Jungkook
Berdiam diri menunggu yang telah pergi bukanlah sikap yang bijak. Setidaknya begitu menurutku. Jika aku menginginkan dia untuk pulang, seharusnya aku datang menjemput. Menjelaskan segalanya dan memohon dia untuk kembali.
Aku memantapkan diri untuk datang menemuinya. Kekasihku. Sayangku. Ditampar, dicaci, atau diusir memang pantas aku dapatkan. Jadi, aku tidak akan takut. Apalagi menyerah. Aku harus bisa membawanya kembali karena aku membutuhkannya. Hatiku butuh pemiliknya di sini.
Bermodalkan rasa sesal dan keberanian, aku mengambil kunci mobil dan jaketku. Meninggalkan rumah untuk menjemput salah satu bagiannya.
Jika ingin bersama, memang selalu mendapat ujian. Seperti saat ini. Baru saja aku akan pergi, gadis yang menjadi orang ketiga dalam hubunganku dan kekasihku datang.
"Jungkook.."
"Kau.."
"Aku ingin berbicara. Sebentar saja. Bisa?"
Aku bimbang. Tentu saja. Di satu sisi aku ingin segera bertemu kekasihku. Tapi, di sisi lain aku juga merasa perlu menyelesaikan urusanku dengan gadis yang ada di depanku ini. Dan untuk kedua kalinya, aku memilih gadis ini dibandingkan kekasihku. Ini yang terakhir kalinya. Ini yang terakhir kalinya aku membuat kekasihku menunggu, aku berjanji. Setelah ini, akan kupastikan rumah ini akan sempurna kembali karena salah satu bagiannya akan pulang.
Tolong. Tolong tunggu aku sebentar lagi, ya?