1.

1.2K 29 4
                                    

Waktu yang telah berlalu tak bisa dikembalikan. Ruang statis tak bisa ditekuk. Menurut Albert Einstein, ada energi yang kuat di dalam ruang dan waktu yang mungkin bisa mengubah kecepatan waktu.
Ada sesuatu yang aneh di suatu tempat di negara Xuan Ling yang mengubah Dong Yue dan tokoh utama wanita kita. Sebulan yang lalu, Nona Muda Kedua dari keluarga Qu di Dong Yue, berusaha bunuh diri karena Pangeran Pertama. Tapi usahanya gagal. Dan sejak saat itu, sikap dan kelakuannya banyak berubah.

Hari itu Nona Muda Kedua kita, Qu Tan Er (Liang Jie), bangun pagi dengan mood buruk. Anehnya, cara duduknya sama sekali tidak seperti nona muda bangsawa yang anggun dan menggerutu kesal karena dirinya masih ada di tempat aneh ini lagi.

Pelayan pribadinya, Jing Xin, tanya dia mau makan makanan manis atau pedas. Tapi melihat mood Tan Er yang buruk, Jing Xin menduga kalau Tan Er pasti ingin makan makanan pedas. Dia lalu memerintahkan beberapa pelayan lainnya untuk menyiapkan peralatan mandinya Tan Er.

Saat Jin Xin memanggilnya 'Nona', Tan Er sontak kesal. Kan sudah dia bilang, jangan panggil dia dengan sebutan itu. "Aku ini seorang profesional!"

"Tapi Nona adalah putri kedua keluarga Qu..."

"Ah, sudahlah! Jangan bicara lagi! Mulai sekarang, panggil saja aku... Xiao Tan."

Tan Er lalu berjalan ke bak cuci mukanya dan mengambil err... sikat gigi? (Emang jaman kerajaan dulu udah ada sikat gigi yah?) Tan Er mencoba sikat giginya, tapi langsung kesal soalnya bulu sikatnya langsung rontok begitu dipakai.

"Apa boleh buat. Tak ada seorangpun yang pernah melihat seperti ini. Tukang kayu sudah berusaha membuatnya berdasarkan permintaan Tan Er." Jing Xin menjelaskan.

Ah, sudahlah. Tan Er lanjut cuci muka lalu ganti baju dengan dibantu Jing Xin. Tapi saat Jing Xin mengelus bagian sisi payudaranya, Tan Er sontak menjerit tak nyaman dan akhirnya ngotot untuk menyelesaikannya sendiri.

Dia juga bersikeras berdandan sendiri. Tapi hasilnya malah belepotan. Akhirnya dia membiarkan Jing Xin membantunya berdandan dan menata rambutnya.

Tan Er lalu menanyakan masalah suatu tempat tidur tertentu. Jing Xin melapor kalau dia sudah berusaha mencari tempat tidur yang Tan Er sebut itu di seluruh kediaman Qu, tapi dia tak bisa menemukannya.

"Jadi tempat tidurnya tidak ada di sini? Lalu apa gunanya aku tinggal di sini?! Aku pergi saja!" Kesal Tan Er.

Tapi Jing Xin buru-buru mencegahnya dan mengingatkan kalau hari ini Pangeran ke-8 akan datang ke kediaman mereka ini untuk membahas masalah pernikahannya dengan Tan Er.

Tan Er protes, dia tidak setuju untuk menikah. Sekarang dia jadi punya lebih banyak alasan untuk pergi.

"Si pria tua itu (Ayahnya) tak pernah menyukaiku. Dia pasti menjodohkan aku dengan pria tua dan jelek."

"Pangeran ke-8 itu secantik bunga. Ketampanannya sudah terkenal di seluruh Dong Yue. Bagaimana bisa dia tua dan jelek?" Ujar Jing Xin.

"Jangan bohong. Mana mungkin hal sebagus itu terjadi padaku?"

Tapi itu benar kok. Bahkan para pelayan yang ada di vila belakang, sudah pergi ke vila depan untuk mengintip Pangeran ke-8. Tapi mendengar tak ada siapapun di vila belakang, Tan Er malah punya ide licik.

Di tepi sebuah sungai, seorang pria duduk di depan papan catur dengan ditemani seorang seorang pengawalnya, Yu Hao. Pria itu sepertinya bukan orang sembarangan dilihat lambang kerajaan yang dimilikinya.

Tempat itu tampak tenang dan sunyi. Tapi kemudian, angin berhembus dan mata tajam pria itu melihat dedaunan terjatuh. Entah kenapa tiba-tiba dia tersenyum.

The Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang