-jini oh jini

600 112 13
                                    

note:
Hong Euijin as jini

-------

Jini memarkir mobilnya secara asal-asalan, ban depan mobilnya saja masih keluar dari garis pembatas, tapi ia tidak peduli. Setelah mematikan mesin, Jini langsung keluar dan berlari ke gedung utama jurusan ilmu politik.

"Permisi! Permisi!" ucap Jini sedikit kencang sembari berlari di koridor lantai satu yang sialnya cukup ramai sore itu.

DUG!

Jini terhenti sebentar, ia menabrak seseorang, untungnya gak sampai jatuh.

"Eh sori sor--"

WHY?
Kenapa dari beratus-ratus mahasiswa di jurusan ini, di fakultas ini, Jini harus menabrak dia???

"Eh iya gapapa. Kamu gapap--"

Belum sempat ditanya soal keadaannya, Jini sudah berlari lagi meninggalkan koridor lantai satu. Dia tidak peduli.

-------

Tok tok tok

Pintu kelas terbuka sedikit, terlihat muka Jini yang mengintip keadaan kelas terlebih dahulu.

"... Permisi, Pak. Maaf saya terlambat."

Tidak ada reaksi apapun dari dosen tersebut, tapi Jini tidak peduli dan tetap duduk di kursi paling belakang.

Hhh kalo gak nekat masuk, gabisa uts gue nanti.

Jini mengambil ranselnya dan baru ia sadari, ternyata resletingnya tidak tertutup dari tadi. Ia merogoh tasnya, mencari apa yang harusnya ada saat ini.

Mampus. Buku perbandingan politik gue mana???

Jini sudah mencari disegala sisi ranselnya yang tidak terlalu besar itu. Bukunya tidak ada.
Ia terpaksa mengeluarkan notes kecil saktinya, yang hanya ia gunakan untuk notulensi rapat. Setidaknya, mejanya sekarang tidak terlalu kosong.

----

2 sks yang terasa seperti dua tahun.
2 sks terlama dalam hidup Jini.

"Datang terlambat, tidak bawa buku, tidak bawa laptop. Kalau tidak niat masuk kelas saya, hapus saja mata kuliahnya dari krs kalian, dek."

Kalimat itu terlontar dari mulut dosennya barusan. Walaupun beliau memakai kata 'kalian', tapi rasanya itu adalah kalimat sarkasme untuk Jini, bukan?

Jini tidak peduli, ia sudah pura-pura gila. Asal absennya cukup untuk syarat uts.

"Ahhh, ini semua gara-gara dia nih!" gumam Jini yang kesal sendiri.

Ya, dia.
Dia yang tadi ditabrak oleh Jini. Pasti buku Jini terjatuh setelah adegan tabrakan tadi, Jini yakin.

Jini berada di dalam kebimbangan antara harus menurunkan ego lalu menghubungi si dia untuk menanyakan bukunya, atau tetap pada kebenciannya pada si dia tapi harus mengeluarkan uang untuk membeli buku yang baru. Pilihan yang sangat sulit.

Jini masih pada kebimbangannya saat ada notifikasi chat yang langsung ia buka,


(Line!)
Add | Block | Report

Euijin: jangan marah dulu, saya dapet line kamu dari hojung
Euijin: buku kamu tadi jatoh, saya simpenin



HNGG jiniii oh jiniii....
makhluk kayak mas euijin kok dibenci sih:((

btw w selalu seneng kalo jini jadi cewe cewe cantik tapi judes ala ala gitu haha

jadi karena udah sekian part isinya menye menye gaspol semua, nih w kasih yang penuh kebencian wkwkwwk

ca•thar•sis [the unit+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang