Come Back Home
Part. 2Sebuah mobil lexus mewah berhenti tepat didepan gedung fakultas disebuah kampus mencuri perhatian orang orang yang berada disekitar bangunan tersebut. Membuat orang orang penasaran siapa orang yang akan keluar dari mobil mewah itu, sedangkan didalam mobil itu Joy tengah merajuk kepada sang Oma. Pasalnya Joy tidak suka menjadi pusat perhatian, dan hanya dengan turun dari mobil mewah ini sudah membuatnya menjadi pusat perhatian. Sania memang memaksa untuk mengantarkan Joy ke kampus. Ini adalah kali pertama Sania mengantarkan cucu kesayangannya belajar, dulu sewaktu kecil memang Sania sesekali mengantar atau menjemput Joy ke sekolah. Sebelum perpisahan itu yang membuat dirinya harus terpisah dengan cucunya. Dan seolah tak ingin menyi-nyiakan kesempatan, ini adalah hari pertama Joy berangkat ke kampus dari rumahnya. Joy sudah berusaha keras untuk menolak niat Omanya itu, namun apa daya Joy tidak bisa melawan sang Oma.
“Omaa,,, jangan turun disini, Joy gak mau” Rengeknya sambil menggoyang goyangkan lengan Omanya seperti anak kecil. Namun rengekannya hanya mendapatkan gelengan kepala menjadi tanda penolakannya.
“ Pak Armand, bisa tolong majuin dikit mobilnya, jangan turun disini” pintanya kepada sanga sopir pribadi Omanya.
“ Jangan Armand, sekarang turunlah dan bukakan pintu untuknya” Perintah Sania yang langsung dituruti tanpa membantah. Armand membukakan pintu mobil untuk Joy,dengan wajah lesunya Joy melangkah keluar. Merasa banyak orang yang memberikan tatapan penuh tanya membuat Joy merasa risih. Joy menutupi sebagian wajahnya dengan buku yang dibawanya, sambil terus melangkah dengan cepat menuju kelasnya. Namun saat berada dibelokkan Joy tak sengaja menabrak seseorang.
Brukkk….
“ Aduhhh” Teriaknya saat merasakan tubuhnya tersungkur.
“Kamu gak punya mata ya?” Teriak seseorang
“ Sorry aku gak senga…ja” Ucapnya terbata saat wajahnya memandang sesorang itu, dan alangkah terkejutnya saat melihat Mikhalah orang yang ditabraknya
“Mi..kha?!” Ucap Joy sambil membangunkan dirinya lantai.
Tanpa mengatakan apa apa, Mikha berjalan, saat tepat didepan Joy Mika berhenti.
“ Jangan pernah bermimpi untuk menjadi putri Atmadja, jangan lupakan bahwa akulah yang akan menjadi satu satunya putrid papa.”Ucapnya sinis, kemudian berjalan dan dengan sengaja mendorong bahu Joy sehingga membuat tubuh Joy limbung, namun tak sampai terjatuh kelantai karena seseorang telah menangkap tubuhnya.
“Kamu tidak apa apa?” Tanya orang yang menangkapnya, ya dia adalah Glad. pandangannya dalam penuh arti.
“Tidak apa apa” Jawab Joy singkat.
Mika menoleh kebelakang dan melihat pemandangan yang membutanya merasa kesal. Satu orang lagi yang begitu peduli dengan Joy. Hatinya semakin panas dan kebencian semakin besar.
“Joy, aku gak akan tinggal diam, lihat saja nanti” Gumamnya masih dengan tatapan mata yang tajam penuh kebencian.
***
Setelah kuliah selesai Joy pulang kerumah dengan langkah berat. Joy turun dari taxi didepan komplek, memutuskan untuk berjalan kaki menikmati suasana lingkungannya. Joy berhenti didepan sebuah gerbang tinggi sebuah rumah besar, Joy kembali menatap dengan kenangan masa kecil yang terus berkeliaran dikepalanya. Ya Joy berada didepan rumahnya kini, rumah masa kecil dengan kenangan indah bersama kedua orang tuanya, rumah yang penuh kebahagiaan kini menjadi rumah penuh dengan ketakuatan dan penyesalan. Kenangan indah menjadi kenangan buruk, Akhirnya Joy memutuskan untuk duduk disebrang jalan menatap lurus rumah megah yang ditinggalinya kini. Sekian jam Joy duduk disebrang jalan sebuah mobil yang tak lain adalah milik ayahnya masuk kedalam rumah. Joy kemudian mengikutinya masuk kedalam rumah. Joy berhenti tak jauh dari depan pintu rumahnya, dilihatnya sebuah pemandangan yang menyakitkan hatinya, ayahnya pulang disambut istri barunya dan Mika anaknya. Senyum riang yang dilihatnya kembali membuatnya ingat kebiasaannya yang dulu ia lakukan. Namun kini hanya menjadi kenangan. Joy masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan Ayahnya sedang berkumpul bersama istri dan anaknya diruang tv. Reinan yang melihat itupun mencoba menyapa Joy yang sama sekali tak direspon oleh Joy.
Joy menutup pintu kamarnya beridri didepan balkon memandangan pemandangan taman bunga milik Oma.
“Joy.” Sebuah suara berat memanggilanya. Joypun membalikan badannya melihat Reinan yang masuk kedalam kamarnya.
“Sudah makan?” Tanya Reinan sambil berjalan menghampiri Joy.
“Udah” Jawab Joy singkat.
“Ehem.. bagaimana kuliahmu hari ini?”tanya Reinan mencoba mencairkan suasana. Sejak perpisahan dengan mama Joy, hubungannya dengan Joy juga sedikit renggang. Hubungan yang canggung diantara ayah dan anak. Joy seolah menutup diri dan menolak segala komunikasi antara dirinya. Reinan menyadarinya Joy sangat terpukul dengan perpisahan kedua orang tuanya, tapi semua sudah terjadi dan tidak mungkin lagi untuk diubah.
“Baik” Jawab Joy sedater mungkin.
“Ehemm,,papa sangat senang kamu kembali kerumah ini. Papa benar benar minta maaf dengan semua yang terjadi. Kamu pasti sangat terluka” Ucap Reinan sambil menundukkan kepalanya, sungguh ia tak sanggup memandang wajah Joy. Reinan sangat sadar Joy yang sekarang ada dihadapannya bukanlah Joy gadis kecilnya yang ceria dulu. Joy yang sekarang berada dihadapannya adalah Joy yang penuh luka dan Joy yang membenci dirinya.
“Papa sebaiknya keluar dari kamar Joy sekarang, Joy tidak terbiasa ada orang lain dikamar Joy selain Joy” Ucap Joy dingin. Reinan sangat terpukul dengan apa yang dikatakan oleh Joy, dia adalah papanya dan Joy menganggapnya orang lain. Reinan mengerti dan kemudian berdiri, baru satu langkah kaki Reinan berhenti mencoba memahami perasaan putrinya yang kecewa padanya, dengan lembut ia mengusap kepala Joy.
“Baiklah, papa keluar dulu ya, kalau kamu butuh apa apa kamu bisa panggil papa atau siapapun disini” Ucap Reinan dengan penuh perasaan meninggalkan kamar Joy. Sepeninggal Reinan Joy hanya memandang lantai kamarnya dengan pandangan kosong. Hatinya kembali terluka setiap sentuhan dan kata kata manis yang diucapkan oleh Reinan menguak kembali luka lama. Hal yang sangat dihindarinya adalah bertemu kembali dengan orang tuanya, meski rindu yang terus menggunung namun trauma akan perpisahan orang tua lebih besar. Joy kembali memandang langit dan hamparan bunga dikebun Omanya. Waktu terus berjalan langit jingga berubah menjadi gelap. Joy masih bertahan memandangi perubahan langit merasakan angin dingin menyerang kulitnya.
...Slow update pake banget...
Sedikit gaje dan banyak typo...
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Girl and Emotional Boy
RomanceSi cowok yang tempramental ketemu cewek introvert??