(VII) SEKEDAR

65 37 10
                                    

Tidak saling menyapa,
Namun saling menjaga.

💕
💕
💕
💕
💕
💕
💕
💕

Afra 'POV

Pagi ini pengumuman, karena tiga hari yang akan datang akan di laksanakan pertandingan basket yang sangat di tunggu-tunggu, pagi ini gue berniat untuk memberikan handuk Sania yang kemaren ketinggalan.

Namun gue sedikit ragu untuk terlalu dekat dengan Sania, apa mungkin dia sudah jadian sama Cleo? Hemm. Ada yang mengganjal di diri ini, gue merasa ragu untuk bertemu dengan Sania jika di dalam sekolah.

Di sekolah kita sama sekali tidak saling sapa, gue sangat malas untuk memulai sebuah pembicaraan bila itu tidak terlalu penting, beberapa kali gue ingin menyapanya namun gue selalu ragu. Gimana kalau sapaan gue gak di gubris malah malu sendiri gue.

"San, ikut gue sebentar!" gue mengajaknya sambil menarik tangannya.

Setelah berhenti, sebelum gue mengatakan bahwa gue ingin mengembalikan handuk nya dia malah memaki-maki, tentang ancaman harus menang atau apalah itu.

Sebenarnya gue sangat marah, bisa saja gue memaki-maki Sania, namun gue inget Seburuk-buruk nya dia Sania adalah perempuan. Gue memilih untuk pergi dari pada harus memakinya.

❣️❣️❣️

Di kelas gue memikirkan kata-kata Sania, apakah gue sangat buruk mungkin lebih baik gue menjauh dari pada gue ganggu dia. Entah mengapa diri ku pun ragu dan sangat ragu melakukan itu, mengabaikan nya saja tadi malam membuat ku merasa bersalah.

Sebenarnya gue mengabaikan nya karena Sania sudah dekat dengan Cleo juga, gue gak mau merusak namun semua itu hanya membuat sebersit luka.

Pandangan Sania mungkin juga berubah karena gue nggak pernah bertegur sapa dengannya, namun semua telah terjadi berusaha meminta maaf saja tidak. Padahal tiga hari ini hari terakhir kita berlatih basket.

"Fra, diem aja dari tadi?" tanya Nanda salah satu teman Afra.

"Gapapa sih capek aja gue."

"Nanti ikut nongkrong lama gak nongkrong nih gimana?" ajak Nanda.

"Oke deh tapi gak lama-lama gue mau latihan basket juga ntar." sanggup Afra.

"Yoi."

Istirahat ini terasa membosankan, kali ini gue lebih memilih ke perpustakaan untuk sekedar mencari waktu untuk sendiri. Ternyata di sana ada Kezia yang terlihat sedang mengerjakan tugas, ah jangan sampai ketauan nanti dia ngikutin gue lagi hiih, risih gue.

Dari pada gue, bareng Kezia gue beralih ke kelas yaitu pilihan terakhir gue. Sambil duduk gue melihat hp terdapat notifikasi Whatsapp yang masuk.

"Gue tadi kayak liat loe ke perpus tapi gak jadi emang mau ngapain?" pesan dari Kezia.

Pesan darinya hanya gue read, pasti dia akan berusaha bagaimana cara agar gue bersama dia, namun gue juga punya banyak cara untuk lepas darinya. Banyak orang yang mencoba mendekati gue, gak cukup hanya dekat dengan gue namun juga seluruh keluarga gue, dari nyokap bokap gue juga.

Namun tak satu pun yang bisa membuat gue srek, boro-boro srek mlah bikin gue risih.

"Teeeeetttttt" ke bosanan gue sempat terusik karena bel pulang berbunyi, hanya karena satu orang bisa merubah sehari ini, apakah cuma sehari aku terus menerus mencari apa yang bisa membuatku kembali seperti dulu.

"Fra ayo, jadi kan?" ajak Nanda.

"Yok, kamu duluan aja sama Boby ntar gue nyusul." jawab Afra.

"Bareng Cleo aja loe, si Cleo sama Dani nanti nyusul juga." saran Boby.

"Iya lah nanti gampang."

Mereka pun langsung menuju parkiran, entah setelah mendengar nama Cleo aku merasa tidak enak. Dia sedang dekat dengan Sania, apa mungkin udah jadian, ah ngapain juga gue pikirin.

Setelah membereskan buku gue keluar menuju parkiran untuk menyusul temen gue, gue males banget kalo harus nunggu Cleo dulu.

Sania 'POV

Nanti sore kira-kira gue berangkat latihan gak ya, pasti dia marah banget ih gue bodoh sih, sebenarnya hari ini ada kelas mading, namun gue memutuskan untuk langsung pulang.

Saat gue berjalan menuju parkiran yang lumayan sepi gue melihat Afra dari arah depan gue segan untuk melanjutkan langkah gue, namun dia juga sudah terlanjur melihat gue, gue menatap nya dia pun hanya mengabaikan gue seperti biasa.

Sangat ragu untuk berangkat berlatih basket, namun itu tanggung jawab gue, gue yang salah tapi bukan seratus persen salah gue, ngapain dia cuek banget sama gue. Kalau dia kaya Cleo gak mungkin gue kayak gini, ih gak tau lah biarin aja, penting gue berangkat basket mau dia marah atau giman terserah lah.

❣️❣️❣️

Afra 'POV

"Wuih, tumben loe kesini kira dah lupa?" tanya Bagas.

"Gak lah buktinya gue kesini ayo mabar mobile legend mupung rame nih?" ajak Afra

"Yoi."

Tak beberapa lama Cleo datang sambil memakirkan motornya.

"Widih Cleo, lama banget kemana aja loe?" tanya Nanda.

"Ada urusan di sekolahan tadi bentar." jawab Cleo.

"Urusan sama yang kemaren makan bareng itu, ihir." goda Boby.

"Apaan coba?" heran Cleo.

"Sok gak tau, biarin deh nanti gue sama temennya aja gimana hehe." Jawab Nanda.

"Elah pikiran loe cewek mulu." tanggap Cleo.

Gue hanya membalas sapaannya tadi, tidak ingin berbicara panjang lebar dengan Cleo.

Kenapa semua temen gue tau kalau Cleo makan bareng sama Sania, bukannya cemburu gue hanya gak suka aja sih dan yang bikin gue bingung apa yang buat gue gak suka.

Apalagi pas Nanda sama Boby menggoda Cleo, Gue hanya asik berbicara dengan Dani, tanpa memperdulikan Cleo.

Gak benci sih cuma gimana gitu.

Tbc 💞💞💞

Sahabat Hijau ToscaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang