Yes this is my fake smile
🐾
🐾
🐾
🐾
🐾8.24 PM
Hari yang sangat mengejutkan berlalu begitu cepat. Di perjalanan pulang gue dan Afra selalu bercanda. Begitu berharga gue bisa mengenal Afra.Sesekali gue melihat hp, di sana hanya terdapat notif dari grup kelas yang membahas tentang tugas. Untuk membukanya gue sangat malas, dikit-dikit tugas.
Gue lebih memilih untuk membuka instagram, biasa cuma scrol gak jelas gitu. Biar keliatan agak sibuk hehehe.
"San, loe di marahin gak pulang jam segini?" tanya Afra.
"Ga tau deh gue, yang tanggung jawab loe kan, biar yang di marahin loe"
"Iya sih, yah gue turunin loe disini aja gimana, biar gue gak kena marah?"
"Yeee, enak aja gak mau, yah nggak tanggung jawab loe" omel gue.
"Bercanda kali tong, takut amat"
"Terserah deh, gue kalah mulu sama loe tadi"
"Pasti lah"
Padahal sebenarnya gue udah sering pulang malem sama temen-temen gue, gampang banget di kadalin nih si Afra. Tak begitu lama kita sampai di depan pagar rumah gue.
"Harus di temenin sampe pintu San?" goda Afra.
"Ya iya lah harus!"
"Galak amat"
"Biarin"
Afra turun dari mobil hitamnya, kami pun berjalan masuk.
"San" teriak seseorang, namun yang pasti itu bukan mama gue.
Shit ternyata itu Nadya, kok dia kesini gak bilang, ya Lord gimana nih. Nadya menghampiri gue, dia terlihat syok.
"Eh Nad, kok ke sini gak bilang-bilang?"
"Kebetulan lewat aja kok, gue duluan ya San maaf ganggu" jawabnya gugup.
"loh Nad"
Nadya pergi begitu saja, sebenarnya gue ingin mengejarnya namun gue tersadar ada Afra. Afra hanya terdiam semoga dia tidak curiga kalau Nadya marah gara-gara gue jalan sama Afra.
"Kok Nadya langsung pulang San?" tanya Afra.
"Nggak tau, emang biasanya dia sering mampir ke rumah gue gitu"
"Oh"
Gue berusaha tidak memikirkan kejadian tadi untuk sementara, nanti gua WA aja buat ngejelasin.
"Udah sampai pintu rumah, gih pulang entar di cariin nyokap"
"Idih gue di usir, ya udah gue pamit bay"
"Ya udah, jangan sok kegantengan, ntar banci pada jatuh cinta"
Afra pun tertawa, Afra mulai melangkah pergi, semoga perasaan ini tidak merindukannya. Tinggal masalah Nadya, gue nggak bisa ninggalin sahabat gue, tapi gue juga nggak bisa nyakitin hati gue.
Mungkin gue jangan ganggu Nadya dulu, gue juga belum tau pasti dia kenapa.
Gue memutuskan untuk bermain game moba di hp, biarin mainnya pake analog lebih praktis wkwk, ribet kalo buka laptop males. Emang gue paling seneng main beginian.
Usai satu pertandingan lumayan lah menang, ada notif WA masuk. Ternyata itu Cleo, dia cuma nanyain kabar dan lain-lain, gue bener-bener males.
Tapi karena gue orangnya baik, gue memilih untuk chat dengan Cleo, sebenarnya gue akan lebih milih naikin rank game gue waktu itu. Namun entah mengapa gue baru pengen ngedengerin orang malam ini.
Gue sangat tidak suka dan malas untuk bermain perasaan, sudah lumayan lama gue lebih mengandalkan logika. Dan untuk saat ini gue tidak mau jatuh cinta sama siapapun, jujur gue takut dengan Afra dan Cleo.
Takut, ketika gue menaruh perasaan gue kepada orang itu. Mungkin saat ini gue masih bisa menganggapnya sebatas teman dan gue nggak tau kedepannya.
Karena ketika gue bermain perasaan, gue menjadi tipe orang yang sangat mudah mencintai, dan dengan itu gue semakin terluka.
Hai bintang jangan kamu sedih jika langit lebih memilih bulan, karena memang hanya bulan yang bisa langit lihat sekarang. Sedangkan kamu hanyalah satu dari sejuta titik yang ada mungkin langit tidak mengingat mu, namun percayalah langit tidak akan terlihat lebih indah tanpa mu. Pesan gue malam ini.
❣️❣️❣️
Pagi yang tidak gue harapkan datang begitu cepat. Gue juga tidak terlalu mengingat mimpi semalam.
Jam dinding di kamar menunjukkan pukul 06.00 AM, ah biarin biasanya juga telat. Setelah berdoa sehabis bangun, gue melihat beberapa notif yang masuk.
Tidak ada pesan dari Nadya. Hanya dari Reza, Ana, Aura, dan Agil mereka mengajak kami nongkrong nanti sore, dan gue mengiyakan ajakan itu.
Seperti biasa jika gue telat bangun mama gue super berisik. Dengan segera gue bersiap-siap berangkat ke sekolah semoga hari ini banyak jam kosong.
Tbc 💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hijau Tosca
Teen FictionKedatangannya merubah tali persahabatan ku menjadi tombak tajam yang berujung runcing, hanya karena aku tidak bisa mengontrol sesuatu di dalam diri ini. ' ' ' ' ' Sebuah ambisi tidaklah menjadi baik jika kita terlalu sering menggunakannya, guna...