One Shot - Marion birthday's

3.1K 120 9
                                    

O N E S H O T - Marion Birthday's.

Marion. Pemuda berusia 17 tahun itu kembali membuat keributan hingga membuat seluruh guru disekolahnya dibuat pusing.

"Astaga MARIONN! Ulah apa lagi yang kamu lakukan sekarang ini hah?!" Pak Gio yang wajahnya masih tampan saja seperti dahulu berteriak-teriak ditengah kerumunan masa itu.

Pak Gio, teman satu ganknya Reno dulu- Reno, kakak dari Nada bundanya Marion.

Sontak kerumunan masa yang mengelilingi 'sesuatu' tersebut segera memberi jalan untuk bapak ganteng se-IHSI tersebut.

"MA— Ada acara apa disini hah?!" Ujar pak Gio sedikit jengkel. Sedangkan guru-guru yang lainpun sudah berbaris rapi dibelakang pak Gio karena ikut penasaran juga.

"Hehehe.. pis pak, piss.. kita cuma ngerayain ulang tahunnya Marion aja kok.. Ya nggak guys?" Kata Davin- anaknya Davi, sahabatnya Nada, bundanya Marion dahulu. Sontak seluruh murid disekitar tempat itupun berteriak heboh. "Yoi pak!"

"Kalau gitu mana marionnya?! Mana! Saya mau lihat dulu wajahnya sekarang!"

Semua orangpun serentak merundukkan kepalanya takut. "Kenapa tidak ada yang menjawab saya hah?! Cepat katakan dimana dia?"

"Gio, sudah.. jangan terlalu keras seperti itu nak. Bapak juga merasakan bagaimana bebalnya kamu dulu seperti apa G.. Mereka cuma murid SMA yang labil. Sama sepertimu dulu." Ujar pak Toro, mantan guru Kimianya Gio sewaktu di-IHSI dulu, yang sekarang sudah menjadi kepalah sekolah disekolahan ini. Karenanya Gio'pun melenggos lemas dikatakan seperti itu. Kenapa harus buka-buka aib saya dulu sih pak? Batin Gio sedikit jengkel.

"Sudah-sudah, jadi bagaimana kejadiannya ini? Dimana Marion?" Pak Toro berusaha menenangkan.

"Di.. di sana pak.." Pada saat itulah rombongan yang melingkar tadi membuka jalannya lagi. Disana sudah ada Marion dengan tampang ngenesnya. Tubuhnya'pun sudah penuh dengan telur, tepung, kopi, tanah dan masih banyak lagi, hingga nasi goreng kesukaannya yang selalu ia beli dikantin IHSI pun ada menjadi pelengkap dari penderitaannya hari ini.

"Hai pak? Mau ngucapin selamat ulang tahun juga sama saya? Atau mau ikutan nyiram saya juga pake ice lemon tea juga? Kalau bapak mau tau.. itu minuman kesukaan saya loh." Marion yang masih berjongkok berkata lemas sambil menundukkan kepalanya. Dia beberapa kali hendak muntah tapi selalu tidak jadi-jadi. Kasihan.

Disatu sisi ia lemas karena dikejar-kejar murid satu sekolahan pagi hari ini. Disatu sisi ia pusing dengan bau badannya yang sudah bermacam-macam aromanya. Disatu sisi kepalanya semakin sakit karena dihujami telur oleh murid satu sekolahan. Disatu sisi ia juga pasrah jika pak Toro mau memarahinya.. bahkan jika bapak tua itu mau ikutan membully'nya ia'pun pasrah, pasalnya dia sudah mau jatuh pingsan sekarang ini.

Dug..

"Ahh.. Marion!!"

"Yonn!! Lo nggak papakan?"

"Woyy.. woyy!!"

"Marioonn!!!"

Dan pada saat itulah, Marion'pun akhirnya jatuh pingsan juga.

____________________________________

"Astaga Yon, kamu kenapa bau begitu sih?" Tanya Nada, bundanya Marion.

Marion sudah sampai kerumahnya dengan baju bersih yang ia beli di kopsis sekolah. Bajunya memang sudah bersih, tapi bau telur dan macam-macam makanan yang tertempel ditubuhnya tadi masih ada disana, tercium aroma sedapnya. Ughh..

"Bunda nggak kerumah sakit?"

"Bunda libur, mau nemenin kamu seharian dirumah. Selamat ulang tahun ya sayang. Semoga jadi anak yang berguna, selalu sayang orang tua, pinter, soleh, raj—"

"Stt.. sttt.. iya deh bun. Iya, amin. Nanti kalo bunda bicara lagi bisa panjang urusannya. Mending sekarang kita jalan-jalan aja. Gimana?" Tawar Marion.

"Serius Yon? Mau?" Tanya Nada kurang yakin, beda halnya dengan Marion yang kini sudah mengangguk-angguk mantap. "Okedeh, tapi kamu mandi sampai baunya ilang ya Yon, dikerjain anak sesekolahan lagi ya?"

"Iya bun, biasa.. fans-fans mah nggak bisa dielak. Kalo mereka senang, apalah yang nggak buat Iyon."

"Dasar kamu itu, udah ketularan narsisnya ayah ya?"

"Ish bunda, orang kenyataan juga." Cibir Marion pelan. Sedangkan Nada sudah terkekeh dengan anggunnya.

____________________________________

"Eh Yon, gue mau nyari anak cowok baru dong buat masuk genk kita." Ujar Davin ke Marion pagi itu saat mereka berdua sedang duduk-duduk diatas atap sekolah sambil memperhatikan siswa/siswi baru tahun ajaran ini yang sedang diMos.

"Emang kenapa? Lo.. masih kepikiran buat keluar gank jalanan?"

Davin merunduk takut. "Iya, bukannya gue nggak mau temenan sama lo lagi Yon, cuma dikelas tiga ini gue harus berubah. Bokap udah marah karena nilai gue yang anjlok kemaren. Lo sih enak, punya otak encer, kemana-mana ilmu lo banyak. Lah gue.. usaha mati-matian aja bisa tepar gitu. Lo tetep sahabat gue Yon, cuma kali ini urusannya beda. Gue mau bahagiain orang tua gue."

Marion mengerti keadaan Davin-sahabatnya itu bagaimana. Sosok om Davi, yang baik tapi juga bijaksana memang tidak patut dilawan, bukannya karena takut- om Davi orangnya baik, terlampau lembut malahan. Cuma jika om Davi marah beda urusannya, ia akan mendiami anak semata wayangnya itu hingga Davin sendiri berubah. Dan Davin tidak tahan didiami lama-lama oleh papanya, orang yang menjadi panutannya itu. Bagi Davin, Davi adalah sosok ayah yang paling sempurna dimuka bumi ini, dia tidak pernah berkata kasar bahkan memukul orang lain bahkan pada anaknya sendiri. Bagi Davi itu pantang sekali dilakukan.

"Kalau gitu.. lo yang pilihin." Ujar Marion setelah memantapkan hatinya.

"Gimana kaloo.." Davin menoleh kesana-kemari. "Cowok kacamata disana?" Tanyanya dengan senyum sinisnya yang menjadi daya tarik setiap wanita.

"Lo.. bercanda?" Marion sendiri kaget.

"Lo belum tau bagaimana kemampuannya Yon." Davin menepuk pundak Marion akrab. "Namanya Raffanzo Abigail Abbin. Dan dia keren banget. Gue pernah liat dia tanpa kacamata dengan rambut berantakan tanpa gel yang bikin dia keliatan cupu. Itu cuma samaran'nya aja man. Dia ngelawan preman yang hampir ngerampas barangnya malam itu. Ya you know lah, preman- anak cupu? sasaran empuk kan?" Tanya Davin yang dijawab anggukan kurang yakin dari Marion.

Tepat saat itulah Marion dan Davin melirik pemuda itu. Raffa, dia sedang menyeringai memandang kesuatu arah.

Tas... Tass.. Tas..

Tepat saat itulah belasan mercon didekat barisan senior osis menyala, hingga suasana sekolah yang sedang mengadakan mos mendadak gaduh.

Raffa, pemuda itu hendak melangkahkan kakinya pergi sebelum melirik keatas gedung -tempat Marion dan Davin berada.

Dia tersenyum culas. "HAPPY BIRTHDAY YON!" Teriaknya, dan Raffa pun berlari pergi.

"Happy birthday? Yon? Dia tau gue? Anak ituu.. Siapa?" Marion bingung sendiri.

Davin menggeleng. "Gue nggak tau, tapi gue suka gaya'nya. Walau terlambat sehari, tapi perayaan ultah lo dari dia lumayan bry. Gue suka kalau sekolah gaduh. Ya.. tanpa ngelibatin gue.."

Davin dan Marion'pun terkekeh. "Sialan lo." Marion hanya menggeleng-gelengkan kepalanya geli. Patut diperhitungkan juga..

____________________________________

Hallo anybody... jadi gini ceritanya.. gue ngadain sesi pertanyaan nih buat kalian. DI PART SELANJUTNYA KALIAN MAU BAHAS ONE SHOT NYA TENTANG APAAN? BOLEH SELAIN MARION KOK! GUE BAKAL USAHAIN!

[DELETED] SimpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang