AIR MATA

95 6 2
                                    


"Tidak semua air mata adalah suatu cermin dari kesedihan, airmata bisa mencerminkan suatu kebahagiaan.. tapi airmata ini adalah airmata ter akhir dalam hidup ku"

"Ahh sial" kataku sambil memukul kepalaku.

"Kasian" ejek Arya yang berjalan deiringan denganku.

"Mau aku bantu pukulin kepala mu??" Bima pun menyela.

"Ihh..nggak usahya, tapi aku benar benar kesal sama bu tutik.. masa Terra aman sedangkan aku malah dijewer, dipermalukan seperti tadi di depan murid baru itu dan--" tiba tiba aku berheenti bicara saat Rahma membungkam mukut ku.

"Cerewet, sudah lah terima aja" ucapnya dengan nada tegas

"Salah siapa nama nya sama sama anak kelas sebelah" cakap Bima sambil mendorong bahu ku.

"Beda namanya aja Dyah Ratna Sari, namaku kan Ratna Angela Franssiska beda jauh"

"Kamu nggak nge hits"tambah nya

"Oh iya kita duluan ya" cakap Arya

"Ya" cakapku masih dengan nada kesal.

Kemudian Arya dan Bima meninggalkan kami di parkiran.

"Rat nanti jadi ketemu Lia?"

"Tentu" jawabku kembali girang

"Baiklah, ya sudah aku pulang dulu jemputan ku sudah datang" jawab Rahma sembari menuju ke mobil ayahnya

"Oke hati hati"

"Iya"

Kini sekarang hanya ada aku di parkiran, aku menunggu kak Gama keluar kelas, setelah kak Gama keluar, kami pun pulang...

___________________

"Ratna lama banget sih" gerutu ku sambil melirik jam di tangan kiriku. "Apa di hitung ban nya ber putar berapa kali gituh"

Tak lama kemudian Ratna datang tanpa rasa bersalah dia langsung berkata

"Hie.. lama nunggu, maaf ya, ayo masuk" kau pun menurut dan masuk kedalam mobil.

"Apa yang kau lakukan setelah bertemu dengan Lia?" Tanyaku menecah keheningan.

"Aku minta agar dia sekolah dengan kita, kita sama sama lagi kaya dulu" jawabnya singkat.

"Oh"

"Oh iya Rahma, kamu tadi pagi kenapa?" Ratna tina tiba menanyakan hal yang paling aku benci, apa lagi menyangkut kak Vina.

"Enggak papa kok, oh iya Lia sekolah dimana?" Tanya ku mengalihkan perhatian.

"Tuh di SMA depan, tuh samapai."

"Wah senangnya ketemu dengan Lia lagi." Jawabku

"Iya aku juga"

Sepertinya sekolah Lia belum bubar, aku dan Ratna pun tidak turun dari mobil. Tak lama kemudian terdengar bel, sepertinya itu bel pulang dan tak lama keluarlah gadis yang seperti ku kenal.

"Rat itu kaya Lia"

"Ho o iya"

Kami pun mengamatinya dengan teliti.

"Hahhh dia beneran Lia"  tiba tiba Ratna pun teriak san turun dari mobil aku pun menyusul. Ratna menanggil Lia keras banget.

"Liiaaaa" teriakan Ratna membuat ku menutup telinga.

Sepontan Lia menoleh, Lia bengong sepertinya dia melihat kami dengan teliti untuk mengenali kami.

"Hei Ratna Rahma"

Kemudian Lia pum berlari dan memeluk kami.
Karena lama tak bertemu sampai menagis dalam pelukan.

"Hiks He Lia jangan menagis gitu.. kamu jelek" cakap ratna sambil mengusap airmatanya.

"Hiks iya bahkan kamu lebih jelek dari aku, lihat make up mu luntur" jawab kia membela diri dari ejekan Ratna

"Hiks, Rahma kamu semakin cantik ya, pake hijap" ucap lia

"Hiks, iya makasih bahkan kamu lebih cantik dari aku" ucap ku sambil melepas pelukan.

Kami pun menyuruh Lia untuk masuk ke mobil dan mengajaknya pergi bersama.

Saking asiknya kami bertinga lupa waktu dan Lia pun lupa kalau Farel akan menjemputnya.

Karena mau azan magrib, kami memutuskan untuk pulang.

"Ayo pulang Rat ini sudah jam 5 sore" ajak ku

"Ayo, tapi nganterin Lia dulu"

"Baik lah"

Disaat perjalanan pulang entah mulutku bergerak sepontan menayakan hal yang tak berguna.

"Kenapa kamu nggak sekolah di SMA kita?

"Enggak papa"

"Peinah lah kesana" Ratna pun menambahkan.

"Emang rencananya aku mau pindah kesana"

"Oke lah aku tunggu"

"Iya"

Setelah sampai di rumah Lia aku meminta Ratna untuk mengantarku pulang..

"Uhh hari yang melelahkan"

Bersambung...





PSIKOPATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang