💕; JeongCheol

601 38 0
                                    

"Jika kusuruh memikirkan satu orang di dunia ini, apa kau bisa membayangkannya?"

"Tentu"

"Siapa?"

"Choi Seungcheol, orang yang aku cintai sekaligus yang sayangi"

"Kenapa kau mencintai-nya?"

"Karna dia adalah orang yang aku kagumi. Senyumku, air mataku, doaku. Aku mencintai semua keanehannya, aku mencintai dirimya yang sangat dingin kepadaku. Aku juga mencintai seluruh ketidak-sempurnaannya walaupun dimataku dia sangat sempurna, haha"

"Sejak kapan kau mencintai-nya?"

"Aku tidak ingat tanggal pastinya dimana dia telah membuat hati ku berdebar kencang. Yang pasti sudah lama sekali. Cinta pertama pada pandangan pertama ku"

"Hingga kapan kau akan mencintai-nya?"

"Hingga selamanya"

"Selamanya?"

"Iya, karna telah kusiapkan tempat spesial di dalam hati ku hanya untuk dia"

"Lalu, apa harapan mu sekarang?"

"Aku berharap banyak tentang dia. Ku harao dia selalu tersenyum bahagia, selalu sehat, dan jika dia merasa kesepian, semoga dia menyadari bahwa aku selalu berad di sampingnya. Kuharap dia merasakan kebahagiaan di dunia yang menyeramkan ini, bahkan aku akan mempertaruhkan senyumku untuk dia"

"Kata-kata mu sungguh indah"

"Terima kasih"

"Apakah ada pesan khusus untuk Seungcheol? Jika ada, kau bisa mengatakannya sekarang"

"Seungcheol-ah. Ingatlah kata-kata ku ini, jika seluruh dunia melawan mu, maka aku akan menjadi orang pertama yang ada disampingmu, menenangkanmu, dan selalu mendukungmu. Aku disini, berada untuk bersama mu"

Seketika laptop berhenti menampilkan sesosok laki-laki yang sedari tadi bercerita tentang pujaan hatinya.

"Kau bodoh Seungcheol! Kau sialan! Bajingan! Brengsek!" Jisoo mengeluarkan umpatan yang sedari tadi ia tahan

Wajah-nya memerah tanda ia marah. Nafas menggebu-gebu, kesabarannya sudah habis menghadapi laki-laki yang masih saja tertunduk diam di depannya.

"Kau menyia-nyiakan hidup mya bodoh!" amarah Jisoo terus saja meluap tanpa henti

"Hyung" sontak Jisoo dan juga lelaki satu-nya menoleh kearah sumber suara, terlihat Seokmin berlari pelan menuju ke arah mereka

Sesampainya Seokmin di depan kedua Hyung-nya ia memyampaikan pesan yang sedari tadi ia ingin katakan.

"Jeonghan Hyung tidak tertolong"

Jisoo membelakkan mata bertanda ia sangat terkejut. Tangan-nya memegang bahu Seokmin dan menggungcangkan nya keras. "Jangan bercanda, ini tidak lucu"

"Hyung ja--"

"Kau berbohong-kan kepada ku? Mana Jeonghan apa dia sudah siuman?" mata Jisoo memanas, ia benar-benar tidak mau kehilangan sahabat kecilnya

"Jeonghan Hyung sudah tidak ada"

Jisoo menggelengkan kepalanya, air matanya jatuh dengan cepat, "Tidak, Jeonghan masih hidup"

"Hyung kau harus merelakannya"

"TIDAK! JEONGHAN MASIH HIDUP!"

"Hyung"

"Tidak, kau hiks berbohong"

Seokmin menarik Jisoo kepelukannya. Mendekap kekasihnya dengan erat. Mengusap-usap punggung Jisoo, memberikan kekuatan kepada kekasihnya.

Jisoo kembali meraung-raung di dekapan Seokmin, ia tidak percaya semua nya berjalan begitu cepat. Memori tentang dirinya dan Jeonghan kembali berputar. Video Jeonghan tentang Seungcheol juga terus berputar di kepala Jisoo. Seperti kaset rusak yang tidak mau berhenti.

Kaki Jisoo tiba-tiba terasa kaku dan lemas, badannya seakan berhenti melakukan apapun dalam sepersekian detik. Kepalanya mulai berdenyut-denyut sakit, mata nya mulai menutup secara perhalan. Jisoo pingsan.

"Hyung? Hyung??" panggil Seokmin ketika melihat badan kekasihnya ambruk seketika

Mata Seokmin menyiratkan kekhawatiran, dengan segera ia mengendong Jisoo ala bridal style. "Seungcheol Hyung! Kau ikut aku atau tidak?"

Seungcheol megelengman kepala nya pelan. "Aku butuh waktu sendiri"

Seokmin mengerti, ia langsung berlari menuju UGD rumah sakit, membawa sang kekasih yang masoh tidak sadarkan diri.

Sepeninggalan Seokmin, Seungcheol duduk di salah satu bangku yang sempat ia duduki untuk melihat Video pengakuan Jeonghan tentang betapa ia menyukai-nya.

"Maaf" ucap Seungcheol pada dirimya sendiri

"Maafkan aku" air mata Seungcheol ikut turun, keluar dengan sendirinya seiring rasa bersalah yang samgat besar memasuki hatinya

"Seharusnya saat itu aku tidak berada disana, kau masih hidup Jeonghan"

"Maaf"

Kata Maaf kembali terucap berulang kali. Seungcheol masih mengingT kejadian 2 jam yang lalu. Kejadian mala petaka paling mengerikan seumur hidupnya.

Ia sedang berjalan di taman kota. Hingga ia lelah lalu mengambil istirahat sebentar di kursi taman dekat jalan raya. Awalnya sepi, tapi Seungcheol merasa ada yang memanggilnya.

Ia mengedarkan penglihatannya, ia menemukan sosok lelaki berambut coklat muda melambaikan tangannya di sebrang jalan. Iya, itu Jeonghan.

Seungcheol terkejut, tapi ia malah menunjukkan sifat cueknya. Dia berdiri lalu meninggalkan kursi tersebut. Namanya terus saja di panggil Jeonghan. Semakin lama semakin besar juga suaranya.

Seungcheol berusaha mengabaikannya, ia mulai berjalan tanpa me-notice Jeonghan yang masih saja meneriaki namanya.

Hingga sura tabrakkan terdengar jelas di telinganya. Ia menoleh kesamping, dan tedlihat jelas pula tubuh Jeonghan yang bersimbah darah.

"Maaf"

-fin-

Imagination ❇ SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang