prologue

54 2 0
                                    

Wanita dewasa yang dulu di juluki Queen Beauty, sekarang merubahnya dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan kain panjang hingga hanya menyisahkan jari tangannya, bagian wajahnya hanya menyisahkan matanya yang coklat terang dan disertai bulu matanya yang lentik, dan sedikit olesan celak yang menambah kecantikan pada bagian matanya.

Wanita itu hanya bisa menyerahkan semuanya pada yang maha kuasa. Berat, beratnya hidup yang dijalaninya semasa tobat. Ikhlas, hatinya mencoba mengikhlaskan semuanya yang terjadi. Sabar, kesabarannya yang selalu menghadapi orang orang yang mulai menghinanya. Wanita itu sadar semua kesulitannya semasa hidup akan terbalaskan dengan kebaikan yang ia jalani dengan tabah.

Wanita itu hanya duduk di bangku panjang seorang diri. Sesekali hijabnya mulai berlarian kesana kemari karna angin bukit yang mulai ribut. Pemandangan kota pagi itu menjadi tempat favorit nya merenungkan diri.

Matanya mulai berlinang dan lolos menjatuhkan air matanya yang mulai membasahi cadarnya. Ia tidak tau harus berbuat apa selain menangis seorang diri. Jemarinya hanya memainkan cincin dari orang yang sangat ia cintai.

Tangisnya mulai sesak, ia menangis dengan puasnya tanpa seorangpun yang mengetahuinya. Cincin itu dia genggam dengan kuat dan dipukul berulang kali ke dadanya. Hanya itu cara melampiaskan semuanya yang bisa terlintas di batinnya.

Wanita itu mencoba berdiri dari kursinya dengan semua tangis yang masih ia saksikan sendiri. Beberapa orang yang berpakaian sama datang berlarian ke arahnya. Suara tangisnya sukses membuat santri dari pesantren berlarian untuk menenangkan nya lagi. Hal itu sering ia lakukan setiap sore ataupun pagi.

Tangannya mulai memegang kepalanya yang berdenyut kesakitan. Pandangan matanya mulai kabur seketika. Ia masih bisa mendengar denyut jantungnya yang kuat. Matanya tertutup dengan posisi tubuhnya yang sudah tumbang ke atas tanah berumputan. Suara nyaring yang menggema di telinga bisa ia dengar dengan alunan syair yang terus terulang memanggil namanya dengan cemas.

Wanita itu hanya bisa memimpikan semasa hidupnya yang sulit. Cobaan apa yang harus di terima sekarang. Dia hanya bisa menangis dan mengadu kepada sang penciptanya...

~~~

"Seandainya Allah memberiku kesempatan sekali lagi. Aku ingin orang yang ku sayangi selalu di sisi ku dan hidup bahagia disini"

~~~

Cintanya karna Allah 'kepada siapa aku mengadu'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang