Cellia, Pertemua Kecil

1.5K 115 5
                                    

Holla my readers..
Siapa yang rindu joy dan Glad???🤭🤭

Ini part terpanjang ya.. dr part sebelumnya...

Semoga mengobati rindu kalian..

Happy Reading All❤️

*****

Cellia, gadis berusia 18 tahun, putri bungsu dari salah satu teman orang tua Glad. Gadis yang sedang beranjak dewasa ini begitu tergila gila dengan Glad, membuat kedua orang tuanya berniat untuk menjodohkannya dengan Glad, apalagi hubungan kedua keluarga begitu baik dan akrab. Ketika diluar negeri Glad kuliah dan Cellia juga sekolah disana. Gadis cantik, manja dan baik hati, pembawaan yang ceria dan terbuka kepada siapapuan akan membuat semua orang mudah untuk menyukainya.
***
Bandara, 22.00 wib.
Seorang gadis dengan senyum lebar berjalan keluar menyeret kopernya. Perasaan gembira menyelimutinya bibirnya tak pernah berhenti menawarkan senyumnya. Gadis itu berlari dengan gembira saat melihat sosok yang dicarinya sejak tadi, sosok tinggi dengan penampilan yang selalu mempesona dimatanya tengah berdiri menatapnya. Cellia langsung memelukanya erat.
“Gladdd!” Teriaknya sambil berlari dan memeluknya.
“Aku kangen banget sama kamu tahu” Rengek Cellia dengan wajah yang terus menempel didada Glad.
“Sudah malam, Ayo pulang” Ajak Glad, mengambil koper milik Cellia. Mereka berjalan menuju parkiran mobil, Cellia terus memegang lengan Glad, awalnya Cellia berusaha untuk menggenggam tangan Glad namun Glad menepisnya dengan lembut. Cellia sedikit kecewa namun Cellia tahu bahwa sejak mereka bertemu Glad memang tidak suda bergandengan tangan, tak perduli bagaimana cara Glad memperlakukannya, Cellia akan terus berjuang untuk mendapatkan Glad. Cellia terus menempel pada Glad dengan senyum yang tak pernah hilang. Glad mengantarkan Cellia menuju rumah orang tuanya, ya selama disini Cellia memang akan tinggal dirumah keluarga Glad. Sesampainya dirumah, Glad membantu membawa koper Cellia masuk kedalam rumahnya. didepan pintu mereka berdua sudah disambut oleh kedua orang tua Glad Sonia dan Riko.
“Akhirnya kalian sampai” Sapa Sonia saat melihat Cellia dan Glad masuk kedalam rumah.
“ Iya tante,,, tante apa kabar?” Tanya Cellia sambil memberikan pelukan kepada Sonia yang dibalas dengan tak kalah hangat.
“Sudah,, kita bicara didalam saja, Cellia juga pasti capek, dan lagi ini sudah malam” Ajak Riko.
“Emm, Ma, Pa, aku Gak ikut masuk, aku masih ada urusan” Kata Glad
“Kamu mau kemana nak, ini sudah malam, menginap saja disini!” Ajak Irina dengan lembut.
“Tidak Ma, Terimakasih” Jawab Glad kemudian membalikkan badannya, namun langkahnya terhenti saat Cellia mencoba menahan lengan Glad.
“ Kamu gak tinggal disini juga?” Tanya Cellia dengan wajah berharap, dengan lembut Glad melepaskan lengannya dari Cellia, kemudian berpamitan.
“Masuklah sudah malam” Ucap Glad sambil mengusap lembut kepala Cellia.
***
Siang itu semua Glad melakukan meeting dengan staff dan beberapa penulis yang ada diperusahaannya tak terkecuali dengan Joy juga ikut dalam rapat itu. Setelah mereka selesai melakukan rapat, dan semua staff keluar ruangan, Glad masih menahan Joy yang duduk tak jauh darinya.
“Joy jangan keluar dulu, ada yang mau aku omongin” Kata Glad saat melihat Joy membereskan mejanya.
“Eh,, iya” Jawab Joy kembali duduk. Setelah ruangan sepi, Glad berjalan mendekatinya, duduk dimeja tepat disampinya. Glad menarik wajah Joy, kemudian langsung mengecup bibir Joy membuat Joy langsung membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang dilakukan Glad dikantornya. Joy mencoba mendorong dada Glad, namun dorongan itu tak berlaku apa-apa untuknya, Glad menangkap tangan Joy dan menarik tubuh Joy hingg berdiri tepat didepannya. Posisi mereka kini adalah Joy berdiri diantara kedua kaki Glad, kedua tangan Glad melingkar dipinggang Joy semakin erat hingga tubuh mereka tak berjarak. Glad terus memandangi wajah Joy dengan intens dan tajam, mengunci semua pergerakan Joy. Joy hanya bisa menahan nafasnya dan mengalihkan pandangan matanya kearah lain. Glad sangat tahu sekarang Joy sedang salah tingkah
, si introvert yang salah tingkah, tentu wajahnya yang datar membuat Glad begitu gemas  dan langsung saja Glad kembali mencium Joy dengan rakus.
“Eunghh.,, Gladhh, udahh,,,” ucap Joy disela sela lumata Glad. Hingga mereka berdua terengah engah kehabisan nafas mereka baru menghentikan ciuman mereka, lebih tepatnya Glad, karena ciuman itu dibawah kendali Glad.
“Bibir kamu tuh manis, aku jadi ketagihan” Kata Glad sambil terus menatap bibir Joy yang bengkak. Joy merasa memiliki kesempatan, langsung saja berlari meninggalkan Glad. Sampai didepan pintu Joy berhenti, kemudian berlari kembali menuju meja untuk mengambil berkas yang tertinggal. Glad hanya tertawa melihat tigkah Joy. Jarang jarang dia melihat sisi lain Joy yang konyol ini.Glad mengambil leptopnya dan berjalan keluar tak berniat mengejar Joy, Glad memutuskan kembali keruangannya.
Joy berjalan cepat tak memperhatikan jalan, dipikirannya dia ingin segera sampai dikamarnya dan ingin mengurung diri seharian, entah kenapa Joy merasa dirinya bertingkah konyol didepan Glad. Saat dibelokan langkah Joy terhenti saat melihat seorang gadis yang tengah makan es krim dengan seorang anak kecil di lobi kantor, anak kecil itu terlihat habis menangis, dan gadis itu terlihat sedang mencoba menghiburnya, Joy tiba tiba tersenyum saat melihat pemandangan itu, entahlah, Joy merasa sangat tenang dengan pemandanga itu. Ingatan masa kecilnya kembali terngiang saat bersama Niko.
Flassback On
“Aduhh,,,” Teriak Joy kecil saat terjatuh ketika mencoba untuk mengejar Niko.
“Joy,, kamu gak apa-apa? Sini biar aku obatin lukanya” Kata Niko remaja sambil membantu Joy untuk berdiri.
“Aduuhh,, Joy gak bisa jalan” Lirihnya. Niko tersenyum kemudian berjongkok kemudian menggendong Joy kembali kerumh. Diteras Niko membersihkan lukanya dan mengobatinya.

Flashback Off
Joy kembali tersadar dari lamunannya saat gadis yang dilihatnya bersama anak kecil tadi berdiri didepannyaa.
“Emnn, maaf apa kau tahu dimana ruangan direktur?” tanya gadis berponi itu dengan senyum cerianya.
“ Oh,,, iya ada dilantai atas” Jawab Joy ramah.
“Oh terima kasih” kata Cellia kemudian berlari kecil meninggalkan Joy.
Cellia akhirnya sampai di lantai atas, kemudian bertanya kepada seorang wanita yang mungkin adalah sekretaris Glad, belum sempat sang sekretaris menjawab pertanyaan Cellia, pintu ruangan terbuka dan keluarlah seorang laki-laki dengan jas hitam itu, Cellia yang melihat Glad keluar langsung saja berlari dan memeluk Glad, hingga membuat Glad terkejut.
“Cellia..kamu ngapain disini? Lepas gak?!” desis Glad mencoba melepaskan pelukan Cellia.
“Ehheh Glad,, aku tuh kangen banget sama kamu, makanya aku susulin kesini, kita makan siang bareng yuk?!” rengek Cellia.
“Cellia, aku sibuk jadi gak bisa temeni kamu makan, sekarang aku masih ada meeting sing klien aku,jadi,, sekarang kamu makan siang sendiri dulu, atau pulang makan bareng mama, ngerti!” Jelas Glad sambil melepaskan tangan Cellia yang masih memeluk pinggang Glad.
“ Kamu mau kemana? Aku ikut ya, janji deh aku gak bakal ganggu kamu” Rengek Cellia kembali menahan lengan Glad yang mau meningglkannya.
“Cellia,,gak usah aneh aneh, sekarang berhenti jangan mengganggu!” Kata Glad dengan nada tegas, membuat semua orang yang mendengar disana ikut terdiam, Cellia terdiam dan membiarkan Glad pergi sedangkan Glad berjalan acuh dengan orang orang yang ada disana. Cellia menegakkan wajahnya kembali berjalan angkuh untuk menutupi rasa malunya karena ditolak Glad. Cellia berjalan pelan menuju lift, sekarang Cellia benar benar merasa bingung dan lapar, Cellia kemudia melihat seorang wanita yang Cellia tebak adalah karyawan disini juga sedang berjalan bersama kedua orang temannya, Cellia yang memang termasuk orang yang mudah bergaul tentu saja akan mudah pula untuk berteman dengan siapapun. Cellia kemudian berlari menghampiri sekumpulan wanita itu.
“Haiii” Sapa Cellia  yang tiba tiba membuat ketiganya saling melirik bertanya dalam tatapan.
“Oh,, maaf kenalkan namaku Cellia Sandiga, emnn aku tadi yang bertanya kantor direktur padamu, apa kamu ingat?” Tanya Cellia kepada Joy sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
“ Oh iya, namaku Joy” Jawab Joy sambil membalas uluran tangan Cellia. Cellia juga berkenalan dengan Shilla dan Verlita yang juga merupakan karyawan disana.
“Kalian mau kemana?” Tanya Cellia
“ Kami mau makan dikafe depan” Jawab Joy singkat.
“ Woahh benarkah,,, aku juga lapar, apa aku boleh ikut juga?” Tanya Cellia penuh harap. Melihat itu semua , mereka bertigapun mengijinkannya dan mereka makan siang bersama. Sepanjang waktu mereka habiskan untuk mengobrol, lebih tepatnya Cellialah yang mendominasi obrolan itu, apalagi setelah tahu siapa cellia mereka lebih membiarkan Cellia yang berbicara dan sesekali meresponnya. Awalnya Joy sedikit terkejut mendengar penjelasan Cellia yang mengatakan bahwa dia adalah Calon tunangan Glad, namun hatinya kembali menekankan bahwa hal itu bukan urusannya, dan meski hubungan mereka terlihat, tapi mereka tidak pernah memiliki hubungan yang istimewa. Setelah makan siang, Joy langsung berpamitan kepada Shilla dan Verlita, Cellia yang tahu bahwa Joy seorang penulis dikantornya begitu antusias dan bahkan ingin ikut pulang dengannya, namun Joy langsung menolak dan pergi meninggalkan mereka.
***
Joy sampai dirumahnya, menghela nafas saat melihat rumahnya berantakan dan seorang laki laki muda yang tengah tertidur disofa ruang tamu, dia adalah kakak tiri Joy bernama Samuel. Joy memunguti sampah dan membuangkan ketempat sampah. Samuel terbangun ketika merasakan pergerakan yang ternyata adalah adik tirinya Joy sedang membersihkan kekacauan yang dirinya buat.
“Loe udah balik,?” Tanya Samuel menyandarkan punggungnya.
“Ada apa?” Tanya Joy to the point.
“ Heii, jangan begitu bicara dengan kakakmu ini,itu gak sopan tauk!” kata Samuel mengingatkan, sedangkan Joy hanya pasrah dan berlalu meninggalkan Samuel kedapur. Joy semakin kesal saat melihat isi lemari esnya yang sedikit itu kini habis.
“Sam, kamu makan semua yang lemari es aku?” Tanya Joy sambil menahan amarah.
“Iya, gue laper” Jawab Samuel enteng.
“Sam, loe itu keterlaluan ya, itu makanan aku, aku udah gak ada uang buat belanja!” Teriak Joy.
“Berisik banget sih loe, itu Cuma makanan kecil, gak bikin kenyang juga. Dasar pelit makanan segitu aja diributin.” Bentak Samuel sambil membanting pintu meninggalkan rumah Joy. Joy semakin kesal dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.
“ Nyebelin banget sih, dasar preman!” makinya dalam hati. Joy sudah cukup merasa lelah hari ini setelah melalui hari ini, dengan masalah masalah yang masih membelenggu dihatinya. Joy memutuskan untuk membersihkan diri dan beristirahat, karena malam ini Joy memutuskan untuk menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan naskahnya.
Waktu berganti, langit mulai menggelap memanggil sang bulan untuk menemani hingga terbit mentari esok hari. Joy yang memutuskan untuk tidur setelah membersihkan diri, mulai membuka matanya, perlahan lapar mulai terasa, awalnya Joy ingin memasak namun ingat bahwa makanan dilemari esnya sudah habis oleh kakak tirinya, akhirnya dengan terpaksa Joy memesan makanan online untuk makan malamnya. Joy memutuskan menunggu makan malamnya diteras depan rumanhnya sambil mengerjakan naskahnya, setelah menunggu 1 jam akhirnya makananya datang. Saat ingin masuk kedalam rumah, Joy dikejutkan dengan kedatangan Glad yang masih mengenakan stelan kantornya berjalan mendekati Joy yang berdiri tepat didepan pintu.
“ Kamu?? Sedang apa disini?” Tanya Joy heran.
“Kamu sendiri sedang apa, malam malam begini diluar?” Tanya Glad tanpa menjawab pertanyaan Joy.  Pandangan Glad teralih dengan bungkusan yang ada ditangan Joy.
“ Itu makanan? Kebetulan aku sedari siang belum makan, dan sekarang aku lapar” Kata Glad membuat Joy langsung menyebunyikan bungkusan dibelakang punggungnya.
“Ini makan malamku, ka-mu kalau mau pesan sendiri” Jawab Joy yang dibalas dengan lirikan tajam Glad.
“Ckkk, ya udah, ka-mu bawa masuk leptopku, aku siapin makanannya dulu” kata Joy sambil berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam mereka. Glad tersenyum mendengar kata Joy, kemudian masuk kedalam rumah Joy sambil membawa masuk Leptop dan beberapa buku yang ada dimeja teras menaruhnya dimeja ruang tamu. Glad yang melihat Joy masih sibuk didapur kemudian membuka jasnya dan masuk kedalam kamar mandi milik Joy. Joy selesai menyiapkan makan malamnya dan membawanya keruang tamu, namun disana Joy tak melihat Glad, yang ada hanya jas milik Glad yang tersampir dikursi. Sedikit heran dan penasaran kemana perginya Glad, namun rasa penasaran itu tergantikan dengan rasa kaget, bagaimana tidak kalau Joy harus melihat pemandangan yang luar biasa indah untuknya, ya Glad keluar dari kamar mandi Joy dengan bertelanjang dada dan rambut basahnya. Joy kesulitan untuk menelan ludahnya, hingga kesadarannya kembali muncul saat mendengar bisikan Glad ditelinganya.
“Bisa ambilkan baju dimobilku?!” Bisik Glad ditelinga Joy membuat Joy sontak mendorong Glad, namun lagi lagi suasana kembali hening saat Joy tak sengaja menyentuh dada Glad yang terasa basah dan hangat sekaligus. Jantung Joy berdetak dengan kencang, terasa seperti ingin meledak, wajahnya kini sudah terasa panas. Glad yang melihat wajah Joy yang memerah, dan sentuhan tangan Joy yang ada didadanya menyeringai untuk menggodanya. Glad kemudian semakin mendekati Joy, sedangkan Joy berjalan mundur hingga kakinya tersandung kursi membuatnya langsung terduduk dikursi, Glad berdiri tepat dihadapan Joy, bola mata Joy semakin membulat saat pandangannya tepat berada didepan perut Glad. Pikiran Joy sudah kemana mana, Glad yang melihat itu semakin gemas dan ingin menggodanya, Glad membungkuk dan kini wajah keduanya saling berhadapan, Joy sontak menahan nafasnya, hembusan nafas Glad yang menerpa langsung wajahnya, dan wajah yang begitu dekat semakin dekat dan bahkan bibir keduanya sudah menempel, Glad kembali berbicara tepat diatas bibir Joy.
“ Bisa ambilkan baju dimobilku? Atau haruskah aku bertelanjang dada saja” Kata Glad langsung berdiri sambil berlari keluar menuju mobil Glad. Glad kembali terkekeh melihat kelakuan Joy. Glad menyusulnya dan berdiri dipintu saat  Joy membalikkan badanya Glad langsung melemparkan kunci mobilnya, setelah itu menunggu Joy diruang tamu sambil menyantap makan malam yang sudah disiapkan oleh Joy. Joy membawa masuk baju yang diminta oleh Glad, menutup pintu, kemudian berjalan menghampiri Glad yang sedang makan. Joy duduk disamping Glad sambil memberikan baju pada Glad. Glad menerimanya namun baju itu hanya diletakkan disampingnya yang lain.
“Kok gak dipakai?” Tanya Joy heran.
“Setelah aku pikir pikir aku gak jadi pake baju, panas.” Jawabnya santai. Joy yang mendengar hal itu sontak membulatkan matanya, rasanya benar benar ingin meledak. Joy merebut piring yang digunakan Glad, menuangkan semua makanan itu kepiringnya, seketika Glad terdiam melihat apa yang dilakukan Joy.
“Hei!” Kata Glad sambil memegang tangan Joy yang sedang menuang makanannya, menghentikan Joy.
“Apa? Ini makananku, aku yang beli! Kamu kalau lapar beli sendiri!” Kata Joy penuh amarah. Sesaat Glad melihat Joy benar benar marah, kemudian melepaskan tangan Joy membiarkan Joy melakukan apa yang ia inginkan. Glad meneguk minumannya kemudian duduk bersandar  dipunggung kursi, memperhatikan Joy yang makan dengan lahap, sesekali tangan Glad terulur untuk mengusap kotoran yang ada dipipi atau bibir Joy. Glad tersenyum melihat sifat lain dari Joy, Joy yang sedang marah saat ini Nampak seperti gadis manis untuk Glad, ya selama ini Joy selalu menampakan diri sebagai gadis yang pendiam dan memendam semua perasaannya sendiri, membentengi dirinya hingga tak mudah untuk menyentuhnya.
Drrttt Drrrrtt…
Bunyi handphone  mengalihkan pandangan Glad dari Joy, kemudian meninggalkan Joy yang masih menikmati makan malamnya dan berjalan menuju teras dengan masih telanjang dada. Joy sendiripun sudah tak mau ambil pusing dan membiarkan Glad dengan aktifitasnya. Joy membawa piring kotornya kedapur dan kembali ke ruang tamu, terdengar samar orang yang berbicara, kali ini Joy tahu bahwa Glad tidak sedang menelpon, dengan langkah penasaran, joy keluar rumah dan terkejutnya Joy saat ini melihat Glad sedang duduk dengan seorang lelaki yang merupakan Rt dilingkungannya dan kali ini, Glad sudah mengenakan pakaiannya. Ketua Rt tersebut kemudian menyapa Joy, yang dibalas dengan kaku oleh Joy. Glad yang melihat Joy berdiri didepan pintu, kemudian memanggilnya.
“Oh, sayang sini, ada pak Rt nih” Ucap Glad mesra sambil mengulurkan tangannya menyuruh Joy mendekat. Joy yang tidak tahu harus bagaiamana hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan oleh Glad.
“Sebelumnya saat minta maaf ya mbak Joy karena kesini malam malam begini, soalnya tadi waktu saya lewat sini, saya melihat ada mobil dan seorang laki laki yang tidak pakai baju diterasnya mbak. Karena setahu saya mbak Joy kan belum menikah dan tinggal sendiri disini, takutnya ada tetangga yang melihat dan menjadi isu isu yang tidak baik buat mbak jadi saya kesini untuk memastikan. Tapi ternyata mas ini calon suaminya mbak ya,, sekali lagi saya  minta maaf ya mbak” jelas Ketua Rt dengan sopan. Sedangkan Joy sendiri terlihat syok saat mendengar Ketua Rt menyebutkan Glad sebagai calon suaminya. Joy menoleh pada Glad yang dibalas dengan kedipan mata Glad yang terlihat genit menurutnya. Joy kemudian hanya mengiyakan saja karena Joy tidak tahu juga harus menjelaskannya bagaimana kepada Ketua Rt. Setelah merasa jelas Ketua Rtpun berpamitan, meninggalkan Glad dan Joy yang duduk diteras.
Baru Joy ingin bicara, namun seorang go food datang menginterupsi mereka. Glad yang melihat pesanannya datang langsung berdiri untuk mengambil pesanannya membawanya masuk tanpa memperdulikan Joy yang melihatnya dengan perasaan yang entahlah. Joy kemudian ikut masuk, duduk disamping Glad yang makan makananya sedangkan dirinya kembali berkutat dengan leptopnya. Malam semakin larut, Joy sudah mulai lelah dan mengantuk, kemudian Joy mulai merapikan leptop dan beberapa buku dimejanya. Joy menoleh dan melihat kini Glad yang sudah terlelap disofa. Joy membawa masuk barang-barangnya ke kamar, kemudia keluar lagi dengan membawa bantal dan selimut untuk Glad. Joy berjongkok tepat dihadapan Glad, memandangi wajah tenang Glad, tanpa sadar Joy tersemyum, tangannya mengusap kening Glad. Joy masuk ke kamarnya untuk tidur, meninggalkan Glad yang telah terlelap lebih dulu.

****

Introvert Girl and Emotional BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang