Part 2

10.4K 671 5
                                    

Detik demi detik berganti dengan menit. Menit berganti dengan jam, dan jam berganti dengan hari. Radith mulai mengajari Adeta. Mereka belajar setiap sehabis pulang dari les tambahan yang diadakan oleh pihak sekolah. Dan mereka belajar di atap sekolah.

Pernah Adeta memberanikan diri menanyakan alasan Radith yang memilih tempat itu. Dan Radith mengatakan jika itu tempat kesukaannya karena tempat itu tenang. Adeta cukup senang karena kini ia bisa tahu tempat kesukaan orang yang ia sukai.

Hari-hari terus berganti. Kini waktu ujian kelulusan sudah semakin dekat. Radith terus mengajari Adeta belajar setiap hari meskipun terpaksa. Wajahnya tidak pernah tersenyum sedikit pun kepada Adeta. Terkadang Radith juga akan marah-marah jika Adeta lamban dalam menangkap materi yang dijelaskan Radith. Namun, Adeta tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Baginya, bisa diajari oleh Radith dan berdekatan setiap hari, itu bagaikan penyemangat untuknya.

Hari ini, Radith dan Adeta kembali belajar di atap sekolah. Namun, cuaca kali ini berangin dan dingin. Mungkin karena cuaca sedang mendung. Adeta sedang mengerjakan soal yang diberikan oleh Radith. Sedangkan Radith, karena cuaca yang dingin itu menyebabkan dirinya mengantuk. Susah payah laki-laki itu berusaha menahan rasa kantuknya. Namun akhirnya, rasa kantuk itu mengalahkannya. Ia pun tertidur di meja yang mereka gunakan untuk belajar.

Adeta yang tahu jika Radith tertidur, menyelimuti Radith dengan jaket milik Radith yang sebelumnya Radith sampirkan di sandaran kursi. Setelah itu, Adeta kembali mengerjakan soalnya.

Radith masih tertidur ketika Adeta selesai mengerjakan soal-soalnya. Melihat Radith yang masih tertidur pulas, Adeta tidak tega untuk membangunkannya. Adeta memutuskan untuk menunggu Radith sampai bangun. Meskipun udara semakin dingin karena mendung yang semakin gelap.

Untuk mengalihkan rasa dinginnya, Adeta memilih untuk bermain handphone. Entah mendapat ide konyol dari mana, Adeta memfoto Radith yang sedang tidur.

"Maaf, Radith. Aku nggak izin ambil foto kamu. Aku cuma mau punya foto kamu untuk kenang-kenangan." gumam Adeta.

Cukup lama Adeta menunggu Radith terbangun. Bahkan gadis itu juga ikut mengantuk. Untuk mengusir rasa kantuknya, Adeta memilih beranjak dari duduknya dan berjalan ke tepi atap. Berdiri dengan merentangkan kedua tangannya sambil menghela nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Adeta melakukannya berulang-ulang. Sampai-sampai Adeta tidak sadar jika Radith telah bangun.

Radith yang melihat Adeta berdiri di tepi atap sekolah dengan tangan yang direntangkan, mengira jika Adeta berniat akan terjun dari sana. Cepat-cepat Radith bangkit dari tempatnya dan menghampiri Adeta. Radith langsung menarik tangan Adeta begitu dirinya dapat menjangkaunya.

"Aaaa!" Adeta berteriak terkejut karena tiba-tiba Radith menarik tangannya.

Adeta yang tidak siap dengan tarikan Radith, tubuhnya menjadi limbung dan akhirnya terjatuh di atas tubuh Radith. Radith meringis kesakitan karena tubuhnya menahan beban berat tubuh Adeta yang berada di atasnya.

"Cepetan minggir! Badan lo berat, tau!!" desis Radith tajam.

"Ah! Maaf, maaf." ucap Adeta segera bangkit dari posisinya.

Radith bangkit dari posisinya sambil meringis merasakan sakit yang menyerang punggungnya karena terhempas ke lantai. Apalagi ditambah dengan menahan tubuh Adeta. Rasa sakitnya menjadi dua kali lipat.

"Lo apa-apaan, sih?! Kalo mau bunuh diri, jangan di depan gue!" sembur Radith garang.

"S-siapa yang mau b-bunuh diri?!" tanya Adeta bingung karena Radith menuduhnya hendak bunuh diri.

"Trus, lo ngapain berdiri di pinggir atap sambil ngerentangin tangan? Itu tadi apa namanya kalo nggak mau bunuh diri?!" tuding Radith lagi masih dengan ekspresi garangnya.

Ingatkan Aku Kembali (END) PINDAH KE DREAME/INNOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang