Zarra tengah menunggu di Kantin yang suasananya tidak terlalu ramai. Ia menunggu Kanya datang karna sudah janjian dengan sahabatnya itu tadi malam. Ia senang karna bisa kembali dekat dengan sahabtnya. Namun satu hal kembali mengganjal di pikirannya. Leon.
"Leon apa kabar yah?" batin gadis itu sambil menatap layar handphonenya.
"Udah lama gak nge- chat. Ga ngajak ketemuan. Tu anak mana sih?". Gadis itu hanya men- scroll menu handphonenya.
"Zar!" panggil Kanya. Zarra langsung menoleh dan senyumnya pun merekah.
"Sini, Nya. Gue udah pesen minuman tadi," ujar Zarra.
"Lemon Tea!" ucap mereka bersamaan lalu tertawa.
"Lo masih hafal, Zar!"
"Ya iyalah, masih,"
"Hahah.. Lo juga kan suka, kampret!"
"Hahahah.." tawa mereka bersama.
"So, ada yang mau lo omongin juga kan?" tanya Zarra. Kanya langsung mengangguk.
"Gini, sebenernya ada secret di hubungan gue sama Alan," ucap Kanya.
"Hah?! Lo balikan?!" tanya Zarra terlalu bersemangat. Kanya menggeleng cepat dan Zarra pun mengernyit.
"Nih, gue cuekin Alan waktu itu bukan karna gue balik lagi naksir Bimo." Zarra pun heran.
"Gue cuek ke Alan karna gue ngerelain dia demi Ria. Ria juga suka sama Alan. Gue ngerasa kayak nikung aja, walaupun sebenernya gue baru tau setelah gue udah jadian," jelas Kanya. Zarra langsung terdiam. Apa yang dialami Kanya pernah dialaminya.
"Zar? Lo gak apa apa kan?" tanya Kanya heran karna Zarra terdiam setelah mendengar penjelasannya. Karna terkejut, Zarra tersedak air ludahnya sendiri.
"Eh, eh, eh. Ini nih, minum dulu!" ucap Kanya panik sambil menyodorkan Lemon Tea yang baru saja datang.
"Untung aja minumannya langsung dateng," ujar Kanya sambil menepuk punggung Zarra pelan.
"Kenapa lo bisa keselek? Ada yang salah?". Zarra menggeleng dan kembali memfokuskan diri dengan curhatan Kanya.
"Jadi gitu ceritanya. Tapi ya mau gimana lagi. Toh sekarang gue ga mungkin minta balikan sama dia kan?" ujar Kanya. Zarra mengangguk pelan dan memikirkan apa yang harus dia lakukan.
"Emm.. Si Ria lagi PDKT sama Alan?" tanya Zarra ragu.
"Iya. Gue yang nyuruh Ria deketin," jawab Kanya. Zarra kembali mengangguk. Jika seperti itu, Zarra akan semakin mudah membantu Kanya kembali dengan Alan.
"Gue bantuin biar lo balik mau?". Kanya terhenyak dan langsung menggeleng keras.
"What?! No, no, no, no, no! No! Ga boleh. Gue ga mau, Zar. Gue ga mau balik masuk ke kehidupan dia trus ngancurin lagi. No!". Zarra memutar mata jengah dan kembali meminum minumannya.
"Temenan kayak gini aja udah cukup, Zar," ucap Kanya. Zarra yang mengerti maksud Kanya pun hanya bisa mengangguk.
***
Zarra kembali memfokuskan diri dengan buku matematika yang semakin membuat kepala nya ingin meledak setiap melihat susunan angkanya.
"Kenapa coba harus nyari sudut sudut gini? Toh kalo foto tau pake logika aja angle yang bagus buat motret. Uugh!" batin gadis itu mengeluh.
"Zar! Buruan selesain!" bisik Donna. Zarra memutar mata jengah.
"Trus, abis itu lo liat punya gue?!" tanya Zarra ketus. Sedangkan temannya itu hanya cekikikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grey Girl
Teen Fictiontentang DIA si cewek jutek dan misterius. Tentang DIA yang selalu terlihat baik-baik saja.tentang DIA yang apik menyembunyikan masalah, luka dan rahasianya. Tentang DIA yang kelabu dan penuh dengan teka-teki. "I'm just a grey girl!"