Happy Reading!!
jangan lupa sambil dengan lagunya yak wkwk
Teman Bahagia - Jaz
***
Setelah semalam menunggu Gibran kerumahnya, sekitar jam 12 malam Gibran pun menepati janjinya untuk menemani kekasihnya itu. Namun naasnya kekasihnya sudah tertidur nyenyak dengan membawa rasa kesal yang mendalam kepada Gibran, karna lelaki itu tidak ada disaat Aya ingin bermanja ria dengannya. karna merasa bersalah Gibran pun mengusap kepala Aya dengan lembut agar kekasihnya itu tertidur lebih nyenyak lagi dan ia berharap bahwa usapan dikepala Aya itu bisa membuang rasa kesal Aya kepadanya, karena sudah cukup malam dan Gibran sendiri sudah cukup lelah untuk pulang ia pun berencana menginap di rumah Aya itung-itung menemani kekasihnya yang sedang sakit ini.
"nngghh " merasa ada sesuatu yang berat pada bagian perutnya Aya pun melihat kearah perutnya dan mendapati sebuah lengan kekar dan tentu siapa lagi kalo bukan kekasihnya yang pembual itu, jadi sebel deh gue jadinya kalo inget semalem Gibran ga dateng bikin mood gue ancur aja batinnya
Setelah cukup lama Aya mengumpulkan nyawanya, diapun segera menyingkirkan tangan besar yang ada di perutnya itu, masa bodo dengan orangnya yang ntar bangun atau marah-marah padanya salah sendiri membuat ia kesal.
Karna merasa terganggu Gibran pun akhirnya membuka matanya dan melihat Aya sedang berusaha berdiri menuju kamar mandi dengan kaki pincang, "Morning Ay" ucap Gibran mengagetkan Aya,
"Hm" ucap Aya singkat, padat, dan jelas dan tentu saja Gibran sudah tau kalo kekasihnya itu sedang marah padanya karna ia telat untuk menepati janjinya.
"Masa bodo kalo gue di bilang childish terserah elu deh tong gue gak peduli" gumam Aya sambil berjalan menuju ke kamar mandi.
AYA POV*
Setelah 30 menit gue di kamar mandi gue pun segera keluar dan masih melihat Gibran berada di atas kasurnya dengan posisi memeluk guling yang semalem gue pake, btw kenapa Gibran boleh masuk kamar gue tanpa takut sama orang tua gue jawabannya simple karna orang tua gue udah percaya sama Gibran terutama papa, ntah alasan kedua orang tua gue apa sehingga begitu percayanya sama Gibran.
"Buruan mandi" ucap ku, sambil menarik gulingku
"Iya sayang, tapi kasih morning kiss dulu dong hehe" balasnya yang sama sekali tak ku hiraukan salah sendiri bikin orang kesel semaleman,
"Kok diem gitu sih Ay? kamu marah sama aku gara-gara semalem aku gak dateng-dateng?" ucapnya tepat di sampingku, ntahlah sejak kapan dia sudah berada di sampingku
"Gapapa" balasku dan segera berdiri menuju ruang makan,
AUTHOR POV*
Setelah Aya keluar dari kamarnya Gibran pun hanya bisa menghela nafas panjang, lelaki itu tau kalo kekasihnya itu sedang kesal padanya karena dia telat semalem untuk pulang dan tidak memberitahu Aya.
Beranjak turun dari kasur Gibran pun segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah itu dia segera menuju ke bawah untuk sarapan bareng dengan keluarga Aya.
"Pagi, ma pa" ucap Gibran sambil memberikan senyum paginya,
"Pagi Gib" balas mama papa Aya kompak samil tersenyum juga, Gibran pun segera menuju kursi yang biasanya ia tempati. ya tempat itu berada tepat di sebelah Aya.
"Pagi Ay" sapa Gibran sambil melihat Aya, sayangnya yang di sapa hanya tersenyum tipis, dalam hati Gibran setelah sarapan ia akan menemani Aya kemana pun seharian penuh agar kekasihnya itu tidak merajuk lagi seperti ini. Karena Gibran sangat tidak menyukai jika Aya bersikap acuh padanya seperti ini. Hidupnya rasanya kosong jika Aya mendiaminya.
***
Setelah selesai sarapan Gibran pun menjalankan niatannya untuk menemani Aya kemana pun yang kekasihnya inginkan, "Ay jangan marah dong, aku minta maaf deh kalo kamu kesel gara-gara semalem" rayunya pada Aya
"Gaapa"
"Bohong ah, maafin yaa yaa please aku bakal turutin deh apa aja yang kamu mau. mau ice cream, mau coklat, mau pizza atau apa deh terserah tapi maafin aku ya please" ucapnya dengan nada penuh memohon, mendengar apa yang di ucapkan kekasihnya itu raut wajah Aya pun langsur berubah
"Serius Gib?"
"Iya sayangku, tapi maafin aku dulu lah"
"Iya aku maafin Gibran sayang, aku juga nggak marah cuma kesel aja sama kamu, kalo tau datengnya malem kan bisa bilang biar aku ga nunggu lama-lama"
"Iyaa sayang maafin yaa, yuk sekarang mau kemana?" tanya Gibran
"Hm.., aku mau beli ice cream, coklat sama pizza aja deh tapi makannya dirumahnya"
"Siap laksanakan nyonya" ucap Gibran sambil memberikan hormat kepada Aya
"Yauda yuk kebawah pamit ke mama sama papa bentar" ajak Aya
"Yuk"
***
Setelah membeli makanan yang Aya inginkan, mereka pun segera menuju kerumah Aya kembali. Pada saat mobil berhenti di lampu merah, Gibran menanyakan kondisi kaki Aya "Ay, gimana kaki kamu udah enakkan? atau masih sakit ?" tanya nya,
"Hmm masih suka nyeri tiba-tiba sih tapi nggak apa kok" ucap Aya sambil tersenyum dan menghadap ke Gibran,
"Yauda kalo gitu jangan terlalu banyak gerak-gerak yaa nanti ini makan dikamar aja biar bisa sambil istirahat yaa sayang?" ucap Gibran sambil mengelus pucak kepala Aya, yang dibalas Aya dengan senyum terbaiknya. Setelah itu tak lama kemudian lampu merah berubah menjadi lampu hijau yang menandakan untuk kendaraan berjalan, Gibran pun segera menjalankan mobilnya menuju kerumah Aya, di sisa perjalanan menuju kerumah Aya kondisi mobil hanya diisi dengan suara lagu-lagu yang berasal dari radio hingga tak terasa Gibran sudah memarkirkan mobilnya dengan sempurna, "Yuk Ay turun" ucap Gibran menyadarkan Aya dari kegiatan melamunnya,
*****
yuhuuu kuu potonggg dulu sementaraaa whehehe...
jangan lupa vomment, maafkeun kalo makin lama makin gajelas whahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibranaya.
Novela JuvenilGibran Edward. CEO, pengusaha muda di bidang teknologi, dan sangat manja jika bertemu dengan orang yang dia sayangi apalagi jika bertemu dengan Aya Aya Mauren. Mahasiswa di sebuah kampus ternama, cantik, tetapi sedikit tomboy. Tapi sebenarnya memili...