INDIGO |PART 8 (TERJEBAK DI DUNIA GAIB?)

63 5 2
                                    

"DANIEL!"

Jantung Ara berdegup sangat kencang kala ia melihat Daniel menggantung diastas tempat tidurnya dengan darah yang menetes kemana-mana.

Darah Daniel menggenang dimana-mana. Ya tuhan! Rasanya ia ingin menjerit tapi tak bisa!.

Segera Ara berlari kearah Daniel. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kamarnya itu.

Ah, itu dia! Segera ia mengambil cutter yang ada di mejanya dan memotong tali tambang yang mengikat leher Daniel.

'Bukkk...'

Tubuh Daniel terjatuh di atas tempat tidur seketika. Beruntung tubuhnya tak jatuh ke lantai yang keras.

Kepala Daniel ia taruh di pangkuannya.

"Daniel! Bertahanlah..."

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Hanya bunyi alat pendeteksi jantung yang mengisi kesunyian di ruangan itu. Rasanya sangat sunyi hingga berasa seperti tak ada kehidupan disana.

Ara terus memandang tubuh Daniel yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan pandangan pilu.

Tubuh yang biasanya kuat dan kokoh kini terbaring lemah. Selang dan kabel dimana-mana untuk membantunya bertahan hidup.

Hati Ara seperti ditusuk ribuan jarum melihatnya. Seandainya Daniel tak datang ini tak akan terjadi. Seandainya ia tak membawa Daniel ke dalam jurang masalahnya ini tak akan terjadi. Seandainya ia kuat dan mampu untuk melindungi orang-orang terdekatnya Daniel pasti tak kan terluka parah sepertinsaat ini. Ya! Seandainya....


Ia tak mengerti dengan perasaannya saat ini. Hatinya sangat kacau dan kalut hanya untuk memikirkan apa yangbakan terjadi di hari kedepannya.

Ia terlalu takut untuk mengakui apa yang ada dalam pikirannya kemungkinan besar bisa terjadi kapanpun. Ia tak sanggup jika semua ini akan terulang lagi...

Lagi kata itu terus terngiang dalam memorinya. Ia tak akan pernah melupakan apa yang terjadi di masa lalu, semuanya terjadi beruntun hingga ia tak sanggup untuk membuka mata dan melihat semuanya. Hanya ketika ia membuka mata semuanya sudah selesai—semuanya telah tiada! Habis, tak ada lagi yang tersisa. Yang tersisa hanyalah penyesalan!.

Ia menyesal mengapa dulu ia begitu lemah pada keadaan? Seharusnya ia menjadi lebih tangguh dari yang lain. Setidaknya ketika yang lain mencoba menyerah masih ada dia yang membangkitkan mereka kembali.

Tapi kembali ke dulu. Ia lemah, bahkan cenderung ke bodoh!.

Ia bodoh tak mampu melindungi mereka semua ia bodoh! Sangat bodoh!

Ara terus menjerit. Menumpahkan rasa sakit dihatinya, kenangan masa lalu memang sangat menyakitkan. Tidak ada di otak Ara tentang memori yang membahagiakan dirinya di masa lalu. Semuanya kelam, suram, gelap. Tak ada canda dan tawa, senda gurau yang menghiasai hidupnya. Hidupnya hanya berwarna abu-abu, tak jelas berada pada pilihan yang mana.

Hanya satu masa-masa yang penuh warna dalam hidupnya. Masa kecilnya!

Masa kecil ketika ia masih memiliki orang tua, masih memiliki tempat untuk bersandar. Tempat untuk berbagi rasa.

Tapi masa-masa itu hanyalah sementara.

Ia kembali ditampar kenyataan pahit bahwa itu semua hanyalah masa lalu yang takkan terulang kembali.

INDIGO - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang