🌻01 - h i t a m

121 59 46
                                    

5 tahun yang lalu. . .
(flashback mode on)

   Aku mulai tadi hanya berjalan dan menggenggam erat tangan dia, itu pun karena ia menyuruhku, takut aku tersesat katanya.

   Sebenarnya ini pertama kalinya aku pergi keluar tanpa pengawasan yang ketat, jadi aku bisa menikmati kebebasan ini dengan tenang. Meskipun teman yang mengajakku main keluar itu sangat jauh dari kata tenang.

   Untungnya matahari masih tidak memperlihatkan sinarnya sampai saat ini, jadi aku merasa aman-aman saja.

   Dia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh padaku, "Mau beli kue coklat atau es krim Ris?", pertanyaan yang paling ditunggu-tunggu pun datang.

   "Dua duanya!!" Aku tiba-tiba saja reflek tersenyum lebar.

   Ia pun mengusap rambutku, "Oke oce tuan putrii, gitu dong senyum, kan jadi manis!" katanya, ini pertama kalinya ada yang melakukan hal ini.

   Jujur saja aku sebenarnya sering memakannya di rumah, tetapi aku penasaran apakah rasanya akan sama atau tidak seperti yang di rumah. Sepertinya aku mulai ketularan dengan virus aneh anak ini. Sampai-sampai nama dia saja aku lupa. Eh, aku lupa atau dia memang belum menyebutkan namanya?

   Aku pun duduk di kursi dekat toko itu sambil mengayun-ayunkan kakiku, dan menghela napas pelan.

   "Kenapa Ris?" tolehnya.

   "Hm, gapapa. Oh iya nama kamu siapa?", aku mencoba mengalihkan topik dan menutupi kenyataan jika sebenarnya aku kelelahan.

   "Ehh, emang belum aku kasih tau ya?" katanya dengan mengangkat alisnya, yang jujur terlihat menggemaskan itu.

   "Belum kayanya"

   "Kan masih kayanya" jawabnya dengan cengiran khasnya.

   Sifat ngeselinnya sepertinya kambuh, ternyata aku harus benar-benar bersabar jika bersamanya.

   "Is, nama kamu siapaa?" tanyaku lagi dengan suara sedikit nyaring.

   "Alexi, nama aku Alexi! Biasa aja dong nanyanya wkwkwk" Jawabnya masih dengan tertawa.

   "Oh, namamu bagus tapi kok orangnya ngeselin sih?!", eh? Pertanyaan absurd macam apa ini? Apakah otakku sudah mulai miring sepertinya?

   "Soalnya biasanya orang yang ngeselin itu paling banyak diingat kenangannya, contohnya waktu kamu dengerin lagu yang nadanya menurutmu ngeselin tapi lagu itu malah selalu ada di pikiranmu kan?" Jelasnya panjang lebar, sepertinya dia memiliki pemikiran yang aneh, aku jadi penasaran dengan nilai iqnya.

   "Jadi?", aku perlahan memakan es krimnya yang sudah mulai meleleh dan mendengarkan Alex berkata tidak jelas tapi entah kenapa selalu membuat penasaran.

   "Ya aku sengaja jadi orang yang ngeselin biar kamu inget-inget terus misalnya aku udah gak ada hehehe" jawabnya sambil mengusap es krim yang ada di pipiku dengan tisu, tiba-tiba pipiku semakin panas saja saat ini.

   "Ya aku sengaja jadi orang yang ngeselin biar kamu inget-inget terus misalnya aku udah gak ada hehehe" jawabnya sambil mengusap es krim yang ada di pipiku dengan tisu, tiba-tiba pipiku semakin panas saja saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   "Makasih. Wew, gak ada? Kamu mau kemana emang?" tanyaku penasaran.

   "Ke Planet Mars, kamu mau ikut?" ajaknya dengan wajah serius, entah cuma candaan atau apa, dia semakin lama semakin aneh saja pembicaraannya.

   Aku melanjutkan makan es krim dan berusaha agar cepat-cepat menghabiskannya, karena masih ada kue coklat yang lucu dan menggemaskan untuk segera dimakan. "Jauh kan?"

   "Iya, mungkin cuma sekitaran 38 hari aja, ayuk ikut Ris!" ajaknya dengan mata berbinar-binar dengan tatapan menerawang menembus langit.

   "Aku maunya-"

   Belum selesai aku berbicara, tiba-tiba ia mengambil kue coklatku yang masih belum habis dan berlari kencang. Aku pun berlari mengejarnya juga untuk mengambil kue coklat itu, padahal dia sudah makan miliknya juga, dasar rakus!

   Tapi, matahari sepertinya sedang cemburu dengan kedekatan langit dan awan, sehingga ia pun memunculkan kembali sinarnya yang panas itu.

   Guabrakk . . .

   "Carrisaaa!"

   Hitam, semuanya berubah menjadi hitam. Yang ku ingat saat itu aku terjatuh dan tidak sadarkan diri setelahnya. Entah bagaimana kelanjutannya saat itu
_______________________

Flashback mode off

   Aku yang masih duduk di ayunan lagi-lagi mengingat kenangan lama itu.

   Ya, dia benar-benar menghilang untuk saat ini.

   Ternyata benar katanya,
dia masih akan tetap diingat meskipun sekarang sudah tidak ada.

   Nyatanya saat ini kamu bukan pergi ke Planet Mars, tetapi kamu pergi ke hati yang lain.

   Sepertinya aku memang hanya tempat persinggahan sementara bagimu, bukanlah rumah seperti dirinya.

   Sepertinya aku memang hanya tempat persinggahan sementara bagimu, bukanlah rumah seperti dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-bersambung,
jangan lupa vote ya❣

No ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang