03 Aira Si Pemberani

433 12 0
                                    

Sebulan kini berlalu. Sama sekali mereka tak saling kontakan lagi. Luthfi sudah jarang lagi berkunjung di sekret. Begitu pun dengan Aira. Karena alasan bergabungnya distruktural, itulah yang membuatnya malas ke sekret. Bergabung bersama kakanda dan teman-teman.
Bahkan kajian pun terkadang tak ia ikuti.

Kabidnya pun tak ia hiraukan panggilannya. Aira selalu beralasan bahwa ia sibuk dan punya sedikit masalah. Sahabat Aira yang juga bergabung distruktural, selalu mengunjunginya. Menariknya untuk tetap bertahan diorganisasi.

Mereka tujuh orang bersahabat. Diantara mereka, hanya lima yang diberi kesempatan bergabung dalam struktural. Karena desakan dari sahabat-sahabat, Aira pun kembali ke sekret. Kajian pun mulai ia hadiri. Ditambah dengan nasehat-nasehat dari kakanda yang ada disana, menguatkan langkahnya untuk tetap bertahan.

"Aira, hanya sedikit orang yang ingin berjuang di jalan Allah. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kamu tau kan di era modernisasi ini, semakin banyak kader-kader yang lari-larian. Dan saya sangat ingin bertahan disini. Namun jika kamu tidak ada, aku pun tidak akan semangat lagi. Kamu tahukan, Rosulullah pun punya sahabat-sahabatnya dalam berdakwah. Dan aku mau kamu juga yang akan menjadi sahabatku dalam berdakwah. Aku ingin kita berlima bisa tetap bertahan disini. Jangan bawah ego disini. Mungkin dengan apa yang dilakukan oleh kak Luthfi, itulah yang sudah diskenariokan tuhan untukmu. Percayalah, skenario ini tidak akan salah." Kata Ijah.

Ijah adalah sahabat Aira yang sangat dekat dengannya. Apa yang ia nasehati untuknya selalu ia dengar. Diantara mereka berlima, Aira, Ijah, Ririn, Rara, dan umairoh, hanya Ijah lah yang selalu bersikap dan berpikir dewasa. Ijah pernah menganggur selama setahun untuk membantu orang tuanya dalam mengumpulkan biaya masuk kuliah. Ijah lebih tua setahun dari mereka semua. Itulah yang membuat mereka berempat cukup segan padanya.

.......

Dua bulan telah berlalu..

Drr.. drrr..

"Sudah tidak marah lagi?". Isi SMS yang baru masuk di HP Aira. Nomor yang tidak beridentitas. Namun ia sudah tau itu dari siapa.

"Aku tunggu permintaan maaf dari kakak. Ini sudah dua bulan, tapi kakak baru memberikan kabar." Balasku.

"Maaf dek, saya ingin adik tetap masuk dalam struktural. Bukannya egois. Namun untuk kedepan organisasi ini butuh kader-kader yang kritis dan pemberani. Dan saya lihat adik punya itu. Saya kan sudah jelaskan ini dari awal. Tapi waktu itu adik sudah kebawah emosi, jadi susah untuk merasionalkan apa yang saya sampaikan. Maaf juga karena baru saya hubungi. HP saya rusak. Dan ini baru dapat gantinya." Balasnya.

Benar apa yang Luthfi sampaikan. Karena waktu itu Aira dalam keadaan emosi, jadi ia belum bisa menangkap maksud dari apa yang Luthfi sampaikan.

Mereka pun kembali mengobrol. Aira pun ceritakan semua masalah-masalah yang ia hadapi selama tiga bulan ini. Ia rindu dengan nasehat-nasehat yang selalu Luthfi berikan padanya dari setiap masalah yang ia hadapi. Serta diskusi-diskusi yang selalu mereka bahas di obrolan Via BBM.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WITA. Obrolan pun ia tutup. Namun sebelumnya Aira berpesan ke Luthfi untuk ke Fly Over besok dalam rangka memperingati hari lahir pancasila, himpunannya akan mengadakan aksi.

......

01 Juni 1945 adalah hari dimana konsep dan rumusan pancasila pertama kali dikemukakan dalam isi pidato Soekarno.

Hari ini, kembali mereka mengingatkan kepada masyarakat tentang hari lahir pancasila. Selain memperingati hari lahir pancasila, mereka juga me-refresh kembali kinerja-kinerja dari wakil rakyat di Sul-Sel. Begitupun dengan kinerja dari presiden.

Jalanan sangat ramai saat itu. Mereka memulai aksi pada pukul 13.00 wita. Tentara dan polisi ada dimana-mana. Mengawal hingga aksi selesai. Aksi yang mereka lakukan gabungan dari beberapa lembaga yang ada di kampus. Saat itu Aira membawa nama himpunan.

Aksi dibuka oleh ketua BEM Fakultas SOSPOL selaku jendral lapangan pada aksi ini. Dilanjut dengan beberapa atraksi drama dari beberapa teman-teman, ada yang membakar ban mobil, ada juga yang membacakan puisi, serta membaca isi dari pancasila.

Ku beranikan diri untuk ber-orasi didepan banyak orang. Massa kami mencapai 100 lebih. Hampir mencapai 200 massa. Jalanan cukup macet saat itu. Bukan karena mereka menutup jalan. Tapi karena banyaknya masyarakat yang tertarik melihat dan mendengarkan atraksi serta orasi kami.

Sambil memegang toak ditangan kiri, dan bendera merah putih ditangan kanan, dengan suara lantang, dan kacu merah putih yang Aira ikat dikepala, ia awali orasinya dengan mengajak semua massa membacakan pancasila. Isi dari orasinya lebih banyak menyindir tentang kinerja wakil rakyat. Yang ia rasa semakin lama semakin tidak becus kinerjanya. Anggota DPRD saat ini kurang peka terhadap situasi masyarakat. Banyak yang menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi. Lebih banyak yang sibuk memperkaya diri. Orasinya pun ia tutup dengan teriakan "Hidup Mahasiswa!!" Dari kejauhan, tak sengaja Aira melihat kak Luthfi yang sedari tadi tersenyum melihatnya. Aira pun kembali kebarisan sambil tersipu malu. Saat itu hanya dia mahasiswi yang berani berorasi.

Aksi mereka pun selesai tepat pada pukul 14.30 wita. Jalanan kini tidak macet lagi. Mereka pun kembali ke kampus dengan menumpangi truk. Yang mereka hentikan karena tak mengangkut muatan. Dan banyak juga yang memilih menaiki kendaraan pribadi. Namun sebelum kembali, mereka mensterilkan lokasi aksi. Yang tinggal hanyalah bekas dari ban yang dibakar.

AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang