Really!

3.2K 286 95
                                    

"Guru Shim." Kepala sekolah menggeleng. Menyesalkan apa yang terjadi.

Semua berkumpul didalam ruangan itu, para murid dan Shim Changmin.

Mereka dimintai keterangan. Kyuhyun tidak puas dengan penjelasan mereka dan murkanya kembali. Jadi tanpa pikir panjang dia melapor pada kepala sekolah.

"Kami sedang belajar bela diri. Jadi sebenarnya bukan hal besar. Ini biasa di pelatihan."

"Biasa di jam pelajaranku guru Shim?" Sengit guru Shin. Guru wanita tinggi kurus, berkaca mata dengan frame tebal. Salah satu guru sadis di sekolah itu. Mengajar kelas bahasa. Dia disana untuk pengaduan.

"Mereka masih muda dan sangat bersemangat. Aku tidak bisa menolak tapi juga kualahan." Changmin masih beralibi. Meski dia korban tapi berupaya agar anak didiknya tidak disalahkan.

Kyuhyun diam di sudut. Memperhatikan teman-temannya yang sama sekali tidak mengangkat kepala. Sekalinya angkat kepala bertubrukan mata dengannya dan buru buru menunduk.

Kyuhyun cukup tahu apa alasan mereka. Otaknya sudah jernih dari memahami situasi ini. Tapi jelas dia tidak cukup berbesar hati menerima tindakan teman-temannya dan guru Shim. Temannya salah tapi guru Shim juga salah. Untuk apa meladeni mereka yang kekanakan?

Kyuhyun tidak sadar sejak pagi telah membuat teman sekelasnya cemas.

"Kepala sekolah, maafkan kami. Ini murni kesalahan kami. Kami bukan belajar bela diri. Tapi kami sengaja membawa guru Shim untuk dikeroyok."

Semua orang terkejut. Guru Shim menggeleng. Kyuhyun mengatupkan mulut rapat-rapat, matanya berembun.

"Ini salah kami. Jangan salahkan siapapun."

Teman-temannya kompak menyerukan pengakuan. Ruangan gaduh oleh mereka. Kyuhyun berlari keluar tidak tahan.

#

Kyuhyun menangis sesenggukan hingga sampai di kelas. Pelajaran masih berlangsung sehingga dia tidak jadi tontonan. Tapi hanya menunggu waktu sampai kabar ini menyebar dan teman-teman sekelasnya akan disalahkan.

"Appa." Kyuhyun menghubungi ayahnya. Menangis kencang saat sang ayah bertanya ada apa.

Tuan Cho jadi cemas. Dari awal Kyuhyun memanggil dengan suara serak pun dia tahu ada yang tidak beres.

Kyuhyun menelungkupkan kepala setelah memastikan ayahnya akan datang. Dia masih sesenggukan. Sendirian.

Dia berfikir kembali dan sampai di titik menyalahkan dirinya sendiri.

Semua karenanya.

Karena moodnya yang buruk sejak kemarin akibat guru Shim, teman-temannya jadi kalud. Mereka hanya peduli padanya. Mengambil kesimpulan sendiri. Menyalahkan guru Shim dan melakukan hal yang tidak baik.

Sesenggukannya kembali. Kyuhyun meraup tas yang dia tindih. Menangis lagi.

"Salahku. Aku yang salah."

#

Tuan Cho benar datang. Langsung mendatangi kantor kepala sekolah. Dia disambut dengan keterkejutan. Kepala sekolah panik. Pemilik yayasan datang tanpa diduga disaat ada kekacauan begini. Tentu saja dia jadi orang pertama yang keder.

Sebagai kepala sekolah dia bertanggung jawab penuh. Bahkan hal kecil pun bisa mempengaruhi jabatannya.

"Tuan Cho." Kepala sekolah menyambutnya langsung,  menghampirinya lebih dulu.

"Anda datang?"

"Heum. Aku dengar ada keributan. Jadi aku datang untuk tahu masalahnya."

"I-ini tidak,"

GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang