HAL PERTAMA

243 22 2
                                    

G-Eazy & Halsey - Him & I

Hana yang tengah terlelap membuka lebar kedua matanya dengan sekejap, ia mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menengok ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul dua malam. Napasnya tak teratur, suara bel pintu rumahnya kembali terdengar, dengan gerakan yang cepat Hana bangkit dan keluar dari kamarnya.

"Eomma? Apa kau mendengar suara bel berbunyi?" Teriak Hana sambil melihat ke celah pintu siapa yang mengunjunginya di waktu dini hari seperti ini.

Sosok laki-laki dengan coat berwarna hitam ditemani dengan topi putih yang menutupi rambutnya itu tengah berdiri di depan pintu rumah Hana. Dengan sedikit terkejut ketika melihat siapa laki-laki tersebut Hana segera membuka pintu rumahnya.

"Choi Seungcheol." Panggil Hana dengan nama asli laki-laki tersebut.

Laki-laki yang sudah dua tahun dikenal sebagai S.Coups SEVENTEEN-sekaligus telah menjadi kekasih Hana hampir selama tiga tahun itu menatap Hana dengan tatapan lelahnya. Lingkar hitam di bawah mata S.Coups saat ini terlihat sangat menonjol, menunjukkan bahwa ia tak pernah memiliki waktu tidur yang baik.

Mata S.Coups menatap Hana dengan tatapan yang kosong, Hana menghela nafasnya kemudian menarik tubuh S.Coups-yang hampir tiga bulan ini tak pernah Hana temui-ke dalam pelukannya.

S.Coups menenggelamkan wajahnya di bahu Hana, gadis itu dapat merasakan bahwa kekasihnya saat ini tengah menghela nafasnya dengan berat. "Apa yang membuatmu datang kemari selarut ini?" Tanya Hana seraya mengelus punggung S.Coups dengan tangannya.

"Dino dilarikan ke rumah sakit." Jawab S.Coups yang membuat Hana menghentikan gerakan tangannya sesaat.

"Dokter mengatakan bahwa Dino sangat kelelahan," lanjut S.Coups sambil memperat pelukannya terhadap Hana. "Selama ini yang ku tahu bahwa Dino memiliki tubuh yang kuat, namun ternyata perkiraanku salah."

Hana melepaskan pelukannya dan mendongakkan kepala untuk kembali melihat wajah S.Coups. Hana tersenyum lalu meraup wajah S.Coups dengan kedua tangannya. "Aku yakin ia akan baik-baik saja, ia hanya perlu beristirahat." Ucap Hana sambil menepuk pelan pipi S.Coups dengan tangannya itu.

"Ia akan dipulangkan pukul lima pagi ini, apa kau bisa mengurusnya nanti di dorm? Pukul delapan kami memiliki jadwal acara." Papar S.Coups.

Hana menganggukan kepalanya, "Apa kau mau beristirahat sebentar di rumahku sampai menunggu pukul lima nanti?" tawar Hana.

"Mianhae karena menganggu waktu tidurmu." Ucap S.Coups seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Hana.

Hana terkekeh, "Setelah hampir dua bulan kau tak pernah menghubungiku atau membalas pesanku, ini merupakan hal yang paling menyenangkan bagiku dikunjungi olehmu pukul dua malam seperti ini."

S.Coups terdiam sesaat, ia baru menyadari bahwa ini memang sudah berlalu selama dua bulan sejak ia terakhir membalas pesan Hana. Ia menarik nafasnya kemudian merebahkan dirinya di sofa, sambil menunggu Hana yang kali ini tengah membuat sesuatu di dapur.

"Apa kabar dengan member yang lain? Kemarin Ibu Wonwoo menghubungiku karena Wonwoo tak menjawab telepon darinya." ucap Hana seraya menaruh satu gelas teh hangat di atas meja dan ikut merebahkan dirinya di samping S.Coups.

S.Coups menarik tubuh Hana agar gadis itu lebih dekat dengannya. "Mereka baik-baik saja, kali ini kami sedang sibuk berlatih untuk fan meeting yang akan dilaksanakan dua bulan lagi."

Hana menganggukan kepalanya. "Aku sangat menantikan fan meeting kalian kali ini." timpal Hana dengan senyum yang lebar.

S.Coups ikut tersenyum, melihat mata bulat serta hidung mancung yang mungil dan bibir yang selalu memberikan senyuman itu membuat S.Coups dapat menghilangkan bebannya untuk beberapa saat.

"Kau memotong rambutmu," ucap S.Coups saat menyadari bahwa Hana kali ini memiliki rambut sebahu. Hana lagi-lagi tersenyum sambil menegakkan tubuhnya dan memegang rambutnya itu. "Apa aku terlihat berbeda? Saat ini di fakultas kedokteran sedang trend rambut pendek seperti ini."

S.Coups tertawa dan menarik kepala Hana sampai membentur pelan dadanya. "Aku tak sabar menunggumu untuk menggunakan jas putih dengan gelar dokter dinamamu."

"Tahun depan aku akan lulus, kau harus hadir dengan membawa bunga yang banyak." tutur Hana.

"Aku tak mau membuat teman-temanmu jatuh cinta padaku, jadi ku kira akan lebih baik jika nanti kita rayakan di dorm bersama member yang lain saja." ucap S.Coups yang membuat Hana menunjukkan raut sedih di wajahnya.

Hubungan keduanya memang dikatakan hanya sekedar orang-orang terdekat saja yang tahu. Semenjak S.Coups memulai debutnya, Hana tak pernah lagi merasakan bagaimana rasanya pergi berdua dengan S.Coups selayaknya sepasang kekasih. Pernah suatu hari mereka pergi berkencan pukul dua malam dini hari karena menghindari para massa yang mungkin saja akan mengambil gambar keduanya.

S.Coups mencium lembut pelipis Hana. "Jika waktunya sudah tepat, akan ku kenalkan pada dunia bahwa dibalik perjuanganku selama ini, terdapat satu orang wanita yang merupakan seorang dokter hebat."

Hana tersenyum lalu menatap wajah S.Coups. Mata yang lebar disertai bulu mata indah dan bibir tebal yang jika tersenyum akan menunjukkan lesung pipit di kedua pipinya itu adalah hal yang paling Hana rindukan akhir-akhir ini.

"S.Coups-ssi." panggil Hana yang langsung membuat S.Coups menahan nafasnya seketika. Pasalnya, kekasihnya itu sangat jarang memanggilnya dengan nama panggungnya seperti itu, kecuali jika Hana sedang berbicara serius.

"Jika kau memiliki waktu yang berat, hubungi aku saja kapan pun kau mau. Aku akan senang hati mendengarkanmu." papar Hana sambil menatap lurus mata S.Coups. "Aku lebih baik diganggu olehmu pukul dua malam setiap harinya daripada harus menunggumu membalas pesanku atau menghubungiku-tapi nyatanya kau tak pernah melakukannya." lanjutnya.

S.Coups menelan salivanya. Hana baru saja menyebutkan kesalahannya karena tak membalas pesan gadis itu selama dua bulan terakhir ini.

"Aku selalu meninggalkan ponselku ketika aku pergi kuliah, berharap jika nanti aku pulang, aku akan mendapatkan balasan pesan darimu meski hanya 'aku baik-baik saja'".

Hana menghela nafasnya. "Aku tahu kau pasti sangat sibuk, tapi tolonglah jangan mengabaikanku sampai dua bulan seperti ini lagi."

S.Coups menghela nafasnya. "Mianhae, bukannya aku tak ingin membalas pesanmu. Aku selalu membacanya, hanya saja aku takut mengganggumu. Aku juga tak ingin menambah bebanmu, kau ini kan selalu sibuk dengan tugas-tugasmu."

S.Coups mengusap pelan pipi Hana. "Tapi mulai saat ini akan kupastikan pesanmu tak pernah ku abaikan lagi." lanjutnya.

Hana tersenyum, menunjukkan bahwa ia memegang janji S.Coups yang nyatanya hampir tak pernah laki-laki itu tepati.

Memoir [SEVENTEEN'S S.COUPS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang