"What a small world?!" batin Zarra. Mood Zarra kembali down.
"So, ini yang mau gantiin lo, Zar?" tanya Fero sambil terkekeh maksud bercanda.
"Maksudnya?" tanya Rey heran. Dia tidak tahu kenapa dia dikira sebagai pengganti Zarra.
"Dia drummer yang berencana out dan gue kira lo yang gantiin," ujar Geraldi sambil tertawa pelan.
"What? Ternyata Zarra drummer. Really?" batin Rey tidak percaya. Sedangkan Zarra memilih bungkam dan langsung duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Well, karna lo anak baru. Kenalin gue Geraldi biasa dipanggil Geral, ini Andi trus Fero. Yang beda sendiri disana namanya-"
"Zarra," potong Rey sambil tersenyum ke arah the boys. Mereka menganga tidak percaya.
"Loh? Udah kenal?" tanya Fero.
"Heheh.. Iya. Gue sahabat dia," ujar Rey masih sambil tersenyum.
"Hahah.. gue gak kenal!" ucap Zarra ketus lalu mendekati drum dan duduk di tempat yang telah disediakan. The boys mengernyit sedangkan Rey hatinya mencelos ketika mendengar ucapan gadis itu.
"Ga ada pintu buat masukin kalimat maaf gue yah, Ra?" batin Rey.
"Lo mau jadi drummer?" tanya Zarra datar. Rey hanya mengangguk ragu dan menatap Zarra lekat.
"Ke ruangan yang satu lagi. Disana drumnya ada dua," ujar Zarra masih dengan nada datar.
"Kalian, nilai siapa yang bakal jadi drummer. Pilih bagusan yang mana," tambah Zarra pada the boys dengan tatapan paling serius yang pernah dilihat the boys.
"Harus fair. Ingat Geral! Jangan karna kepincut lu milih," ujar Zarra lagi. Zarra beranjak dan menuju ruangan yang letaknya di depan ruangan biasa mereka pakai untuk latihan.
Zarra langsung mengambil seat dan begitupun Rey. Zarra mulai memainkan drumnya. Saat Zarra tengah asik memainkan permainannya, Rey menatap Zarra terpana.
"Sumpah keren ni cewek!" batin Rey.
Setelah Zarra memainkan permainannya kini giliran Rey. The boys bingung ingin memilih siapa. Rey juga cukup bagus. Namun mereka tidak ingin menyingkirkan Zarra. Bukan karna segan. Mereka sudah terlanjur merasa klop dengan Zarra.
Sedangkan Zarra, ia sudah siap jika mereka memilih Rey. Toh jika dia bukan drummer di grup sekawanannya itu, tidak akan terjadi kiamat. Dia masih bisa bermain drum dengan jadwal bebasnya. Yang penting ia todak bertemu dengan Rey yang ia benci saat ini.
Menurut Andi, sebaiknya mengambil Zarra sebagai vokalis dan Rey sebagai drummer. Andi tahu suara Zarra cukup bagus. Namun Andi juga tahu bahwa Zarra sangat mencintai drum. Dia pun agak bingung.
Fero, beda lagi. Menurutnya, lebih baik Rey berada di grup kelas sebelah saja. Grup di kelas sebelah isinya para newbie. Lebih bagus Rey disana. Dia juga tidak ingin menyingkirkan Zarra. Namun permainan drum Rey juga cukup bagus. Dia pun sama bingungnya.
Geraldi lebih kacau lagi. Dia menginginkan keduanya menjadi drummer. Dan tentu saja itu tidak mungkin. Geraldi sempat terpana melihat permainan Rey. Namun dia tidak ingin Zarra out. Terkadang pilihan adalah hal yang dibenci Geral juga selain Haters di social media.
"So? Decision?" tanya Zarra sambil menatap the boys bergantian.
"Kalaupun yang mereka pilih itu bukan Rey, gue tetep ga peduli. Yang gue peduliin adalah ngehindar dari ni bocah," batinnya. Dia menoleh kearah Rey sebentar dan langsung melengah. Dia hanya sedikit menghargai Rey yang notaben berada di ruangan yang sama dan dia adalah makhluk terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grey Girl
Teen Fictiontentang DIA si cewek jutek dan misterius. Tentang DIA yang selalu terlihat baik-baik saja.tentang DIA yang apik menyembunyikan masalah, luka dan rahasianya. Tentang DIA yang kelabu dan penuh dengan teka-teki. "I'm just a grey girl!"