(7)Something Strange

46 7 0
                                    

03 November 1999

Pagi itu sekitar pukul 8, hujan lebat mengguyur Kota Ely. Semua sudut, jalanan, bangunan, dan pepohonan basah kuyup. Padahal sudah sekitar satu tahun lamanya kota ini tidak diguyur oleh hujan. Tapi hari ini, itu terjadi. Beberapa siaran di tv lokal langsung memberitakan tentang ini.

Namun para orang dewasa di kota ini seperti tidak senang dengan turunnya hujan. Masalahnya, ini terjadi begitu tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan dari pengamat cuaca. Biasanya, selalu ada info akurat dari siaran tv khusus cuaca. Tapi hari ini tidak. Selain itu, tidak hanya air hujan yang ikut turun, tapi juga potongan-potongan kertas berwarna hitam yang hangus terbakar mengotori seluruh kota.

Tidak cukup dengan hal itu, langit hitam juga seakan menutupi Kota Ely dari atas hingga pagi itu terasa seperti malam hari. Orang-orang yang berada di jalan juga merasa kesulitan dalam mengendarai transportasi mereka. Kota ini sepertinya telah dikutuk oleh sesuatu dari dimensi lain.

"Holy father, what happens with this poor town?" Mrs. Hills menatap ke luar jendela dengan geliash. Beliau baru saja menyiapkan roti bakar selai stroberi untuk keluarganya.

Jesse sendiri hanya duduk di kursi dengan perasaan yang sama seperti Ibunya. Ia bahkan tidak berminat untuk menyentuh hidangan yang ada di atas meja.

"Mungkin karena sudah lama hujan tidak turun di sini." Kata Mr. Hills, berusaha bersikap tenang untuk anak dan istrinya. Padahal, beliau juga merasa cemas.

"Tapi apa lembaran hitam yang ikut berjatuhan? Langit juga sangat hitam di luar sana. Ini tidak pernah terjadi selama aku tinggal di sini." Kata Mrs. Hills, sambil memposisikan diri duduk di samping suaminya.

"Kita tunggu saja berita dari televisi. Jangan berpikiran negatif. Ini bukan akhir kehidupan." Ucap Mr. Hills.

"Jess, makan rotimu." Lanjut beliau.

Dengan tanpa selera, Jesse mengambil selembar roti dan memakannya. Dia tidak mau ikut berkomentar tentang fenomena ini dengan orang tuanya. Ia akan mendiskusikan ini dengan Cat atau Ashley saja setelah ini.

Sementara itu Sunny yang baru saja bangun tidur dan membuka jendela kamarnya, terkejut. Dengan cepat ia langsung menutup jendelanya lagi dan melompat ke atas tempat tidur. Suara petir yang nyaring hampir saja membuat Sunny melompat.

Tubuh Sunny bergetar dan keringat mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Suara air hujan yang menerpa atap rumahnya membuat Sunny seakan kembali terlempar ke alam mimpi buruknya tadi malam. Ia baru saja bangun dari sana, tapi dunia nyata yang ia tinggali malah terlihat sama seperti mimpi buruknya.

"Sunny, Kau sudah. . . ada apa?" Mr. Dawn langsung berjalan mendekati Sunny yang terlihat ketakutan.

"Dad!" Sunny berseru lega namun masih penuh dengan ketakutan.

"Kau kenapa, Sun?" Tanya Mr. Dawn, menatap khawatir.

Sunny mulai terisak. "Apa yang sedang terjadi di luar sana, Dad? Kenapa ini terlihat persis seperti mimpi burukku?" Ucapnya, yang kini menangis.

Sudah hampir seminggu ini Sunny selalu mendapat mimpi buruk yang sama. Berada di sebuah kota gelap tanpa cahaya. Badut aneh itu. Dan suara-suara teriakan mengerikan membuatnya tidak pernah tertidur dengan nyenyak. Ia rindu hari-hari dirinya dulu yang bisa tidur dengan nyenyak dan tenang.

Mr. Dawn meletakkan kepala Sunny pada dadanya dan mengelus lembut pundak Sunny.

"Everythings gonna be fine, Sun." Bisik Mr. Dawn. "Semua mimpi buruk yang Kau alami, mungkin karena Kau perlu hiburan. Beberapa hari ini Ayah lihat Kau hanya diam di rumah."

The Stranger Things In ElyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang