Balada Kepo

24 1 0
                                    

Kemarin, 14 Februari
Banyak orang-orang yang merayakan Valentine's day, yang katanya, Hari Kasih Sayang.
Aku gak terlalu mengerti apa-apa tentang itu, yang pasti, di masa lalu, ada makna dibaliknya.
Ada juga orang yang bilang : "buat apa sih ngerayain valentine? Kurang kerjaan banget, dasar kafir"

Nah , kata yang terakhir itu, jangan ditiru ya, buat siapapun kalian, kalian gak berhak, eh, bukan kalian, tapi kita. Kita gak berhak berkata sekasar itu buat orang lain. Percayalah, banyak orang yang gak bisa terima kata-kata seperti itu, terlalu kasar.

Tapi, disini aku gak bakal bahas itu kok.
Aku benci orang-orang yang seakan-akan tahu segala hal yang terjadi didunia ini.
Bisa saja kamu, dia, atau siapapun kalian, mungkin punya banyak sekali pengetahuan, tapi, bukan berarti tahu segalanya. Perlu diingat, tahu yang ku maksud bukan temannya tempe, camkan itu.

Aku mau cerita sedikit tentang pengalamanku, pengalaman mendengarkan perkataan orang lain.
Perlu diketahui, aku bukan nguping, cuma saja gak sengaja dengar, dan kebetulan pembicaraan mereka sepertinya menarik, hmm.

Pada hari itu, Matahari bersinar terang, asap kendaraan masih menyelimuti kota ini seperti biasa.
Disebuah halte busway, aku duduk sambil main COC, iya, waktu itu COC lagi populer banget, gak kayak sekarang, Game yg lagi booming akhir-akhir ini kayak MLM, MLM apa ML yaa? Ya itu deh pokoknya.
Aku duduk dengan santainya, dua tangan megang gadget, kepala merunduk, fokus pada penyerangan benteng lawan. Dan pada akhirnya, cuma satu benteng yang bisa aku hancurin, iya, parah sih memang.
Tak beberapa lama kemudian, ada sepasang kekasih duduk disampingku, sambil peluk-peluk manja, dan sikampret itu seakan gak lihat bahwa aku ada disampingnya, dalam hati aku udah ngomong kata-kata kotor buat dia ( kayak: dasar cucian numpuk, kloset, comberan, tong sampah) kata kotor semua kan?

Dilihat sekilas, mereka terlihat mesra banget, dunia udah kayak milik berdua. Aku pengen segera ganti tempat duduk pada saat itu, tapi sebelum itu terjadi, si cewek bilang ke cowo nya:

"Yank, tau gak ,sih? Kemarin aku lihat ana jalan bareng sama cowok lain lho"

Dan si cowok kampret ini menanggapi seakan dia penasaran ingin tahu lebih dalam lagi ceritanya.

Sicowok kampret: "ahhh, masa sih, yank? Beneran? bukan sama bobi?"

Oke, bobi mungkin pacar si ana ini, atau mungkin gebetannya, atau apalah itu.

Sicewek dengan semangat membara menceritakan seluruhnya, dan sicowok kampret masih menanggapinya dengan serius, sementara aku masih dengan gadgetku yang sisa baterainya cuma 2%.

Sicewek tukang gosip, kita singkat: SCTG.

SCTG: "kebayang gak yank kalo bobi tahu?, bisa-bisa bobi sakit hati kan?"

Lalu, Sicowo kampret, kita singkat: SCK.

SCK: "iya, jelas lah yank, secara si bobi kan orangnya selalu mendam perasaan sendiri, sakit banget ttuh pasti"

SCTG: "ihhh, aku kasihan deh sama bobi yank" sambil meluk sicowok kampret.

Dalam hati aku udah bilang, "kalo kasihan, pacaran aja sono sama dia!g*blok banget ,sih"     oke, lanjut.

Mereka teruuuuuuus aja ngomong tentang si bobi sama si ana dan cowok tak beridentitas jelas yang bersama ana.
Hingga akhirnya sampai pada sebuah kalimat yang buat akupengen muntah, begini...

SCTG: "yank, kamu gak bakal gitu kan?"  sambil sok imut.
SCK: " uhhhh sayang, enggak dong, aku setia , cuma buat kamu seorang, kamu itu udah kayak dunia buat aku, tanpa kamu, aku hampa" sambil memencet hidung si cewek.
SCTG: "uhhhh, cocwit anget sih kamyuuuu, hihihihi" tawanya udah kayak nenek lampir.

Dan aku disampingnya, cuma bisa menahan rasa mual dari perut, oeeeek.

Tak lama kemudian, ada dua orang yang datang, menatap kearah SCTG dan SCK , layaknya mereka sudah saling kenal lama.

Tiba-tiba si SCTG ngomong pelan ke si SCK , *tapi dengan indera ke 6 ku, aku masih bisa dengar dong.

SCTG: "yank, tuh ana sama cowok yang aku lihat bareng dia kemarin"
SCK: " ya ampun yank, yang bener? Ini sih udah kelewatan, aku gak bakalan biarin cowok itu melihat matahari besok"
Si SCK berdiri, lalu menghampiri Ana dan Cowo tanpa identitas (disingkat) CTI.

Ana belum sempat ngomong apa-apa, SCK langsung melabrak mereka sambil berkata: "Gila ya lu na, tega banget lu ngeduain sahabat gw, gw gak nyangka lu sejahat ini. dan lu cowok kampret, ngapain lu dekat-dekat sama ana? " sambil narik kerah baju CTI.

Si CTI belum sempat ngomong apa-apa, si ana langsung memotong:

"Stop ban! Stop"
*ban, nama si SCK, nama panjangnya mungkin "Banci"

"Stop ban! Stop! Apaan sih maksud lu marah-marah gitu? " menarik tangan si banci, eh si ban, dari kerah baju CTI.

Lalu si SCK (ban) menanggapi balik:
"Udah deh, lu gabisa ngeles lagi kayak bajaj, kedok lu kebongkar saat ini juga, ditempat ini" sambil nunjuk kearah si ana.

Sekilas aku bingung, kok gak ada yang mau melerai perkelahian 4 sejoli ini? Aku pengen melerai, takut kena tonjok duluan, akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan perkelahian yang terlihat sangat drama ini.

Si ana menimpali dengan nada tinggi:
"Maksud lu apaan? Kodok apaan? "

Si SCK (ban) menanggapi dengan emosi,
" ohhhhh ternyata asli lu gini yaa, selain suka mainin hati orang, ternyata lu bego juga, tadi gw bilang kedok bukan kodok"
Ban Mengepalkan tangannya, terlihat jelas kebencian dimatanya.

Lalu ana menjawab:
"Yaudah sih. Salah satu huruf doang ribet amat" sambil buang muka.

Lama-lama kelamaan , aku seperti merasa pertengkaran ini aneh sekali, ini tidak seperti pertengkaran yang seharusnya, pertengkaran yang seharusnya itu adalah harua saling tonjok atau saling jambak, bukan malah ngurusin salah huruf gini.

Tiba-tiba , SCTG mencoba melerai, seakan tak ada masalah, padahal dia akar masalah sebenarnya.

SCTG: " udah yank, udah" mencoba menenangkan si SCK (ban)

"Na , maafin cowok gw ya, dia cuma emosi lihat lu duain sahabat dia, dia gasuka lihat lu jalan sama cowo lain"
Si SCTG melanjutkan.

Sekilas , dahi ana terlihat mengeriput, kenala aku tahu ini? Karena aku mulai lirik diam-diam perkelahian mereka, iya , kepo juga ada alasannya.
Lalu, ana bilang:
"Cowo lain lu bilang? Ini kan abang gw yg kuliah di bandung kay"

*kay: nama SCTG yang sebenarnya , nama panjangnya mungkin "bunga bangkai"

Si ana melanjutkan...
"Kay, ini abang gw, selama ini dia tinggal dibandung, dan baru kali ini ke jakarta, wajar dong gw ajak main, lagian kan abang kandung gw, emang ada yang salah?"
Mencoba menjelaskan dengan berapi-api.

Si SCK dan SCTG langsung terlihat pucat, mungkin mereka sadar bahwa mereka sudah salah ngomongin orang, terlihat jelas mereka ingin berkata namun terbata-bata.

Aku yang masih asyik dengan gadgetku sempat berpikir "pasti ujungnya mereka minta maaf, dengan alasan : maaf ya na, kita cuma gamau lu nyakitin hati bobi, ini demi kebaikan lu berdua"

Aku serasa sudah bosan memperhatikan pertengkaran tak berarti ini, aku mulai beranjak, kaki ku siap melangkah , lalu tiba-tiba ada orang bilang "cut, mas, boleh duduk disitu sebentar lagi gak? Adegannya masih kurang nih, maag nih sebelumnya, kita lagi buat video gitu buat youtube, hehehe"

Jlebbb, seketika, pikiranku kosong, ternyata aku dari tadi sengaja dibiarkan hanya untuk jadi seorang figuran tambahan, atau lebih tepatnya setara dengan setetes air dalan lautan.
Dan aku mulai mengerti kenapa percakapan mereka drama banget, semua sudah ada dalam skrip.
Dengan kesal aku langsung bilang, "enggak, mas. Saya buru-buru. Tilong yang ada saya divideonya di cut semua, makasih."

Aku langsung pergi melangkah, menunggu busway tujuan harmoni, meski dengan sedikit rasal kesal, aku dapat pelajaran dari skrip mereka yang terlalu kampret itu.
Ada  baiknya jangan terlalu suka mencap sesuatu sebagai suatu kesalahan, jika belum tahu pasti alasan dibaliknya.



Vote ya, share juga ;)
Makasih,,,,

My Daily Notes (siBatak dodol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang