V - Confusa

15 6 1
                                    

Aku mengikat rambutku dengan serampangan dan kemudian kembali mengalihkan perhatian pada layar di depanku.
Terdiam sebentar, lalu melanjutkan aktivitasku yang terseling diam.
Yaampun, bahkan dalam hal kecil seperti ini pun aku kembali teringat padamu.
Karet rambut. Saat Raka ingin membelikan kado untuk Caca, tiba tiba kamu membelikan karet rambut untukku.

.♥️.

"Mau ngasih kado apa?" tanya Rai pada Raka.

"Apa aja penting bisa bikin Caca seneng."

"Ya kalo gitu kita bantuin kamu nyari kadonya gimana?-___-" jawabku.

"Emmmmmm... Apa ya?"
"Barang yang simple tapi menurut cewe manis tu apa?" Tanya Raka.

"Bunga?"

"Bisa layu."

"Coklat?"

"Meleleh. Dimakan juga abis."

"Apa dong?"

"Apa ya?"

"Cincin?"

"Dikata mau ngelamar..."

"Ini aja nih. Kalung." Rei menunjuk sebuah kalung berwarna silver dengan liontin berbentuk bunga. Manis sekali. Cocok untuk Caca yang berkulit putih.

"Iya kalung. Sama sama mengikat kayak cincin, tapi kalung lebih dekat ke hati." Ujar Ilham tiba tiba.

"CIAAAAAA dalem bang dalem uhuk." Kataku. Kami semua tertawa.

"Ham, kamu udah ada cewek yang di taksir belom?" Tanya Raka tiba tiba.

"Yang pasti bukan kamu, Ka." Jawab Ilham santai.

"Idiiiih. Saya juga masih normal kali. Eh, berarti ada kan ya?" Tanya Raka lagi untuk memastikan.

Ilham tidak menjawab.

Rai berharap.

Aku hanya menyaksikan. Dalam hati, menyembunyikan harap.

"Adadeh." Jawabnya singkat.

"CIEEEEEE. Terus kapan mau nembak?" Raka memanas-manasi lagi.

"Lah? Emang saya bilang ada? main nembak aja." Jawabnya sewot. Dia salah tingkah.

Setelah membeli kalung yang dimaksud, kami keluar dari toko. Kami pergi ke sebuah restoran cepat saji di dalam mall. Tapi tidak ada yang tau, Ilham diam diam membeli 1 pak karet rambut dengan warna lucu lucu. Kami tetap berjalan menuju restoran yang kami maksud.

"Aduh!" Rambutku yang tadinya terkucir tiba tiba terurai. Entah dimana karet rambutku terputus.

"Nih." Ilham menyodorkan sekotak karet rambut dengan segera.

"Loh? punya siapa? masa Ilham kuciran?" Tanyaku.

"Bukan. Tadi aku beli. Ini pake aja."

"Oh gitu ham?" Goda Raka.

"Iya tadi beli buat kakak. Pake aja dulu. Ntar tinggal boong gampang."

"Makasih ya. Besok ku balikin deh."

"Gausa."
"Ikat rambut mengikat lebih erat. Aku nggak mau kamu pergi." Ilham menggumam pelan.

Aku dengar, tapi tidak mau berkomentar.

.♥️.

LINE!

Ilham B

Besok pulsek temuin aku di green house. Penting.

Hah? Ngapain?
Read 19:37

Dateng aja. Penting pokoknya.

Oke
Read 19:37

Mati aku.
Salah apa aku sama Ilham?
Baru juga temenan masa udah mau musuhan?

Masa mau nembak?

GABOLEH.
Rai suka Ilham.
Masa aku mau nikung Rai?

Tapi nggak suka kalau Ilham sama Rai.

POKOKNYA NGGAK!

♥️♥️♥️

EXPECTANDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang