●●●
"Lan. Di manapun lo berada, tolong jangan lakuin hal yang aneh-aneh."
"Di antara banyaknya temen gue, cuma lo yang gue anggap sahabat."
"Butuh gue telepon sekarang?"
"Lan, jangan diem aja."
Pulan meringis.
Dinding kokoh yang membentang dirinya kini terkoyak. Hancur dan melebur menjadi derai air mata yang menganak sungai di sisi-sisi wajahnya yang muram.
Napasnya tidak beraturan. Sesenggukkan dan begitu berantakan. Menunduk, membiarkan layar ponselnya yang sudah meredup menjadi basah olehnya. Setan yang menguasai pikirannya sudah lenyap entah ke mana.
Ia tidak peduli jika setelah ini akan muncul begitu banyak pertanyaan dari sisi lain yang menonton kehancurannya.
Begitu kerasnya ia menahan agar tak akan hancur meski jantungnya sudah berdarah-darah.
"Cuma lo yang gue anggap sahabat."
Sen.
Makasih.
●●●
√ Orang-orang seperti Pulan jangan dikasih nasihat. Mereka nggak butuh nasihat. Percuma kalau kalian kasih nasihat, tapi setelah berlagak jadi Mario Teguh selama beberapa belas menit, kalian ninggalin mereka lagi.
"Lo harus semangat, gak boleh nyerah." Jangan cuma ngomong aja. Siapa yang nyemangatin mereka kalau bukan kalian?
Kalian pun butuh sesuatu untuk jadi penyemangat kalian, 'kan?
Sedangkan mereka nggak punya 'sesuatu' itu. Mereka kehilangan alasan untuk tetap semangat.
This is the reason why so many people committed suicide.
Mereka nggak butuh nasihat. Mereka cuma butuh ditemenin, disayang, dan dianggap ada.
Sesederhana itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepiring Kehidupan
RandomSepiring kehidupan yang sayang kalau dimakan sendiri. Karena hidup harus berbagi; kecuali pacar. Ada yang dilebih-lebihkan, ada yang dikurang-kurangkan. Tergantung kebutuhan. ⏩Genre: Asam Manis Bumbu Rujak