Part 1

17.4K 825 9
                                    

"Adeta Putri Lesmana!" panggil seorang wanita berusia sekitar 30-an di depan kelas XII MIPA 3, yang menjabat sebagai wali kelas dan juga guru Kimia tersebut.

"Saya, Bu," si empunya nama berdiri dari kursinya seraya menjawab panggilan guru wali kelasnya yang terkenal dengan kecantikan dan keanggunannya, namun tetap tegas.

"Kemari, dan ambil nilai kamu!" perintah wali kelas Adeta yang bernama Bu Afni Fitri.

Adeta menuruti perintah Bu Afni tanpa mengatakan apa-apa. Ia hanya menatap lurus pada tujuannya, yaitu meja guru dengan jantung yang berdebar kencang.

Adeta menghentikan langkahnya tepat di depan meja guru. Berhadapan langsung dengan sang wali kelas yang hanya dipisahkan oleh sebuah meja. Bu Afni memegang dan melihat kembali lembaran hasil dari ujian Tryout milik Adeta. Kemudian beliau mendongak untuk menatap Adeta yang berdiri di seberang mejanya dengan gugup. Adeta menunggu dalam gelisah. Dia meremas jari jemarinya untuk mengurangi kecemasannya.

"Setelah ini, temui Ibu di ruang guru. Ada yang ingin Ibu bicarakan dengan kamu," titah Bu Afni membuka suara yang semakin membuat Adeta cemas akan nilainya.

"Baik, Bu," jawab Adeta menerima lembar nilai yang diserahkan oleh Bu Afni.

Adeta berbalik dan melangkah untuk kembali menuju kursinya. Perintah dari Bu Afni tadi terus berputar di telinga dan kepalanya hingga ia kembali duduk di kursinya. Perintah untuk menemui wali kelasnya itu di ruang guru, bukan merupakan pertanda yang baik. Itu sudah pasti pertanda buruk untuknya, terutama nilainya. Sudah bisa dipastikan, nilainya saat ini pasti sangat jelek.

Dan benar saja perkiraan Adeta. Begitu dirinya melihat nilainya yang sedari tadi tidak berani untuk dilihatnya, bahunya langsung merosot. Nilainya bisa dikategorikan 'hancur'. Banyak nilainya yang tidak mencapai standart nilai kelulusan. Padahal Adeta sudah berusaha belajar 'mati-matian' untuk dapat menguasai materi pelajaran. Adeta sudah mengikuti les tambahan yang memang diwajibkan untuk diikuti oleh para murid kelas XII di sekolahnya. Bahkan mamanya sampai memanggil seorang guru les privat untuk Adeta.

Tetapi, nilai Adeta masih belum ada kemajuan. Nilainya masih saja hancur. Padahal ujian kelulusan hanya tinggal sekitar tiga bulan lagi. Dan dengan nilai hasil dari ujian Tryout kemarin, membuat hati Adeta sangat cemas. Bila hasil dari ujian Tryout saja nilainya hancur begini, bagaimana dengan nasib nilainya di ujian kelulusan kelak? Tentunya tidak akan jauh berbeda. Itu membuat Adeta sangat takut.

Begitu Bu Afni selesai membagikan nilai-nilai ujian Tryout kepada seluruh murid kelas XII MIPA 3, Bu Afni memperbolehkan semua murid kelas itu untuk pulang karena memang waktu belajar mengajar telah usai. Bu Afni keluar kelas diikuti anak-anak didiknya. Tidak terkecuali dengan Adeta. Gadis itu melangkah keluar kelas dengan lesu.

"Kamu mau nemuin Bu Afni di ruang guru, ya? Mau aku tungguin?" tanya Virny Citra Handoko, sahabat Adeta.

"Hm-mm. Nggak usah. Kamu pasti udah ditungguin sama supirmu," jawab Adeta tersenyum.

"Kamu yakin?" tanya Virny sedikit cemas karena melihat sahabatnya sangat lesu.

"Yakin! Udah sana," jawab Adeta sembari mendorong bahu Virny.

"Ya, udah. Aku pulang duluan. Kalau ada apa-apa, cepet hubungi aku. Ya?" Virny pamit pulang tidak lupa meninggalkan pesan.

"Iya, bawel! Emangnya bakalan ada apaan di sekolah?! Lagian ini masih siang juga. Udah sana! Hust, hust!" usir Adeta mengibaskan telapak tangannya, seperti mengusir ayam.

"Hust, hust, hust. Emangnya aku ayam?!" ucap Virny dengan bibir mengerucut.

"Iya! Kamu 'kan anak ayam aku yang imut-imut. Hehe ...." Adeta mencubit kedua pipi Virny kemudian terkekeh sambil melangkah menuju ruang guru. Meninggalkan Virny yang masih memandangi kepergian Adeta dengan tersenyum.

Ingatkan Aku Kembali (END) PINDAH KE DREAME/INNOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang