Chapter 6

211 24 3
                                    

Sana duduk di sebuah sofa panjang. Ia mengedarkan pandangannya dengan rasa takjub. Siapa sangka dia akhirnya bisa ada di ruangan orang nomor satu di negara ini.

"Aku tidak pernah memimpikan ini sebelumnya wahhhh" gumamnya. Manik mata nya bersinar sinar sekarang.

Seseorang membuka pintu, terlihat seorang pria paruh baya berpakaian rapi masuk dengan gagahnya. Dengan cepat Sana berdiri dari duduknya dan membusurkan badannya, memberi hormat.

"Ah tidak perlu.. duduk saja tidak apa-apa" ucap pria itu kemudian duduk tepat di sofa di depan Sana. Sana dengan agak gugup duduk kembali.

"Jadi... Kau yang bertugas menjadi bodyguard untuk anak itu?"

Sana mengangguk mengiyakan.

"Iya. Pak Presiden."

"Aku harap anak itu tidak menyusahkan dirimu, ehmm-"

"Sana. Nama saya Sana pak presiden"

"Ahh ya.. Sana-ssi" pria itu tersenyum.

Sana keluar dari gedung kepresidenan itu dengan gembira. Ternyata begini rasanya berbincang-bincang dengan orang nomor satu negeri ini. Perasaan buruk pun rasanya sirna sudah.

"Sana-ah!!!"

Sana menoleh ke sumber suara yg tadi memanggilnya.

"Oh jeongyeon?"

Wanita yg memanggilnya itu pun berlari menghampirinya.

"Kau ada disini?"

"Oh. Aku baru saja bertemu pak presiden tadi"

"Ohh.. begitukah?" Jeongyeon mengangguk paham.

"Kau ada apa kesini? Ohhh jangan jangan kau---"

"Kau benar. Aku baru saja direkrut untuk bekerja disini"

Sana terlihat turut bahagia atas berita itu, ia memeluk sahabatnya itu.

"Wahhhh selamat untukmuuuu jeongyeon-ah!!! Tidak ku sangka kau akan berhasil. Selamattt selamatttt!!!"

"Terima kasih yaaa!! Kau tau kan betapa bahagianya aku saat aku di rekrut bekerja disinii.. aku sangat bahagia Sana-ah"

Sana melepaskan pelukannya.

"Kalau begitu kau harus mentraktirku"

"Siap. Saat aku dapat gaji pertama orang pertama yang akan aku hubungi dirimu"

Sana tersenyum.

"Ah kau mau kemana sekarang?"

"Aku harus kembali ke laki-laki berandalan itu. Kau tau kan"

"Berandalan apa maksudmu? Jangan menyebutnya sebagai berandalan. Kau tidak lihat wajahnya itu terlalu imut untuk disebut berandalan"

"Aish kau ini. Saat kau kenal dengannya kau akan tau betapa berandalannya dia"

"Arra arra"

Drrrttt Drrrttt~~

Ponsel Sana bergetar. Dengan cepat ia mengangkat telpon itu.

"Yeobseyo? Ahh baik. Saya akan segera kembali"

Sana menutup sambungan itu duluan.

"Aku pergi dulu jeongyeon-ah. Semangat untuk pekerjaanmu"

"Ehm! Kau juga. Annyeonggg"

Jeongyeon melambaikan tangannya seiring perginya Sana dari sana. Sana berjalan menuju gerbang utama, didepan gerbang itu Seokjin sudah menunggunya.

My Cute Bodyguard [BTS x TWICE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang