--Mengapa kau selalu bermain main dengan kehilangan--
♥♥♥
"Kita putus!! "
Kata itu terus terngiang di kepala Asytar. Dengan mudahnya si wajah datar itu mengucap kata laknat yang tak pernah ingin Asytar dengar.
Sudah setahun ini Asytar dan Dias menjalin hubungan. Memang hubungannya tak bisa di bilang normal. Karena sikap dingin Dias yang kadang membuat Asytar merasa tak dianggap. Tapi apa daya, rasa bisa mengalahkan semuanya bukan?Asytar POV
Dia tergenggam...
Namun berbentuk pasir...
Bila kita terlalu kuat menggenggam.
Maka dia akan semakin meminta lepas...Aku Sang Mentari...
Dia rintik hujan...
Kehangatanku saja bahkan tak mampu membuat dia tersenyum...
Yang nampak setiap hari, hanya tetesan air yang menyayat hatinya..
Dia beku...
Bahkan dia menggigil...
Kehangatan apa yang dapat membuat dirinya luluh?
Aku?
Ah, sudah setahun ini aku mengisi itu. Tapi sinarku saja tak kuat melelehkan bongkahan es nya...
Siapa sebenarnya yang mampu meluluhkan mu...
Siapa?
Tak terasa, sayatan lukanya membuat dia menitikan air mata. Seorang Asytar kini tengah menangis. Merasakan sesak yang kian menghinggapi.
Rasa itu masih ada, terbelenggu di dalam jiwa. Walau terkurung sayatan luka. Entah mengapa, sesakit apapun hatinya saat ini, tetap saja kata 'melupakan' sulit untuk ia lakukan.
Sosok ceria itu kini berganti. Jutaan luka yang terpendam kini luruh bersama air matanya. Karena hanya seorang Diassegaf?"Ngapain sih gue nangisin dia. Lo hebat banget ya as, bisa ngebuat gue sehancur ini. Gue hancur. Hati gue patah. Teriris. Kenapa juga mencintai lo harus sesakit ini. Dan bodohnya gue tetep cinta sama lo, padahal gue tau lo gak cinta sama sekali sama gue. " Asytar mengungkapkan isi hatinya sambil menangis.
Derap langkah kaki seseorang membuat Asytar menghapus air matanya. Bukan karna malu, tapi ketahuilah Asytar hanya ingin terlihat bahagia dihadapan orang lain.
" Loh Asytar kok disini? "
" Eeh.. Ily, iya gue abis cuci muka. "
" Ooh Ily kira lagi apa, terus mata syta kenapa kok merah? "
" Nggak papa tadi ada hewan masuk, jadi agak merah deh. Mending kita ke kelas "
Asytar pun mengajak Ily untuk kembali ke kelas. Biarlah hanya Asytar yang tahu saat ini Asytar belum siap untuk bercerita. Membagi cerita hanya membuat luka itu semakin menganga. Itu yang Asytar pikir.
Ketahuilah, selama hidup, Asytar tak pernah menangisi sosok laki laki. Yang ada laki laki yang terus mengejar Asytar. Rambut hitam legam yang selalu tergerai panjang, hidung kecil agak runcing, dan wajah yang dapat dibilang di atas rata rata itu membuat lelaki mana pun terpikat olehnya. Hanya sosok Diassegaf yang selama ini sulit Asytar taklukan. Hingga membuat seorang Asytar yang dikenal Playgirl ini, telah berubah. Menanggalkan image tersebut hanya untuk Diassegaf.
-/-/-/-
Rintik hujan menghiasi langit Sang pencipta. Mengguyur bumi dengan butiran airnya. Maksud hati ingin membuat orang bahagia. Tapi apa daya, saat hujan datang ada orang yang mengumpat bahkan mengutuk berkah Allah ini. Sungguh, kadang kita termasuk didalamnya bukan?
Saat ini keadaan itu tengah di berikan pada seorang Asytar. Selepas bel pulang berbunyi, ia langsung saja berpamitan pada Ily dan Seika. Dengan maksud ingin langsung pulang. Ia lelah. Maksudnya hatinya yang lelah. Ah, tapi sayang maksud itu tak dapat terealisasikan karena entah kenapa mobil yang akan Asytar pakai mogok di Parkiran sekolah."Apes banget sih gue hari ini, udah diputusin Dias sekarang apalagi? Ah Ini mobil mogok segala sih ngeribetin aja.Mana hujan lagi, gue pulang gimana coba?" Umpat Asytar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antares
Fanfic-ANTARES- Sang bintang yang seolah tampak menyatu, menyembunyikan jarak tak kasat mata dari pandangan orang. Mereka dekat, melekat, itu yang tergambar sebelumnya. Hingga sebuah kenyataan menyakitkan menampar mereka. Mereka meledak... Hancur bak supe...