan kesepian sampai detik ini karena penyakit aneh.

   Saat ini aku sedang bermain ayunan karena guru home schoolingku sudah pulang lebih cepat. Apalagi sekarang cuaca sedang tidak memperlihatkan sinar mataharinya jadi aku dapat bermain di halaman rumah sepuasnya, dengan pengawasan beberapa pelayan tentunya.

   Tiba-tiba ada suara langkah kaki di depanku. Yang pasti dia adalah orang asing karena aku tidak pernah mendengar orang menapakkan kaki sekeras itu, sengaja mungkin? Tetapi aku tak tau bagaimana bisa dia masuk ke rumah ini karena pak satpam susah diajak kompromi. Aku saja tidak bisa kabur dari rumah karena pak satpam menyebalkan itu.

   "Kamu manusia?", tanyanya dengan aneh, aku pun menjadi malas membuka mata jika untuk melihat orang bodoh yang berkata seperti itu karena melihat penampilan fisikku.

   Aku menoleh pada sumber suara itu sambil perlahan membuka mata dengan malas, "Menurutmu?"

   Ia terlihat sedang mengamatiku dengan teliti, "Kamu pasti jin putih yang datang untuk menghancurkan dunia kan?!", tanyanya dengan antusias.

   "Atau kamu alien nyasar ya??" sambungnya.

   "Terserah." jawabku malas meladeninya karena tingkahnya yang sangat aneh.

   Aku memang membutuhkan teman,
tetapi jika memiliki teman ngeselin sepertinya mungkin aku mati muda dan pasti viral, judul beritanya nanti "Mayat Hidup Meninggal Dunia Karena Frustasi Menghadapi Setan Kampret".

   "Kamu pasti alien ya kann!!" pekiknya lagi.

   "Gak is-"

   "Eh iya kamu liat bola aku gak? Tadi dia nyasar ke rumah kamu, aku takut dia ga hafal jalan pulang kan kasian" dia pun memotong pembicaraanku, benar-benar cowok menyebalkan.

   Aku pun mencoba menahan tawa karena mendengar alasannya yang konyol itu. Ternyata cowok bawel ini kesini hanya untuk mengambil bolanya.

   "Bolamu kabur gara gara capek dengerin kamu bawel ya?"

   "Aku nggak bawel. Bolanya lagi nyari pacar jadinya genit suka tebar pesona" lagi lagi dia menjawab dengan konyolnya, aku penasaran apakah dia ternyata seorang pelawak?

   "Pft alasan macam apa itu"

   "Kamu ketawa ya?" pekiknya lagi sambil tertawa juga.

   "Gak tuh-"

    "Jangan boong, aku suka liat kamu senyum kaya tadi, cantik", cowok ini sepertinya memiliki hobi memotong pembicaraan orang lain dari tadi. Kzl.

   "Dari dulu uda cantik wlee" kataku dengan balas mengejeknya.

   "Kok pipi kamu gak merah ya? Kan kalo di anime gitu pipinya jadi merah kalo dipuji"

   Ini anak sepertinya minta ditampol beneran lama lama.

   "Hm. Cari cepetan sana bolamu"

   "Udah ada kok, makasi ya"

   "Lah, kok cepet. Mana?"

   "Aku baru inget kalo tadi pak satpamnya ngelempar bolaku ke lapangan lagi, pasti sekarang bolanya udah aman sama temen temenku, gak bakal kabur lagi deh" jelasnya menjelaskan hal yang sangat tidak penting bagiku.

   "Terus kok kamu ga balik?"

   "Ada yang ketinggalan lagi"

   "Apa lagi?"

   "Kamu!"

   "Aku kenapa?"

   "Kita belum kenalan kan"

   "Oh, namaku Carrisa"

   "Aku manusia ganteng, sebut aja namaku 3 kali pasti aku langsung muncul di depanmu!"

    "Kamu jin ya?"

    "Hmm, hampir sama kaya itu kayanya. Tapi aku munculnya di mimpi kamu loh, keren kan?"

   "Mimpi buruk berarti ya?"

   "Jahad. Oh iya kamu kelas berapa?" sambungnya dengan antusias lagi.

   "Kelas 8, kamu?"

   "Kok sama? Berarti kita teman dari sekarang ya Ris!!"

   "Ehh-"

   "Kenapa? Mau kan jadi temenku?"

   "Tapi jangan motong omonganku terus, dari tadi kamu aja yang ngomong waktu aku mau ngomong malah dipotong iss, sebelll!!!"

   "Maapp, aku lagi bahagia soalnya punya temen baru hehehe. Yaudah kamu mau jajan gak?" tawarnya seperti tak ingin aku ngambek.

   "Mau"

   "Okee. Risa ayok maen keluar!!" pekiknya, sumpah suara cowok ini cempreng banget, hayati lelah.

EH, MAEN KELUAR?!

   "Ayokkk!!!"

   Dari sinilah, petualangan Carrisa si mayat hidup dimulai. .

-bersambung,jangan lupa vote ya❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-bersambung,
jangan lupa vote ya❣

No ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang