XI.Mia 2
Mampus gue, walasnya galak!- rutuk Iren dalam hati.
"P..permisi buk"
Iren mengetuk pintu dan menekuk kepalanya, Iren sangat ketakutan karna hari pertama sekolah saja ia sudah telat masuk kelas, ditambah lagi dengan walasnya yang terkenal galak.
"Dari mana saja kamu? Gak liat sekarang jam berapa?!, cepat masuk!" Tegas bu Nadia.
Sepertinya keberuntungan kali ini memihak kepada Iren, Iren menunjukkan senyumnya pertanda ucapan terimakasih kepada sang walas galak yang kali ini sudah berbaik hati ke-
"Berdiri di depan selama 30 menit!" Sentak Bu Nadia tiba-tiba, membuat jantung Iren serasa mau tanggal.
-padanya.
Baru saja Iren merasa sangat senang karna kebaikan hati Bu Nadia, namun tiba-tiba ia merasa sangat kesal.
Bu Nadia php banget hwaaa-batin Iren.
Mau tidak mau, Iren dengan sabar menjalani hukumannya. Iren bukanlah tipikal siswa yang suka membantah guru.
Cahaya matahari yang sangat menyengat muncul melalui jendela kelas Iren, membuat Iren merasa sangat gerah, ditambah lagi dengan perut Iren yang belum diberi nutrisi apa pun sedari pagi tadi. Benar-benar pagi yang sangat menyiksa bagi Iren.
25 menit telah berlalu dengan siraman rohani pagi bagi siswa-siswi XI.Mia 2. Bu Nadia tampak sangat bersemangat menyampaikan ceramahnya. Banyak yang tampak antusias menguap-uap, banyak yang memasang wajah serius mendengarkan, dan banyak pula yang hampir terbawa ke alam barzah- ga deng!, alam mimpi maksudnya.
Tiba-tiba handphone Bu Nadia berbunyi
ya ya ya bombayahhh! Ya ya yaa oppa🎵
XI.Mia 2 tampak ribut, banyak yang tampak menahan cekikikannya karna mendengar nada dering guru killer tersebut.
"Halo? Iya aku lagi ngajar, kamu udah di bandara? Aku kesana sekarang ya.. dahhh" balas bu Nadia.
Bujug, eta guru bisa aku-kamuan juga-batin Iren.
Bu Nadia tampak tergesa-gesa mengemasi barangnya, seusai memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya, Bu Nadia pamit
"Anak-anak, saya mau izin keluar, 20 menit lagi jam istirahat kalian, tolong tidak ada yang keluar! Oh iya, kamu yang telat silahkan duduk kembali" ucap Bu Nadia, kemudian berjalan keluar kelas.
"Iren! Sini duduk bareng gue aja" ucap salah seorang teman Iren yang bernama Shasa
-Sharon Althaf-
"Makasi Shasayang, baik banget deh camue" Balas Iren sok imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chocolate
Teen FictionDi masa SMA, Iren selalu dihadapkan dengan dua pilihan: 1. White Chocolate atau Dark Chocolate 2. Cinta atau benci 3. Berteman atau berpacaran 4. Ditho dan Rangga Rangga suka Iren, tapi Ditho datang duluan. Ditho suka Iren, tapi juga sayang dia. Sa...