Sedikit lagi, berakhirlah penderitaanku di bumi rasa neraka. Aku, si pecundang yang terbuang, terkucilkan, dibenci dan membenci ternyata tak sendiri di bangunan sekolah yang telah terbengkalai. Kedua mataku melihat seorang pria berkacamata berwajah suram. Seluruh tubuhnya akan dia buang bersama jiwanya dari atap bangunan sekolah yang terbengkalai. Semula aku diam, tatkala kuberjalan dan akhirnya aku berlari ke arah pria berkacamata itu.
"Kumohon, jangan lakukan itu...!" aku berteriak sambil memegang erat tangan pria yang sebaya denganku.
Apa yang baru saja kukatakan? Apa yang mendorongku untuk berucap demikian? Tak seharusnya aku peduli. Apa hak aku menghentikan lelaki yang ingin bunuh diri ketika aku sendiri mendambakan kematian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Do It Please
Fanfiction"Jangan lakukan itu...!!" teriak si lelaki berwajah kelam itu. Hal terberani pernah kulakukan adalah terus melanjutkan hidup di saat aku menginginkan kematian. Namun, reduplah tekadku untuk melanjutkan hidup. Hanya tindakan bunuh diri yang terbesit...