Part 3

45 4 0
                                    

Keesokan harinya gue dan Farah pergi berkumpul ke ruangan Cheers karena ada pengumuman dari captain cheers.

"Oke guys. Makasih karena kalian udah kumpul disini. Gue cuma mau nyampein sesuatu. Sebulan lagi sekolah kita bakal ngadain turnamen basket. Kalian pasti udah ada yang denger kan?"

Iya sih. Gue udah pernah denger masalah turnamen ini dari salah satu teman gue yang merupakan anggota OSIS.

"Oleh karena itu, kita akan tampil untuk ngasih semangat ke tim basket sekolah kita."

Kami semua tersenyum. Cheers sudah lama vakum karena tidak mengikuti turnamen apapun. Sekarang kami akan kembali beraksi.

"Tapi sebelumnya, gue mau nyampein sesuatu. Karena sekarang gue udah kelas 12, gue bakalan melepas jabatan gue sebagai captain cheers. Dan besok, gue bakal milih siapa yang pantes gantiin gue. Besok jam 3, kita bakal seleksi disini. Gak ada satu pun yang telat. Oke?"

"Oke kak." jawab kami bersamaan.

"Sekarang kalian boleh bubar." kami langsung keluar dari ruangan cheers.

"Chik, gue rasa lo deh yang bakalan jadi captain cheers. Lo yang bakalan gantiin kak Via." Farah menepuk pundak gue.

"Gue? Yang bener aja lo Far. Masa iya gue sih. Gue gak bisa apa-apa kali."
Jawab gue mengelak. Lagian Farah ada-ada aja. Masa iya gue jadi captain cheers.

"Lo bisa kok Chik. Gue udah yakin kalau lo yang bakalan gantiin kak Via. Lo yang paling berbakat di antara kita Chik."

"Apaan sih lo Far. Jangan bikin gue besar kepala napa. Masih bagusan juga gerakan lo." jawab gue santai.

"Haha, gerakan gue? Gak salah lo?"

"Emang bener kan. Masih bagusan gerakan lo."

"Lo gak percaya sama gue? Kita lihat aja besok. Pokoknya kalau lo yang jadi captain cheers, lo harus traktir gue." Farah menaikkan sebelah alisnya. Gue tersenyum.

"Oke. Tapi kalau bukan gue, lo yang harus traktir gue. Gimana? Setuju gak lo?" gue mengulurkan tangan gue ke Farah.

"Oke. Siapa takut." Farah mengambil tangan gue dan kami pun sepakat.

***

Farah datang menghampiri gue.

"Pagi Chik." gue tersenyum.

"Pagi Farah."

"Lo udah siap belum buat seleksi captain cheers nanti?"

"Udah kok. Lo gimana? Udah siap juga kan?"

"Udah dong Chik."

"Lo pokoknya harus tampil maksimal ya Far."

"Haha, gue? Percuma Chik. Semaksimal apapun penampilan gue nanti, gak akan ada gunanya."

"Kok percuma sih Far?"

"Iya percuma. Soalnya, semaksimal apapun gue tampil nanti, pasti gak akan bisa nandingin kehebatan lo Chik. Gue jamin, cuma lo yang bakalan jadi captain cheers."

"Apaan sih Far."

"What? Chika? Jadi captain cheers? Gak salah lo Far? Gerakan dia aja jelek kayak gitu. Malah mau jadi captain cheers. Gak ngaca lo ya? Masih bagusan juga gerakan gue." kami menoleh ke arah sumber suara. Disana berdiri Nanda dan Melly.

Kenalin guys. Mereka ini, cewek yang paling sok populer disekolah. Mereka selalu merasa kalau diri mereka lah yang paling hebat dari semua orang.

Pertama, kenalin Nanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama, kenalin Nanda. Dia itu cantik, tajir, dan lumayan smart. Tapi satu hal yang bikin semua kelebihan dia lenyap. Yaitu dia sok guys. Sok dalam hal apa? Dalam semua hal. Dia itu sok populer, sok hebat, dan sok-sok yang lainnya.

Yang kedua, namanya Melly. Cewek yang satu ini, gak terlalu cantik, gak terlalu smart. Tapi dia cukup tajir. Sikap? Kalau masalah sikap, sikap nya sebelas dua belas sama Nanda. Tapi kadang gue ngerasa kalau Nanda cuma manfaatin Melly doang. Biar dia punya babu gitu. Tapi si Melly yang 'bodoh' ini kayak gak pernah nyadar. Kadang gue kasihan liat mereka. Mereka kayak nipu diri sendiri.
"Lo ngomong apa tadi?" Farah langsung berdiri.

"Gue bilang, gerakan lo itu jelek. Masih bagusan juga gerakan gue. Kalian gak pantes dan gak akan pantes buat jadi captain cheers. Karena yang pantes dan yang bakalan jadi captain cheers itu cuma gue. Bukan kalian. Kalian itu cuma sampah-sampah anak cheers doang. Orang gak bakalan ngelirik kalian. Berbakat? Gak. Cantik? Gak. Bohay? Apalagi. Kalian itu cuma figuran-figuran cheers biar cheers itu rame. Kalian itu cuma debu-debu kecil yang gak bakalan kelihatan. Kalau ibaratnya rumah ni ya, kalian itu cuma paku-paku berkarat yang gak berguna lagi. Kalau pun kalian di cabut, rumah itu gak bakalan roboh. Jadi kalian sadar diri aja ya." ucapan yang keluar dari mulut Nanda memang sangat pedas.

"Mulut lo pedes banget sih." Farah sudah tidak dapat mengendalikan emosinya.

"Mulut Nanda pedas? Emangnya mulut Nanda lo makan?" Melly dan Nanda pun tertawa karena melihat gue dan Farah yang sudah emosi.

"Farah, lo jangan emosi. Biar gue aja yang ladenin mereka." gue berusaha untuk mengarahkan Farah agar mundur.

"Haha, si jagoan mulai beraksi nih Nan."

"Iya Mel. Gue takut nih." Nanda dan Melly kembali tertawa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
#MaafkanTypoyangbertebaran

Just Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang