The Best Chocolate and Roses
Author : noviquinn
Tema : Semi - Canon
Genre : Romance
Rate : Teen
A/N : Dengerin lagu Bukti - Virgoun deh 😊
Happy Reading
Suasana hangat bulan Februari. Para lelaki teman sekelas Boruto di akademi berkumpul untuk membantu Inojin membereskan toko bunga milik orangtuanya. Di sana ada Boruto, Shikadai, Iwabe, Denki dan Metal Lee. Yamanaka Ino merenovasi tokonya agar lebis luas dan memuat banyak persediaan bunga. Berhubung sebentar lagi hari Valentine. Orang-orang akan membeli bunga lebih banyak. Hari itu harusnya Inojin membantu ibunya seorang diri, tetapi ia menjerat teman-temannya agar ikut membantu.
"Kalau dipikir-pikir dia itu licik," bisik Shikadai di sebelah Boruto.
"Bukankah dia rekan satu timmu?" Mata Boruto memicing. "Jadi, kalian itu sebenarnya sama saja 'ttebasa."
"Enak saja. Kalau aku tidak akan mau melakukan hal-hal merepotkan seperti ini," gerutu Shikadai sembari mengangkat vas bunga besar dibantu Boruto.
"Jangan mengeluh teman-teman, kalian sudah terlanjur mengatakan ingin membantu," ucap Inojin. Di wajahnya ada tanah membekas, mengotori wajahnya yang biasa pucat.
"Sungguh, dia itu licik." Iwabe menggerutu.
Denki menahan amarah Iwabe sambil meringis. "Sabar, Iwabe-kun. Tidak ada salahnya membantu teman sendiri. Ne, Boruto-kun?"
Awalnya, Inojin menyerukan ajakan main game terbaru di rumahnya sembari memakan kudapan buatan sang ibu, Yamanaka Ino. Alih-alih bermain, justru mereka terjebak membantu Inojin yang sedang membereskan toko bunga. Daripada melihat Ino mengamuk yang kata Shikadai tak kalah galak dari ibunya, lebih baik Boruto dan yang lainnya ikut membantu. Dan di sinilah mereka saat ini. Terjebak bersama si tunggal Yamanaka. Dengan pakaian bau keringat bercampur tanah sehabis menata bunga-bunga ke dalam vas yang baru.
"Lagipula, sesuatu yang dilakukan bersama-sama itu akan cepat terselesaikan, ya?" Basa-basi Inojin sambil menyeka keringat di keningnya.
"Jangan sok polos, kau itu!!!" teriak teman-temannya serentak.
Inojin hanya tertawa. Bersamaan dengan keributan itu, bel pintu masuk berbunyi. Satu tangan gembul mendorong pintu kaca. Ia tak datang sendirian. Ada seorang gadis berwajah dingin dengan kacamata turut mengekor di belakangnya. Tak sengaja tatapan Boruto bertemu dengan kedua netra hitam gadis itu. Hanya dua detik. Sebelum keduanya sama-sama berpaling.
"Hei, Inojin. Kudengar dari Ayah, kau sedang sibuk dan dia menyuruhku untuk membantumu," ujar Chocho. Mulutnya tak berhenti mengunyah keripik kentang.
"Kau terlambat, Gendut. Sangat terlambat...."
Chocho tetap memakan keripiknya. Boruto berjalan mendekat ingin menyapa Sarada. Satu tangannya terangkat. Saat itu juga Sarada mundur selangkah.
"Yo, Sarada!"
"Jangan mendekat!"
Sontak seruan itu menghentikan Boruto.
"Kau bau sekali. Belum mandi, ya?" sambung Sarada ketus. Jempol dan telunjuknya mengapit ke hidung.
Lalu Boruto mengendus-endus tubuhnya sendiri. "Enak saja! Aku sudah mandi, tahu! Tapi ... ini memang bau. Ah, ini gara-gara kau Inojin!"
"Dasar anak laki-laki bodoh," gumam kecil Sarada. Beruntung tak dapat didengar oleh Boruto. Jika pemuda itu dengar, pasti ia akan balas menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto & Sarada : Sweet Romance [Kumpulan FF Oneshoot] ✔
FanfictionSi sulung Uzumaki dan putri tunggal Uchiha kerjaannya bertengkar terus setiap hari. Sampai akhirnya Sarada benar-benar marah pada Boruto. Boruto : "Lagipula kau itu bisa tidak sedikit feminim? Kekuatanmu itu seperti monster, 'ttebasa!" Sarada : "Apa...