(XIV) Do not just be my dream

23 7 1
                                    

Sampai kapan aku harus menunggu
waktu yang katanya indah pada waktunya?
🎬
🎬
🎬
🎬
🎬
🎬


Minggu pagi yang terik membuat jiwa ini ingin menyapa matahari sekejap, gue melangkah keluar dan sekedar duduk di teras. Mungkin gue batalin aja acara nonton nanti, mending gue ke gereja.

Gue mencoba nge-chat Afra, untuk membatalkan. Setelah mengirimkan pesan data hp langsung gue matiin.

Setelah menutup layar hp gue menghembuskan nafas dengan berat. Sejenak gue menatap langit-langit, biru yang tenang.

Sesekali memori di kepala mulai membahas Afra, mulai dari bagaimana kita bertemu. Semua terasa membingungkan untuk di mengerti.

Dari dalam terdengar suara mama, mungkin gue di suruh sarapan. Dengan langkah letih gue berjalan menuju meja makan.

"Mah nanti ke gereja bareng ya?"

"Tumben, ya udah kamu siap-siap gih"

Setelah bersiap-siap, gue mengendarai mobil sedan yang telah terparkir di halaman. Sebuah perasaan yang sulit ditafsirkan, membuat gue semakin bimbang.

Jika benar gue mencintai Afra, gue ingin mencintai nya dengan benar. Tidak seperti benalu dengan pohon mangga, namun seperti bunga dan kupu-kupu.

Sebuah kursi panjang tampak kosong, gue pun bergegas untuk menduduki nya. Karena mama gue ada tugas paduan suara jadi gue duduk sendiri.

Andaikan saja jika kakak dan ayah mau ke gereja mungkin sekarang gue nggak sendiri. Sebuah tragedi membuat keluarga kami tidak seharmonis dahulu.

Di rumah pun sampai sekarang sebenarnya, mama dan ayah tidaklah akur. Apalagi kakak gue yang temperamen semakin membuat gue nggak betah dirumah.

Berbagai masalah mulai muncul. Mulai dari broken home, terus masalah kemarin sama Nadya yang berujung pada Afra.

Usai berdoa tak sadar seorang Afra duduk di sebelah gue. Dengan mata merah usai menangis, gue hanya melirik nya dan mengikuti ibadah dengan hikmat.

Jujur perasaan gue mulai campur aduk, banyak hal buruk terlintas.

❣️❣️❣️

Sepulang kebaktian, benar saja Afra langsung menghampiri.

"San" panggil Afra.

"Ya"

"Habis ini loe mau kemana?"

"Balik, ke rumah"

"Gue anterin boleh?"

"Nggak usah, gue bawa mobil sama nyokap, Sorry"

"Oh, gapapa kok"

Gue meninggalkan Afra dan menuju mobil, sambil menunggu mama. Dari jauh gue tetap memperhatikan Afra, dia seperti menunggu seseorang.

Tak berapa lama mama keluar dan Afra menghampirinya. Kok Afra tau mamah gue? Mana gue nggak denger mereka ngomong apa.

Setelah mereka berhenti berbicara gue langsung masuk ke dalam mobil. Seolah tidak memperhatikan mereka, untung saja mamah juga nggak curiga.

Di tengah jalan hujan menyapa mobil kami. Setelah ini gue mau pergi ke coffee shop, untuk sejenak menghilangkan penat.

Sesampainya di rumah hujan semakin lebat, mungkin sebentar lagi akan terang. Di dapur gue membuat secangkir teh untuk menemani, sambil mengerjakan tugas di depan laptop.

Tidak lama terdengar suara bel pintu. Karena mama sedang tertidur, gue memutuskan untuk membukanya. Ternyata hanyalah Nadya, dengan gaun pendek berwarna hijau muda.

"San gue mampir ke rumah loe ya?"

"Gapapa kok ayo masuk"

Setelah Nadya masuk terdengar motor sport, dan itu Afra. Kenapa Afra bisa tau rumah gue anjay gimana nih.

Nadya menoleh ke belakang, gue hanya menelan ludah. Afra memakirkan motornya di depan lalu menghampiri kami.

"Wah rame nih" kata Afra.

"Eh kak Afra, kok kesini?" tanya Nadya.

Gue hanya tertunduk, tak tau tiba-tiba saja semua kata ku hilang begitu saja.

"Nggak papa, loe mau pergi sama Sania ya?" tanya Afra.

"Nggak kok cuma mau mampir" jawab Nadya.

"San, loe kok diem?" celetuk Afra.

"Oh, iya gimana kak?" jawab gue gelagapan.

"Nanti sore jadikan gue jemput?"

"Kalau jadi nanti sore gue nemenin mamah ke rumah tante, sorry"

"Baiklah, gue pamit dulu San"

Afra pun pergi meninggalkan halaman rumah, terlihat raut berbeda dari wajah Nadya. Padahal nanti sore gue nggak nganterin siapa-siapa.

"San, gue pamit ya"

"Loh kok nggak jadi Nad?"

"Besok lagi aja"

Nadya langsung berbalik dan mengendarai motornya. Gue merasa semakin bersalah, eh tunggu ngapain gue ngrasa bersalah, gue juga nggak salah apa-apa.

Toh gue juga udah mbatalin acara nonton gue sama Afra, gue udah berusaha njaga perasaan Nadya. Tapi di sisi lain gue juga ngecewain Afra.

Tbc 💞💞💞




Sahabat Hijau ToscaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang