Suara batuk terdengar di UKS sekolah, gadis itu menggenggam selimut yang membalutnya, Arina sekarang menatap pintu UKS dengan tatapan kosong.
Tok-tok
suara ketokan dari luar menyadarkan Arin yang dari tadi melamun.
"Nada."
"Hai." Ucap Nada singkat dan datang disampingnya
"Bukannya..." Ucapan Arin berhenti
"Lo fikir gue ngga mau temenin Lo lagi." Posisi mereka sekarang berhadapan
"Maaf bukannya gue mau ngejauhin lo, tapi kata-kata Naila mancing gue untuk ngejauhin lo." Sambungnya
"Emangnya dia bilang apa." Tanya Arin penasaran
"Lo pemakai." Kata kata terakhir memelan
"Emang iya." Raut wajah Arin tampak serius
"Serius." Nada berdiri karena terkejut dengan apa yang dikatakan Arin
"Engga lah aku bercanda. Ke kelas yuk." Arin menyingkirkan selimut yang berada disekitarnya dan berdiri untuk bergegas kembali ke kelas.
"Tidak kau harus istirahat." Nada menyilang kan tangannya mengisyaratkan Arin untuk tidak pergi.
Arin berdiri lalu menarik tangan Nada, mereka berdua berjalan di koridor yang agak sepi dikarenakan bel yang sudah berbunyi beberapa detik yang lalu.
"Hahaha dia sangat lucu." Tiba-tiba Nada berbalik karena mendengar Arin tertawa sendiri dan hanya mereka berdua yang berjalan di koridor.
"Arin apa yang lucu." Nada sedikit takut tapi dia memberanikan diri bertanya.
"Orang itu." Arin menunjuk ke arah depan tepat di depan Nada.
Nada tidak tahu harus berbuat apa dia cepat-cepat berlari ke kelasnya yang jaraknya cuman beberapa langkah.
Uhuk-uhuk
Saat Nada yang sudah masuk lebih dulu dibandingkan Arin reflek berbalik ke arah Arin yang batuk.
"Ada apa." Nada mendekati Arin
"Siapa yang merokok di dalam kelas." Ucapnya sambil berbatuk sesekali
" Gue ke toilet dulu." Nada menganggukkan kepalanya tanda mengerti
Di koridor langkah Arin sangat pelan dan tidak membuat suara sedikitpun.
'kenapa juga ada orang merokok di dalam kelas' batinnya
Toilet yang akan Arin kunjungi tidak jauh dari kelasnya hanya butuh beberapa langkah agar sampai di toilet.
Lima langkah dari toilet itu Arin tiba-tiba batuk kembali.
'siapa lagi yang merokok di dalam kamar mandi.' batinnya sekali lagi
Arin berusaha memasuki toilet itu dengan menutup mulutnya dan menahan nafasnya. Satu-dua-tiga langkahnya lagi-lagi terhenti di karenakan seorang pria keluar dari dalam toilet pria.
"Wah segarnya." Ucap pria itu dengan puntung rokok yang ada di tangannya.
"Ro...Roni, lo ah." Arin berhenti sejenak dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju toilet.
Di dalam toilet Arin berkumur-kumur dan mencuci wajahnya, terlihat dia juga mengatur nafasnya, saat merasa lega Arin keluar dari toilet.
"Lo ngagetin gue aja." Tangan Arin memegang dinding yang berada disampingnya saat melihat pria yang tadi ia lihat masih berada di tempat sebelumnya.
" Apa yang Lo lakuin di situ."
"Gue ngga ngerokok." Kepalanya tertunduk seperti tidak ingin menatap langsung mata Arin.
"Terus." Wajah Arin makin mendekat.
"Gue cuman pengen bilang aja."
"Yaudah gue pergi." Arin melambai kearah Roni.
"Lo ngga marah." Tanya Roni penasaran
"Marah?,gue?, Emangnya kenapa, gue tahu emang rokok itu ngga sehat tapi terserah Lo juga sih kalo mau merokok tapi gue saranin kalau mau ngerokok jangan tempat dimana orang selalu berada disitu, karena ngga ada yang tau kalau orang itu jadi rokok Pasih terus dia meninggal kan ngga lucu. Kalo gitu gue pergi dulu." Jelas Arin yang membuat Roni mengangkat sedikit kepalanya dan mata mereka saling bertatap.
Di daftar hal yang paling Arin benci rokok itu masuk kedalam daftar ketiga dia sangat membenci rokok dia pernah mencoba rokok saat dia masih SMP dan keajaiban terjadi, dia harus kerumah sakit karena asapnya sangat mengganggu pernafasannya.
Kreeek...
Pintu kelas sedikit terbuka Arin mengintip dari luar karena penasaran dengan kelas yang sangat hening dari pada biasanya.
"Berhenti." Guru yang berada didalam tiba-tiba membuat Arin mematung diluar akibat suaranya.
'Pak Mario' batin Arin saat ia sudah mencerna siapa pemilik suara tersebut.
Pak Mario membuka pintu yang menampakkan Arin diluar pintu.
" Kamu juga ibu ikut bapak." Tunjuknya.
Arin yang tidak tahu apa-apa benar-benar mengikuti instruktur Pak Mario ia berjalan bersama dua orang yang sedang dihukum oleh Pak Mario.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Me
Teen FictionNamanya Arina gadis yang memiliki mata tajam, tapi jika ia tersenyum dia bisa membuat orang yang melihatnya tersenyum. Dia memiliki penyakit yang cukup parah, banyak yang menjauhinya karena penyakitnya. Sudah beberapa kali Arina pindah sekolah tapi...