VI - Amare?

20 6 3
                                    

"Fasyaa, nanti pulang bareng nggak?"

"Nggak, Rai. Aku masih ada urusan bentar di sekolah."

"Urusan OSIS lagi? Yaampun udah mau lulus kok masih ada urusan sama OSIS sih?"

"Enggak kok. Mau ketemu orang."

"HAH?! Siapa? Cowok? CIEEEEEEE"

"Apasih Rai. Aku aja takut. Mungkin aku punya salah sama dia. Mau ditegur."

"Dasar manusia loveless!" Rai menjulurkan lidah tanda mengejek.

"Aku masih bisa merasakan cinta tau!" Aku pura pura marah.

"Mutungan." Dia mengejek lagi.

"Bodo."

"Yaudah. Aku pulang duluan ya. Dadah loveless!"

"Tiati di jalan bocah! Awas kesandung semut!"

LINE!

LINE!

Ilham B

Jangan lupa ke green house.

Aku tunggu.

Oke. Otw.
Read 15:28

♥️♥️♥️

"Aku suka sama kamu."
"Dari awal aku pindah kesini, mataku cuma tertuju ke kamu."

Aku syok.

"Aku suka kamu."
"Mau kan, jadi pacarku?"

Ilham suka aku.
Aku juga suka Ilham.

"Kuncir kemaren sebenernya emang sengaja mau aku kasih ke kamu. Tapi aku ga berani. Cuma kebetulan kuncir kamu putus."
"Karena kuncir rambut mengikat lebih kuat. Aku nggak mau kamu pergi."

Mau nangis.

"Gimana?"
"Jangan cuma diem dong."

Aku nangis.
Gimana kalo Rai tau?

"Jawab aku dong, Fasya."

"Maaf, aku nggak bisa."

"Kenapa?"

"Ada suatu hal. Nggak bisa aku ceritain."

"Kenapa, Sya?"

"Pokoknya nggak bisa!" Aku meninggikan suara.

...

"Maaf. Aku nggak maksud mbentak kamu."
"Jangan kasih tau kalo kamu nembak aku ke siapapun oke?"

"Kasih tau dulu alesannya."

"Kapan-kapan. 2 atau 3 tahun lagi. Tapi jangan kasih tau siapapun."

"Oke."

Dia pergi.
Aku tertunduk.
Aku menangis lagi.

Maaf Rai,
Sebenernya aku juga suka sama Ilham.
Aku seneng bisa tau kalo dia juga suka aku.
Tapi Rai sahabatku.
.
.
.
.
.
Ini rasanya mengkhianati sahabatku?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EXPECTANDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang