Open Our Heart

5.1K 306 26
                                    

Hallo 2019.. maaf lama sekali tak update karena banyak sekali kendala.. laptop mati dan semua file tak ter backup...

Meski gaje tp semoga bisa mengobati kerinduan penggemar IGaEB..
Happy Reading guys..

Matahari belum sepenuhnya mengirimkan sinar kehangatan, masih samar samar masuk melalui velah jendela, Joy terbangun dari tidurnya. Seketika ingatan tentang Glad malam itu terngiang kembali, membuat Joy menghela nafas berat. Mengingat betapa rapuhnya sang preman kampur, Joy berdiri menuju dapur, mengambil segelas air putih dalam lemari pendingin, setelah menghabiskan minuman itu Joy mulai kembali berpikir tentang Glad. Joy membuka kembali lemari pendingin dan mengambil beberapa bahan makanan untuk diolahnya menjadikan masakan.
Dikamar Glad masih terlelap hingga bau harum menyeruak indera penciumannya memaksanya untuk membuka  matanya dengan paksa. Perlahan mulai mengembalikan kesadarannya. Glad kembali mencium aroma masakan dan memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Glad menatap Joy yang sedang menikmati aktifitas memasaknya tanpa menyadari keberadaan dirinya, Glad mendekati Joy yang sedang menuangka  masakannya kedalam mangkok. Joy terkejut saat membalikkan badannya karena Glad yang tiba tiba ada dihadapannya.
“Astaga!” Pekik Joy
“ Hati hati” Ucap Glad sambil memegang erat pinggang Joy menahannya agar tidak terjatuh.
“Hati hati apa? Kamu yang bikin aku kaget tau” protes Joy.
“Masak apa?” Tanya Glad melirik mangkok yang dibawa Joy.
“ Nasi goreng, ayo sini, tolong sekalian bawa piringnya!” Kata Joy berjalan menuju meja makan. Glad membawa 2 piring dan sendok ke meja makan.
“ Makanlah, aku mau pulang setelah ini, oma pasti mencariku” Ucap Joy membuat Glad terdiam.
“Jangan pulang” ucap Glad singkat membuat Joy merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.
“Ehmm,, aku harus pulang” lirih Joy tak memperdulikan perasaannya. Glad yang mendengar hal itu menghentikan makannya, kemudian berdiri meninggalkan Joy sendiri. Joy yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafas. Joy harus pulang karena omanya sudah menelponnya berkali kali. Joy mengambil tasnya kemudian kembali menoleh kearah pintu kamar Glad yang masih tertutup. Joy melangkahkan kakinya, menaiki taxi yang sudah menunggunya diluar.
****
Glad membuka pintu kamarnya, melihat kesekeliling, berharap Joy masih berada diapartementnya. Suasana sepi lagi lagi yang menemaninya, sehari Joy berada diapartementnya membuatnya merasa apartemennya menjadi ceria dan hidup, namun kepergian Joy juga membuat apartementnya kembali sunyi. Glad mengambil air minum dan kembali mengedarkan pandangan dimana Joy berada, mengingat kembali apa yang dilakukan Joy, bayangannya masih melekat dalam ingatannya. Glad memakai jaketnya dan mengambil kunci motornya, melajukan motornya menuju rumah Joy.
Joy dan seorang pembantunya keluar dari rumahnya, mereka berniat untuk belanja disupermarket terdekat, Glad yang melihatpun memutuskan untuk mengikuti kemana Joy pergi. Hingga Joy selesai belanja. Joy dan seorang pembantunya berjalan menuju parkiran, memasukan semua barang belanjanya. Mobil Joy melaju keluar parkiran namun sampai diluar parkiran mobilnya dihentikan dengan seorang pengendara motor dengan helm fullfacenya yang Joy tahu dia adalah Glad.
“Glad” Gumamnya, Joy kemudian keluar dari mobil menghampiri Glad.
“Glad, kamu ngapain sih ?”Tanya Joy
“Give me your time today” Sebuah kalimat yang membuat Joy terkejut, wajah Glad terlihat serius dan pandangan matanya tajam seolah tak menerima penolakkan. Berpikir sejenak, kemudian kembali menuju mobil mengambil tasnya. Joy memberikan isyarat kepada sopir dan pembantunya untuk pulang lebih dulu. Setelah mobil Joy pergi, Joy kembali menghampiri Glad.
“Ehm apa kamu yakin aku harus naik motor dengan pakaian seperti ini?” ucap Joy sambil melirik pakaiannya yang berupa dress selutut. Glad yang paham akan maksud Joy melepaskan jaketnya kemudian mengikatkan dipinggangnya, Joy sedikit tersenyum dengan apa yang dilakukan Glad padanya. Memegang pundak Glad, Joy naik membonceng Glad, memeluk ragu pinggang Glad. Modus klasik yang digunakan Glad dengan mengerem mendadak membuat Joy reflek memeluk perutnya, dan memegang erat pelukkan Joy sebelum Joy menarik kembali kedua tangannya. Glad melajukan motornya dengan cukup kencang membuat Joy semakin mengeratkan pelukannya.
1 jam lamanya perjalanan mereka hingga mereka sampai disebuah tempat wisata alam yang menampilkan tebing dan pepohonan yang indah, suasana yang tenang dan terkesan sepi meski ada pengunjung lain. Glad menggenggam tangan Joy membawanya duduk ditempat yang memperlihatkan pemandangan alam yang indah. Joy yang memang seorang introvert menyukai tempat yang tenang dan sepi membuatnya merasa nyaman.
“Kamu baik baik saja?” Tanya Joy yang melihat Glad diam sedari tadi. Glad masih terdiam memandang lurus kedepan membuat Joy menghela nafas untuk kesekian kali. Glad masih tak memberikan jawaban namun kepalanya tiba tiba menyandar dibahu kiri Joy membuat Joy sedikit tersentak, merasakan Glad memiliki beban sendiri Joy membiarkan saja, sedikit merubah badannya menyamping sehingga kini kepala Glad bersandar didada Joy, dengan ragu Joy mengusap pelan rambut Glad. Glad yang merasa nyaman dengan perlakuan Joy memutuskan untuk menutup matanya sambil menikmati hembusan angina dan usapan lembut Joy. Joy juga menutup matanya merasakan suasana yang memang ia butuhkan juga untuk melepaskan segala pikiran dan beban berat dalam hidupnya.
Joy masih memejamkan matanya saat Glad membuka matanya, menarik kepalanya, matanya menatap seluruh wajah Joy, terlihat cantik dan selalu membuatnya ingin memilikinya. Glad menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Joy, perlahan matanya memandang intens mata dan turun ke bibir Joy. Glad mencium lembut bibir Joy yang masih memejamkan matanya.
Joy merasakan ada yang mengganggu tidurnya, seperti sesorang sedang mencium bibirnya membuatnya terkejut dan membuka matanya,  Wajah Glad yang ia lihat tepat berada didepan matanya. Sekilas Joy terbawa suasana hingga ia tersadar dengan apa yang terjadi.
“Emmmppphh,,ahh” Joy berhasil mendorong tubuh Glad sehingga ciumannya terlepas.
“Glad..” Geram Joy terhenti saat melihat ekspresi Glad yang terluka dan rapuh.
“Kamu tau Joy, ditolak itu menyakitkan, dan hidup sendiri penuh rasa kesepian itu lebih menyedihkan” Ucap Glad sambil menatap kembali pemandangan yang ada didepannya.
“Tapi ada kalanya sendirian lebih baik” Jawab Joy tenang. Sejenak mereka terdiam hingga mereka saling menolehkan pandangan dan kemudian mereka tertawa bersama, entah apa yang lucu hanya saja mereka ingin tertawa melepaskan semua beban yang ada. Mengalirkan cerita diantara mereka, membagi rasa dan berat bebannya, hingga mereka tanpa sadar saling terbuka.
Malam menjelang, Glad mengantarkan joy kembali pulang menuju rumahnya.
“ Terima kasih sudah mengantarku” Ucap Joy setelah turun dari motor Glad.
“ Terima kasih untuk hari ini” balas Glad yang disambut senyum ramah. Joy  tersenyum ringan sambil berjalan masuk kedalam rumah, sedangkan Glad menunggu Joy hingga masuk kedalam rumah.

Jangan lupa vote and comment

Ineed it for motivation to write next chapt...

Introvert Girl and Emotional BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang