-kedai kopi

294 40 6
                                    

Sudah tiga bulan terakhir ini Suwoong part-time jadi barista di kedai kopi dekat kampus.

Memang dasarnya Suwoong itu penikmat kopi dan anak danus sejati, jadi kerja kayak gini ya dia enjoy aja. Lagipula karena hitungannya Suwoong ini masih barista baru, jadi dia kerja cuma hari Kamis, Jumat dan Sabtu aja.

Anak-anak BEM sebangsa Timo, Kanto, Euna dan Yeoeun sebenarnya pada heran, kok Suwoong mau hari Sabtunya terenggut gitu aja. Padahal itu kan jadwal wajib buat malam mingguan sama degem-degemnya yang gak habis-habis itu.

Kalo ditanya sih, Suwoong cuma senyum. No comment.

Ya ternyata, emang Suwoong gak keberatan untuk kerja di hari Sabtu. Karena sekarang ada yang lebih menarik daripada degem-degemnya, setiap Sabtu sore di kedai kopi.

Perempuan.

Iya, namanya juga Suwoong, pasti gak jauh-jauh dari cewek. Tapi pertanyaannya disini, cewek ini siapa?

Sayangnya, itu juga jadi pertanyaan terbesar Suwoong. Dia juga belum tau, perempuan yang duduk di meja pojok dekat jendela setiap Sabtu sore itu siapa.

"Ngemil mulu," sapa Suwoong pada Jiwon, sesama barista di kedai kopi itu.

"Hehehehe, ini namanya memakai jatah dengan baik, kak."

Memang setiap barista yang kerja di sini akan mendapat jatah satu minuman perhari dan satu dessert perminggu, dan Jiwon baru saja memakai jatah mingguannya.

"Gak usah nyengir, itu gigi lo coklat semua."

"Hehehehehehe," Jiwon malah tambah nyengir.

Suwoong mengambil alih bar karena sebentar lagi shiftnya akan dimulai. Ia menggesekkan kartu idnya di kasir, untuk memulai hitungan waktunya bekerja.

Sesekali ia melihat ke meja pojok dekat jendela, memastikan keberadaan perempuan itu.

Dan seperti Sabtu-Sabtu sebelumnya, dia sudah duduk anteng di sofa sana, dengan sebuah buku ditangannya dan secangkir coklat hangat di meja.

Biasanya dia akan terus duduk disitu dari sore sampai malam, tergantung kapan bukunya selesai dibaca.

Wajahnya yang serius itu terkesan angkuh karena terlalu tenggelam dalam lembaran yang mulai menguning, seperti tidak sadar bahwa dia sedang berada di tempat umum. Tak jarang juga ia meninggalkan kedai dengan gelas yang masih utuh.

Entahlah.

Suwoong juga bingung.

Padahal jelas-jelas ada Jiwon —tipe adik gemasnya— yang selalu ada disampingnya. Tapi, perempuan itu lebih menarik.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20:35. Suwoong akan istirahat sebentar sebelum melanjutkan shift malam.

Dilihatnya sisa buku yang dibaca oleh perempuan itu mulai tipis, berarti sebentar lagi ia akan berdiri lalu meninggalkan kedai kopi ini.

Suwoong beranjak dari duduknya, dan kembali membuat minuman.

---

Perempuan itu menutup bukunya, lalu menghirup wangi dari cover belakang buku itu. Seperti sudah kebiasaan.

Ia memasukkan buku itu ke dalam tas dan hendak pergi dari tempatnya. Namun belum sempat berdiri, ada seorang barista yang datang dengan secangkir coklat hangat.

"Maaf mas, saya gak pesen."

"Iya."

Suwoong menggeser cangkir yang ada di meja lalu menggantikan dengan yang ia bawa.

"Di sini kopinya enak, coklatnya juga. Sayang kalo tiap kesini kamu gak pernah nyicipin."

Perempuan itu sedikit terbelalak, "Eh, sorry sorry mas, saya gak maksud buang-buang makanan..."

Suwoong tertawa kecil, "Iya saya paham, setiap kamu selesai baca pasti minumannya udah gak anget lagi kan? Emang udah gak enak kalo gitu."

Suwoong mengarahkan tangannya ke cangkir itu, "Makanya ini saya buatin yang baru, masih anget."

"Eh, tapi–"

"Udah gapapa, anggep aja hadiah buat pelanggan reguler. Silakan dinikmati," tutup Suwoong lalu kembali ke bar.

Mulai sekarang, ekspresi kaget dan bingung gadis dingin pembaca buku itu pasti akan terus terngiang di benak Suwoong.













mbaknya

cha yoonji / I

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cha yoonji / I

😭😭cakep bgt😭😭😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ca•thar•sis [the unit+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang