Glad berada atap gedung, dimana tempat itu adalah menjadi tempatnya dan teman temannya nongkrong atau bisa dibilang bascamp mereka, terdapat 2 buah kursi bekas yang biasa mereka gunakan untuk sekedar duduk santai. Atap gedung itu berada disamping gedung perpustakaan. Glad memandang tajam sambil kedua telapak tangannya mengepal kuat, mata tajamnya terus memandang seorang gadis yang duduk dibawah pohon terlihat membaca buku dan kedua telinganya terpasang earphone. Memandangi setiap gerak gerik tubuh gadis itu. Ingatan bagaimana cara gadis itu memandang laki laki lain, membuatnya kembali marah dan kesal, nafasnya menderu penuh dengan kebencian, entah kenapa dia merasakan hal seperti itu.
Joy terlihat masuk kedalam gedung perpustakaan, tak membuang waktu Glad dengan emosi yang siap meledak berjalan menuju gedung perpustakaan. Joy berada diujung sebuah rak terlihat tengah mencari cari buku. Glad dengan aura dingin mencekam melangkahkan kakinya menuju dimana Joy beridri. Seketika orang orang yang melihat kehadiran Glad terdiam, entah karena auranya yang menyeramkan atau apa, tatatpan Glad membuat orang yang menatapkan seolah dibuat mati dalam sekejap. Tak ada yang berani menyapa atau mengganggu langkanya. Glad berdiri tepat dibelakang Joy. Joy yang merasa ada orang dibelakangnya langsung membalikkan tubuhnya, dan terkejut melihat Glad berdiri di depannya. Matanya semakin tajam memadang mata Joy. Meskipun Joy adalah gadis introvert atau sejenisnya yang tidak memperdulikan apapun, namun jika situasinya seperti ini, tentu saja membuat Joy panik.
“Kau, ada apa? Kenapa berdiri disini?” Tanya Joy dengan nada yang dibuatnya setenang mungkin, namun tentu saja Glad tahu Joy tidak setenang itu. Glad tak memberikan jawaban apapun, namun malah berjalan semakin mendekati Joy menghapus jarak diantara mereka. Joy samakin menekan tubuhnya yang membentur rak dibelakangnya, kedua tangannya mulai terangkat menahan tubuh Glad agar tidak menempel tubuhnya. Mata Glad menggelap dan semakin memandang tajam wajah Joy.
“Glad, aku peringatkan ya, jangan coba coba , atau aku bakal teriak” kata Joy yang semakin panik. Sekarang kedua tangan Glad terulur mengunci tubuh Joy agar tidak bisa lari darinya. Glad mendekatkan wajahnya kewajahnya dan bibirnya tepat berada didepan bibir Joy, begitu dekat hingga Joy dapat merasakan nafas panas dari mulut Glad.
“Aku sangat membenci itu”Kata Glad pelan namun penuh penekanan, membuat Joy mengerutkan keningnya tidak mengerti. Joy mencoba mendorong tubuh Glad dengan sekuat tenanga, namun Glad melah semakin mengikis jarak, sehingga tubuhnya kini hanya terpisah kedua telapak tangan Joy yang sudah menempel didadanya.
“Glad, kau ini kenapa? Kau sudah gilanya, aku gak tau apa yang kamu bicarakan.” Ucap Joy sambil meronta. Secepat kilat Glad menangkap kedua tangan Joy yang meronta kemudian membawa kedua tangan Joy ke belakang tubuh Joy , kemudian menghimpitnya dengan tubuh Joy dan tubuhnya sehingga Joy tidak bisa bergerak. Mata Glad kembali mengunci mata Joy. Dengan kasar, Glad mencium bibir Joy, melumat mengigit tak membiarkan bibir mereka merenggang barang sedetikpun. Seoalah menyalurkan seluruh amarahnya. Joy terus mencoba melepask diri, menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri. Namun bibir Glad terlalu kuat menahan bibirnya. Joy mulai kewalahan dengan aksi ciuman kasar Glad, dan akhirnya menghentikan perlawanannya, membuat Glad melembutkan kulumannya. Perlahan tangan Glad yang sedari tadi menahan tangan Joy terlepas mengusap lembut lengan Joy dan naik keleher menarik dagu Joy semakin memperdalam ciumannya. Keduanya menarik nafas dalam, menempelkan dahi mereka menatap lekat satu sama lain,
“ Jangan menatap pria lain dengan tatapanmu ini, atau aku akan melakukan sesuatu yang lebih dari ini, paham!” Ucap Glad pelan, sedangkan Joy masih tak mengerti dan tak menghiraukan ucapan Glad. Glad mencium kening Joy lembut, kemudian menegakkan tubuhnya. Kedua tangannya membantu merapikan rambut Joy yang berantakan. Kemudian berjalan meninggalkan Joy yang masih bergeming. Glad berjalan dengan wajah yang hangat dan senyum lebar diwajahnya. Semua orang hanya bisa tertegun melihat perubahan itu, glad memasukkan kedua tangannya kedalam saku. Sedang Joy masih memandang punggung Glad, tanganya perlahan mengusap bibirnya yang terasa bengkak. Begitu Glad menghilang, Joy merasa tubuhnya lemas tak bertulang. Joy duduk dilantai menyandarkan punggungnya dengan rak, mengusap dada yang tak berhenti berdebar, pikirannya terbang kesana kemari membuatnya bingung.
####
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Girl and Emotional Boy
RomanceSi cowok yang tempramental ketemu cewek introvert??