Arin memasuki gerbang sekolah banyak siswa-siswa yang menjauh darinya, mereka terlihat seperti takut terhadap Arin, Arin melihat mereka secara bergantian dan terus melanjutkan perjalanannya.
"Rin, ternyata lo nakal juga yah." ucap seseorang yang berjalan di samping Arin.
"nakal?." batinnya
Semua siswa yang berada ditempat itu mengelilingi Arin.
"yuk." Seseorang menarik tangan Arin yang membuatnya terkejut
"kak Vino." Teriak beberap siswa yang melihat Vino masuk di dalam barisan dan menarik lengan Arin untuk keluar dari kerumunan itu.
Semuanya yang barusan melihat Vino tidak percaya dengan kehadirannya, sudah tiga bulan Vino tidak bersekolah banyak yang mengira dia sudah keluar dari sekolah, Vino sangat popular di sekolah Harapan, bisa dibilang tampangnya duabelas duabelas dengan Roni, anehnya dulu Vino sangat phobia menyentuh tangan wanita tapi siswa-siswa dibuat terkejut dengannya, bagaimana bisa ia dengan santainya menarik lengan Arin.
"Vino." Tiana barusan keluar dari mobil juga melihat adegan dimana Vino menarik lengan Arin, dia tersenyum sinis dan matanya berkaca-kaca seperti akan menangis.
"sialan kau Vino." Ucap Roni saat adiknya telah pergi dari sampingnya.
Kelas XII IPS-1 hari ini sangat berbeda dari hari biasanya suasana dalam kelas itu benar-benar dingin, Roni dan Vino kembali bertemu setelah berbulan-bulan berpisah, jika tidak ada salah satu diantara mereka kelas baik-baik saja tapi hari ini murid dalam kelas itu harus bersabar menerima ujian, mungkin gurupun tidak aka nada yang ingin mengajar dikelas itu jika mereka berdua bertemu.
Bu Tiwi guru bahasa Indonesia sudah memasuki kelas, Bu Tiwi menatap mereka berdua sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"kalian berdua keluar." Perintah Bu Tiwi yang membuat satu kelas berbalik kearah mereka berdua.
"kenapa Bu?." Tanya Roni yang kaget dengan perintah Bu Tiwi.
Vino yang tanpa bertanya sedikitpun sudah berada di luar kelas, mau tidak mau Roni yang melihatnya sudah keluar, harus mengikutinya. Sekarang bukan dikelas lagi yang memiliki suasana dingin, suasana dingin itu sekarang berpindah ke koridor mereka berdua seperti patung tidak ada suara sedikitpun yang terdengar hanya suara-suara guru yang mengajar, beberapakali mata mereka bertatap mungkin mereka membutuh seseorang untuk mencairkan suasana diantara mereka. Setelah menunggu sekitar dua jam Bu Tiwi keluar dari kelas sambil tersenyum seperti dia baru saja mendapatkan hadiah.
Koridor sekolah dipenuhi dengan siswa-siswa yang mencintai jamkos, semua guru-guru rapat dan surga sekolah telah terbuat lebih cepat dari sebelumnya.
"Arin lo kemarin ngga papakan?." Tanya Nada agak gugup
Ia tidak menjawab pertanyaan Nada ia malah tersenyum lalu berdiri dari bangkunya dan meninggalkan Nada sendirian di kelas.
Arin yang tidak punya tujuan ingin kemana ia melihat lapangan basket yang dipenuhi dengan penonton yang meihat pertandingan antar kelas.
"itu bukannya Tiana yah." Arin mendengar seseorang yang menyebut nama Tiana dan segera mencari keberadaan Tiana.
Matanya berhenti pada satu titik seorang gadis yang sangat cantik duduk di taman sekolah seorang diri gadis itu melewati tipe ideal seorang wanita, dia memiliki kulit putih dan body yang sangat diidamkan kaum hawa
"ternyata dia emang cantik." Batinnya
"lo ngapain disini." Vino mengagetkan Arin yang membuatnya refleks hampir terjatuh tapi untung saja Vino memegang tangannya dengan erat.
"eh, ah gu..gue mau eh a...aku mau nonton." Arin sangat gugup hingga terbatah-batah
"pakenya gue lo aja, supaya nyaman."
"Vino." Panggil seseorang dibelakang Vino
Tiana berdiri dengan sangat anggun dia tersenyum lebar kearah Vino.
"udah tiga bulan kita ngga ketemu." Terlihat Tiana sangat bahagia
Dalam hitungan detik saja semua orang berkrumun di antara mereka
"oh."
"oh?. Lo cuman jawab oh doang."
"jadi gue harus jawab apa." Vino makin serius dengan percakapannya
"Tiana jangan bicara sama orang kek gitu." Roni yang dari tadi memperhatikan adiknya mendekati Tiana dia takut jika terjadi sesuatu terhadap Tiana
Seperti yang diduga semua siswa sudah berjalan mundur mereka sudah tahu akan terjadi perkelahian
"maksud lo." Vino yang tadi menatap Tiana berpindah menjadi menatap Roni
"M.U.N –"kata kata Roni berhenti saat Vino melangkah kedepannya
"kalau cari masalah jangan ditempat rame dong, cupu lo." Vino merapikan kera baju Roni
Roni tersenyum sinis lalu meninju wajah Vino yang membuat Vino jatuh dengan sangat keras
"dasar ngga gentle." Saat sadar sudah ditinju Vino membalasnya dengan menendang perut Roni.
Arin yang tidak tahu harus berbuat apa lari ke ruang guru untuk memanggil guru supaya melerai mereka. Tidak ada satupun guru yang bergerak saat Arin meminta tolong.
"tenang aja Rin, mereka akan berhenti dengan sendirinya kok." Ucap Bu Tiwi yang baru memasuki ruang guru
***
Ini castnya
Nama: Roni Firmansyah Aditya
Umur: 19Nama: Vino Febrian
Umur: 19Castnya Arin sementara dicari yah😂, ada yang mau bantu cariin ngga?.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Me
Teen FictionNamanya Arina gadis yang memiliki mata tajam, tapi jika ia tersenyum dia bisa membuat orang yang melihatnya tersenyum. Dia memiliki penyakit yang cukup parah, banyak yang menjauhinya karena penyakitnya. Sudah beberapa kali Arina pindah sekolah tapi...