Part 1

89 5 1
                                    

Nama gue Arletta Patricia Chika Febrian. Gue biasa dipanggil Chika. Gue selalu tersenyum. Hidup gue penuh dengan warna. Karena menurut gue, segala sesuatu yang terjadi dihidup gue itu adalah sebuah peristiwa yang pasti bukan sebuah kebetulan. Tuhan pasti punya sebuah rencana yang Indah dibalik semua kejadian.

Sejauh ini hidup gue Indah. Keluarga gue harmonis. Gue punya nyokap dan bokap yang sayang sama gue. Tapi terkadang gue sering merasa kesepian karena gue anak tunggal. Tapi gue tetap tersenyum. Gue selalu memandang hidup dari sisi positif.

***

"Pagi Chika" seseorang merangkul pundak gue dari belakang ketika gue berjalan di koridor sekolah. Gue udah gak asing lagi sama suara yang satu ini.

"Pagi Farah"

Kenalin nih guys. Ini sahabat gue. Best friend nya gue. Bisa dibilang dia ini 'buku diary berjalan' nya gue. Semua tentang gue, dia pasti tau. Gue sayang banget sama Farah. Gue ngerasa didunia ini hanya seorang Farah lah yang yang paling cocok sama gue --setelah orang tua gue pastinya. Dari cara kami tertawa, mengobrol, tersenyum bahkan tentang memandang dunia dari sudut positif aja kami sama. Pokoknya apa yang gue suka, Farah pasti juga suka.

Apa yang gak gue suka, Farah juga gak akan suka. Begitu juga sebaliknya.

Kami ini udah kayak saudara kembar. Soalnya gue sama dia kemana-mana selalu bareng. Semua barang kami pun gak ada yang beda. Mulai dari tas sekolah, sepatu sekolah, bahkan kami selalu janjian untuk memakai aksesoris apa kesekolah besok. Kami juga selalu menyamakan warna kaos kaki kami. Yang jelas kami gak bisa dipisahin.

Gue udah nganggap Farah ini kayak saudara gue sendiri. Karena gue gak punya saudara, makanya gue sayang banget sama Farah. Dia itu udah berperan banget didalam hidup gue sebagai saudara. Dia pun udah menganggap gue seperti saudaranya juga. Farah punya saudara kok. Malahan dia punya saudara kembar. Tapi kembaran farah itu cowok. Namanya Farhan.

Jujur, gue gak pernah ketemu sama Farhan. Karena kata farah, Farhan itu dari kecil tinggal sama neneknya di Paris, Prancis. Gue cuma pernah liat foto Farhan. Gue berharap sih bisa temenan sana Farhan. Dan gue akan lebih seneng lagi kalau sikap dan tingkah laku Farhan, sama kayak Farah. Biar kami bisa cocok gitu. Kan keren kalau jadinya kembar tiga.

***

"Lo udah bikin tugas kimia Chik? " tanya Farah.

"Udah. Lo belum ya? " jawab gue sambil mengeluarkan HP gue dari dalam saku rok gue.

"Udah sih. Tapi banyak yang kosong. Liat dong punya lo." Farah memohon. Gue menaikkan sebelah alis gue dan berjalan ke bangku gue. Farah langsung duduk disebelah gue masih dengan tatapan memohon.

"Gak." jawab gue ketus.

"Jangan gitu dong Chik."
Gue memandang Farah.

"Gue gak akan kasih lo contekan. Tapi gue bakalan ajarin lo." seketika wajah Farah berubah ceria.

"Makasih Chika. Lo emang sahabat gue yang paling baik dan yang paling cantik."

"Apaan sih lo. Giliran gini aja, lo muji-muji gue." Farah tertawa.
Gue pun mengajari farah beberapa materi yang tidak ia mengerti.

***

Bel tanda istirahat telah berbunyi.

"chik, ke kantin yuk." ajak Farah.

"Yuk" ucap gue sambil memasukkan buku ke dalam tas setelah selesai, gue langsung berjalan berdampingan dengan Farah menuju kantin.

Setelah sampai di kantin,

"Chik, lihat tuh." Farah menyikut gue.

"Apaan?" gue pun mengarahkan pandangan gue ke arah yang dimaksud Farah. Wajah gue langsung memerah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Penasaran apa yang Chika lihat? Tunggu part selanjutnya ya. Aku akan update setelah 10 like dan commet. Terima kasih. 😘😍😗💕💋💋

#MaafkanTypoYangBertebaran

Just Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang