Iya

3.9K 324 207
                                    

Ga janji ini
bisa memuaskan kalian
Karena jujur aku dah
ga mood
😭😭😭😭

Selamat membaca
Dan berkhayal masing masing

######

Harusnya mereka percaya bahwa waktu adalah milik Tuhan. Hanya Dia yang kuasa mengatur dan menentukan.

Harusnya mereka sadar.

Park Jungsoo mengusap pipi pucat dingin putra bungsunya. Kain putih yang dia singkap memperlihatkan bahu kurus itu. Mengintip ujung bekas luka dari balik punggung. Hatinya mencelos sakit.

Berapa sering dia memukul Kyuhyun sebagai hukuman?

Seberapa keras dia memukul sampai menyimpan bekas yang kentara?

Park Jungsoo tidak memikirkannya dulu. Pernah dia menyesal setelah memukul. Takut Kyuhyun akan sakit hati dan takut. Namun bungsunya seolah tidak jera. Sering membuat kesal.

Apa itu?

Apa yang membuatnya kesal?

'Eomma itu milik Kyu. Kibum sudah punya.'

'Milik Kibum rusak. Kau tidak akan membiarkan Kibum sedih karena tidak mendapatkan mainan yang pantas, bukan?'

'Tapi,'

'Masih ingin berdebat? Kyu, lebih banyaklah mengalah. Saudaramu sakit. Dia tidak sama denganmu. Hanya mainan ini yang jadi temannya. Sedangkan dirimu bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dia lakukan.'

Tapi ketika Kyuhyun mulai menangis. Semua orang jadi kesal. Kyuhyun masih kecil tapi begitu egois.

Mereka frustasi sebenarnya. Karena kondisi Kibum. Vonis dokter yang mengatakan Kibum tidak sampai di usia 20 membuat mereka sedih. Takut. Cemas.

Hanya dengan itu perasaan dan pikiran mereka kacau. Mereka fokus pada Kibum tapi saat melihat Kyuhyun, pikiran mereka semakin kacau. Kenapa mereka berbeda padahal kembar? Kyuhyun sehat tapi Kibum akan mati.

Merasa tidak adil. Tapi memberi ketidak adilan lain pada Kyuhyun.

Park Jungsoo menangis. Wajahnya dekat dengan wajah putranya. Mengecupi wajah itu dan disambut kebekuan. Dia hanya merasakan rasa dingin di bibirnya. Kyuhyunnya yang nakal dan egois itu sudah tidak bernyawa.

#

Lee Hyo menata rapi selimut Kibum. Matanya menatap suka cita wajah damai Kibum yang belum sadar.

"Eomma yakin kau akan sembuh. Tuhan menjawab do'a eomma." Lee Hyo mengecup tangan Kibum. Air matanya mengalir penuh syukur.

"Appa tidak ikut kesini?"

"Dokter Yunho tadi menahan appa. Mungkin mereka masih membicarakan sesuatu." Heechul menjawab tanya Donghae.

Siwon mendudukkan diri ke sofa. "Apa kita perlu memberi kabar Kyuhyun? Dia belum bangun saat kita pergi."

"Tentu saja!" Sahut Lee Hyo. "Dia selalu bilang harus berterima kasih padanya. Kibum kita sudah sembuh. Dia tidak akan merasa sakit lagi. Kyuhyun perlu tahu bahwa ini bukan karenanya."

"Eomma, kau merasa menang karena sering berdebat dengannya." Donghae tertawa. Dibalas Lee Hyo dengan puas.

Dokter Yunho datang untuk mengobservasi kondisi Kibum beberapa waktu kemudian.

"Kalau dia sadar tolong panggil saya." Pesannya hendak pergi.

"Dokter Yunho," panggil Heechul. "Appa tadi bersamamu? Kemana appa sekarang?"

GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang