Five

3.9K 146 1
                                    


Camelia POV

Aku menatap tak percaya pada dosen yang duduk disampingku. Ku akui dia tampan dan memiliki mata teduh yang kuyakini bisa membuat semua wanita berlutut padanya.

Dia tidak tua tapi dia sudah dewasa, beda denganku yang masih kecil. Huh!, aku menertawakan diriku sendiri kenapa aku bisa mengiyakan apa yang dia katakan tadi bahwa aku adalah 'anak kecil!'.

Tanpa pikir panjang aku keluar dari mobil sedan hitam ini dengan cara melepaskan heelsku dan berhasil melompat turun. Karena mobil sedan ini cukup tinggi. Benci karena tahu badanku yang tidak tinggi ini. Aku merutuku highheelsku, kakiku terasa sakit saat berpijak ke jalanan aspal yang berbatu. Kenapa tadi aku tidak memakai sneakers saja. Mana tahu bakal seperti ini, lagi lagi aku menertawakan diriku karena merasa bodoh.

Aska POV

Aku melihat sendiri bagaimana cara dia turun dari mobil dengan melepas sepatu hak nya lalu melompat.

Kejam!, aku menepikan mobil ditempat sepi. Aku merasa bodoh dengan perbuatanku yang seperti ini. Aku pun turun lalu menghampirinya,

"Mau kemana?" pertanyaan bodohku yang tiba tiba keluar begitu saja.

Aku pun melihat dia sedikit terkejut sambil meringis kedinginan. Tanpa permisi aku langsung memeluknya dan dia meronta minta dilepaskan.

Lalu aku melepaskannya dan membawa nya masuk kedalam mobil. Dia memarahiku dengan ucapannya yang, yang anak remaja katakan seperti, gila, bajingan, sialan, dan sebagainya.

Sedang aku hanya serius menyetir mobil dan menghiraukannya.

Sampai di rumah Camelia.

Camelia POV

Bagaimana dia tahu rumahku?, dan kenapa tamu ayah melihatku? Ah aku ingat jam 7 ayah mengingatkanku bersiap untuk turun kebawah dan makan malam. Sedang aku menatap arlojiku bahwa sekarang jam 9 malam.

"Abis darimana kamu?" tanya ayahku dengan tatapan tajam.

Bunda yang duduk disamping ayah hanya diam tak percaya menatapku berpenampilan cukup vulgar dengan memakai baju hitam yang lekat di tubuh kecilku. Sedang teman ayah menatap ku dengan tatapan teduh.

Hangat sekali, tidak ada hawa kemarahan diwajah mereka.

Dan dia.

Dosen itu, kenapa dia ada disini?!

"Camelia, ayah cape melihat kamu seperti ini. Ayah tidak akan marah jika kamu mau jujur kalau sebenarnya kamu darimana?"

"Dari tempat klub, Yah" jawabku santai.

Aku melihat bunda mengelus pelan dadanya.

'Mom, i'm sorry have you disappointed.' batinku.

"Terimakasih kamu sudah mau jujur walau apa yang kamu katakan sangat mengecewakan."

'I know, Dad.' batinku lagi.

"Sekarang giliran ayah mau jujur sama kamu,"

'Oh my!, jangan bilang gua mau diusir?!' batinku menjerit.

"Ayah sama bunda terkadang meninggalkanmu sendiri dirumah karena lebih mementingkan pekerjaan dibanding dengan anaknya sendiri, ayah tau ayah salah.
Apalagi ayah sama bunda ada kerjaan di Malaysia, besok malam kami berangkat jadi ayah mau kamu tunangan dengan anaknya teman ayah yang sekarang ada di depanmu."

Yess mereka melihatku sambil tersenyum ramah. Tapi aku masih, WHAT!, APA!, gua mau ditunangin.

"Apa!, camel ditunangin!, ayah, bunda, camel nggak kenapa kenapa ditinggal ayah sama bunda tapi nggak perlu ditunangin segala."

Mine (Love The Way)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang