12 - Dominoes: I Fall For You, You Fall For Someone Else

18.9K 3.7K 75
                                    


Yusra tidak berhenti juga dalam mengganggu Arum. Terus-menerus berkomentar, mengusik kehidupan pribadi Arum.

"Mungkin kamu akan lebih cepat dapet cowok, kalau saja cara berpakaian kamu lebih bener. Sekali-sekali pakai gaun kek. Dengan warna-warna cerah tentu saja. Karena warna biru, hitam, dan abu-abu yang biasa kamu pakai itu mengeluarkan aura suram," komentar Yusra siang itu. Seperti biasa, Arum sedang menikmati makan siang di dalam ruangannya bersama Yusra.

Untung saja Arum hanya berhenti mengunyah dan meletakkan sendok serta garpunya, tiba-tiba kehilangan selera makan. Arum ingin sekali menyiram muka Yusra dengan air putih yang ada di dekatnya. Tetapi dia terlalu malas untuk bangkit mengambil air minum lagi. Jadi Arum hanya mendelik sebal pada Yusra.

"Mas Yus kali yang suka cewek feminin," katanya mengejek. "Aku mah pakai karung goni juga udah cakep. Nggak perlu deh pakai usaha banget."

"Cakep kok jomblo," ledek Yusra minta ditampol mulutnya.

"Jomblo juga baru berapa bulan. Nggak sampe multi years macem dirimu, Mas," balas Arum.

Yusra cemberut sebal. "Belum juga dua tahun," bantah Yusra. "Belum layak disebut multi years juga."

"Siapa bilang? Lebih dari setahun sudah masuk kategori multi years, tahu?" Arum ngeyel. "Emang Hetty cakep banget ya Mas? Kok sampai nggak bisa move on?" Arum menjajal nyalinya. Tidak ad acara lebih efektif untuk memuaskan rasa ingin tahunya selain langsung menanyakan kepada yang bersangkutan. Padahal menyebut nama Hetty dan membicarakan hubungan Yusra dengan perempuan lain itu rasanya sakit dan pahit, tahu!

"Males nyari. Males mengawali. Males menjalani," jawan Yusra lempeng. "Belum nemu yang sesuai di hati."

Ish! Gimana Rum? Puas? Berdarah nggak hatimu?

"Pasti secantik bidadari," kata Arum, menyamarkan rasa perih dengan suara datar. Tangannya dengan lincah memasukkan potongan-potongan sayur ke mulut, mengunyah dengan membabi buta, hanya agar rasa nyeri di dadanya sedikit berkurang rasanya.

"Table manner kamu parah banget, Rum! Cewek kok kalau makan berdecap-decap gitu," kritik Yusra.

"Masa bodoh lah!" bantah Arum cepat. "Kenapa? Terganggu ya? Aku kan emang bukan Hetty yang feminin?" tantang Arum yang tak kunjung jera menyiksa diri.

"Emang kamu tahu apa soal Hetty?" Yusra mencibir.

"Menyimpulkan aja, dari omongan Mas Yusra. Kalau Hetty pasti cantik, suka pakai gaun, pakai warna-warna cerah, rambutnya panjang, sebelum dipotong tentunya," kata Arum. Meskipun rasanya berlebihan juga sih dia. Harusnya Arum tidak perlu terpancing oleh omongan Yusra. Karena sudah jelas tipe perempuan yang disukai Yusra itu memiliki ciri yang berkebalikan dengan Arum. Arum harus cukup puas berada di bro-sis-zone.

"Sok tahu kamu!" ejek Yusra.

Arum tak menjawab. Melanjutkan menghabiskan makan siangnya.

"Kalau kamu?" tanya Yusra tiba-tiba.

"Apanya?" Arum balik tanya, tidak mengerti maksud Yusra.

"Kamu dan cowokmu. Kenapa sampai putus?" tanya Yusra.

"Kami nggak cocok," jawab Arum singkat.

"Berapa lama pacaran?" Yusra bertanya dengan keras kepala meskipun jelas-jelas Arum menunjukkan ekspresi ingin menghentikan percakapan tidak penting ini.

"Dua tahun," jawaban Arum tetap pendek.

"Dua tahun dan kamu putus?" Yusra seolah tak percaya. "Apa yang kamu lakukan kok sampai cowokmu memutuskan kamu?"

Patissier & Chocolatier (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang